Belakangan, kata privilege (hak istimewa)Â seringkali muncul. Banyak orang menggunakan kata tersebut untuk menyalahkan keadaan diri sendiri yang tak cukup dukungan hak istimewa. Terlepas dari hak istimewa. Kita semua, entah yang memiliki hak istimewa ataupun tidak, pada masanya akan mengalami hal-hal terberat dalam hidup. Misal, kamu terlahir dari keluarga cukup berada dan tiba-tiba keluargamu mengalami kebangkrutan sehingga kamu yang terbiasa hidup nyaman harus membiasakan diri hidup dengan penuh perjuangan. Atau kamu, yang sejak kecil terbiasa hidup bersusah payah demi melanjutkan pendidikan. Tulisan ini untuk kita, yang sedang terjatuh dan berusaha bangkit.
Aku tidak tahu sumber awalnya dari mana namun ada pepatah, "orang susah itu jangan sampai sakit, karena biaya berobat itu mahal". Tapi, menurutku ada kalimat yang jarang orang ucapkan tapi justru sangat penting untuk dipedomani. Kesehatan mental itu adalah hal paling mendasar yang perlu kita jaga, jika mental kita sakit, siapa yang akan bertanggungjawab? pada akhirnya semua orang hanya bisa mengatakan kita lemah tanpa peduli darimana asalnya psikis yang terluka.
Aku seringkali berkontemplasi, sudah sejauh mana aku melangkah, ssudah sejauh mana aku memberi dampak, sebesar apa keberadaanku memberi dampak yang baik. Hujatan yang dikemas dalam bentuk bercanda sudah seringkali aku terima (bahkan sejak aku kecil). Fisikku bukanlah fisik ideal dimata orang banyak. Tinggi badanku tidak pernah bertambah setelah menyentuh angka 150cm. Bayangkan menyakitkannya menerima perkataan "duduk sama rendah, berdiri sama dengan duduk"Â dalam sebuah acara perusahaan.Â
Hingga suatu hari, aku diamanatkan untuk menjadi asisten pribadi salah satu pimpinan perusahaan. Aku mulai belajar caranya berkomunikasi dengan orang lain. Aku mulai menghapal nama-nama pejabat dalam perusahaan besar tersebut. Karena bagaimanapun, aku akan sering berkomunikasi dengan para pimpinan tersebut. Jabatan ini, ternyata banyak mengubahku. Aku seperti terlahir kembali sebagai orang lain. Aku yang pendiam, kini memiliki kepercayaan diri yang melimpah. Belajar untuk berkomunikasi dengan banyak orang, membuatku lebih leluasa untuk memulai pembicaraan. Dulu, membayangkan untuk bisa dikenal oleh orang lain saja aku tak pernah.
Seiring dengan meningkatnya kepercayaan diriku, aku memberanikan diri untuk bergabung dalam sebuah komunitas bahasa. Aku lagi-lagi seperti menemukan serpihan diriku yang telah tergerus akibat dari bully yang sering aku terima sejak kecil. Di  komunitas ini, tidak ada yang mempermasalahkan keadaan fisikku dan tidak ada yang mempertanyakan latar belakang pendidikanku. Saat ini, aku menyadari bahwa selama ini posisiku sejajar dengan semua orang (terkecuali orang tua dan pimpinan-karena ada hierarki yang tak terbantahkan), namun lingkunganku yang lain memaksaku menunduk agar tak sejajar. Aku mulai bangkit dan mencari serpihan diriku yang lain..
Suatu hari, tahun 2015, aku secara tidak sengaja membaca sebuah artikel sangat menarik. Dan aku baca, bahwa siapapun bisa menulis di website tersebut. Pikirku, ini adalah kesempatanku menulis untuk dibaca oleh orang tak dikenal. Sejak kecil, Aku terbiasa menulis untuk menghilangkan rasa jenuhku. Entah itu membuat cerpen maupun sekedar menuliskan kekesalan terhadap apapun. Aku pun bergabung dengan Hipwee.
Sejak saat itu, jatuhku menjadi sebuah cerita. Jatuhku kutuangkan dalam karya. Jatuhku, aku bangkitkan dua kali lebih dahsyat. Ada rasa haru ketika artikelku terbaca dan di share hingga belasan ribu kali. Terlebih ketika karyaku turut terbit dalam sebuah buku. Rasanya seperti mimpi ketika tiba-tiba ada seorang mahasiswi memintaku menjadi salah satu narasumbernya untuk penelitan thesisnya.
Aku yang dulu bukan siapa-siapa dan sering direndahkan kini sudah berevolusi. Aku sudah menjadi pribadi baru yang sedikit lebih kuat. Hingga saat ini, aku masih terus belajar untuk bangkit setiap kali dijatuhkan. Aku terus berkata pada diriku bahwa kesehatan mentalku kini sudah jauh lebih baik dan aku bukanlah orang yang bisa dijatuhkan dengan mudah. Aku akan terus bangkit!
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”