Rumah bagi sebagian besar orang merupakan tempat ternyaman dimana dapat merasakan cinta, kasih sayang, ketenangan, serta keamanan dari keluarga tercinta dan hal itu juga lah yang saya rasakan tentang rumah. Dalam hidup pastinya seseorang merasakan emosi yang tidak nyaman seperti sedih, marah, khawatir, kecewa, panik, dan emosi lainnya namun ketika berada di rumah dan dikelilingi orang – orang yang dicinta akan selalu timbul rasa tenang karena akan selalu ada yang mendukung dan menerima diri kita.
Jauh dari rumah merupakan hal yang sulit untuk dilakukan. Meninggalkan keluarga tercinta, teman, dan kenangan yang ada di kota kelahiran tentunya terasa berat namun hal tersebut terkadang perlu dilakukan agar dapat mencapai apa yang kita impikan.
Perkenalkan saya Rahmah Fadhilah. Saya akan berbagi cerita tentang pengalaman saat saya pertama kali pergi jauh meninggalkan rumah. Saya lahir dan tinggal di Kota Curup, kota kecil di Provinsi Bengkulu. Sejak kecil saya selalu bercita – cita untuk menjadi seorang dokter. Cita – cita itu pun sangat didukung oleh kedua orang tua saya. Oleh karena itu, saya belajar dengan giat agar nantinya bisa menjadi seorang dokter.
Pada saat berada di kelas 12 saya memutuskan untuk memilih menempuh Pendidikan dokter di Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Saya berusaha dengan keras agar dapat lolos dalam Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK), ujian nasional yang diselenggarakan untuk masuk ke perguruan tinggi. Hasil UTBK diumumkan pada bulan Juni 2022 dan alhamdulillah saya berhasil lolos pada pilihan pertama saya yaitu program studi Pendidikan Dokter di UNS.
Hal tersebut merupakan salah satu hal yang sangat membahagiakan dalam hidup saya karena kerja keras saya terbayarkan dan Langkah saya untuk menjadi seorang dokter sedikit menjadi lebih dekat. Namun di satu sisi ada sedikit perasaan sedih karena saya harus pergi jauh dari rumah dan meninggalkan keluarga saya.
Pada akhir bulan juli 2022 saya akhirnya harus pergi dari rumah dan terbang menuju Kota Solo, kota dimana saya akan menuntut ilmu nantinya. Saya ditemani oleh ayah dan paman saya menuju Solo untuk mencari Kost tempat saya tinggal serta membeli keperluan untuk hidup. Saya ditemani selama sekitar 10 hari dan ketika semua kelengkapan sehari – hari yang saya butuhkan telah tersedia, ayah dan paman saya pulang. Setelah itu saya tinggal sendiri di Kota Solo, menjalankan Pendidikan demi mencapai apa yang telah saya cita citakan sejak kecil.
Masa awal hidup sendiri merupakan hal yang sulit. Saya harus mengurus segala sesuatu sendiri. Tidak ada yang menolong atau pun menemani karena saya pun tidak memiliki keluarga di Kota Solo. pada saat kegiatan perkuliahan dimulai yang diawali dengan masa orientasi atau masa perkenalan, saya cukup kesulitan karena masa orientasi yang padat dengan tugas yang banyak.
Namun, lama kelamaan saya dapat beradaptasi dengan hal tersebut. Selain itu, Saya sering merasa sepi karena saya terbiasa dengan suasana rumah yang ramai dan bayangan tentang rumah pun kerap kali terlintas di pikiran saya. Pada saat sendiri, hal – hal sederhana dapat menjadi membingungkan, seperti memilih makanan apa yang harus dimakan untuk pagi, siang, dan malam bisa membuat saya berpikir lama. Belum lagi kalau timbul rasa malas untuk keluar membeli makan dan akhirnya memutuskan untuk makan mi instan saja.
Selain beradaptasi dengan kesendirian, saya juga beradaptasi dengan Kota solo itu sendiri. Bahasa yang berbeda terkadang membuat saya kesulitan karena saya sama sekali tidak bisa berbahasa jawa. Terkadang ada beberapa orang terutama orang tua yang saya temui tidak menggunakan Bahasa Indonesia, dan akhirnya saya hanya mengiyakan apa yang dikatan oleh orang tua tersebut. Ketika saat perkuliahan pun teman – teman saya terkadang berbicara dengan Bahasa Jawa dan saya hanya bisa mendengarkan tanpa mengerti apa yang mereka katakan.
Selain bahasa, saya juga harus beradaptasi dengan makanan yang berada di sini. Namun makanan tidak menjadi perbadaan yang terlalu besar bagi saya walaupun terkadang saya rindu dengan makanan yang biasa saya makan di rumah. Perbedaan waktu azan pun menjadi hal yang harus saya sesuaikan karena waktu azan di Solo lebih cepat kurang lebih 30 menit dibandingkan Kota Curup.
Banyak hal – hal yang harus saya sesuaikan ketika pertama kali jauh dari rumah dan hidup sendiri. Namun saya sadari tidak segala hal tentang jauh dari rumah merupakan hal yang menyedihkan. Setelah hidup sendiri saya belajar untuk menjadi seseorang yang lebih mandiri, saya belajar untuk keluar dari zona nyaman saya, saya belajar untuk mengatur waktu lebih baik lagi, saya belajar untuk bisa menempatkan skala priroritas saya dengan baik, saya juga belajar mengatur keuangan, dan masih banyak lagi hal yang saya pelajari dengan jauh dari rumah dan hidup sendiri.
Jauh dari rumah merupakan hal yang berat untuk dilakukan karena perlu meninggalkan keluarga dan banyak penyesuaian yang terjadi ketika hidup sendiri. Tetapi bagi saya keputusan untuk hidup sendiri dan jauh dari rumah merupakan keputusan yang tepat karena terkadang kita perlu untuk keluar dari zona nyaman dan belajar melakukan segala sesuatu sendiri untuk bisa belajar banyak hal, mengetahui potensi diri, dan mengembangkan diri.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”