Seseorang yang memiliki jiwa besar tidak hanya di miliki seorang guru di sekolah, namun guru mengaji juga memiliki peran yang besar dalam membentuk akhlak dan pribadi yang baik sejak dini.
Ikhwan (57) beliau adalah sorang guru mengaji tanpa meminta imbalan sedikitpun. Pada tahun 2005 beliau telah memiliki niat untuk mengajar mengaji mulai dari Iqro hingga khatam Al-Qur’an. Beliau juga mengajari do’a sehari-hari, surat-surat pendek, praktek sholat, berlatih adzan, membaca dan menulis dalam bahasa arab.
Beliau mengajar mulai dari anak-anak TK, SD, dan SMP namun beliau juga di bantu oleh istrinya yaitu ibu Robiatun. Ia adalah seorang guru TK dan sekarang ia mengikuti jejak suaminya sebagai guru mengaji. Jika ada acara seperti kumpul guru ngaji di kelurahan, mereka juga yang rela meluangkan waktu untuk menghadiri acara tersebut.
Di Dusun Pencar Sindumartani lebih tepatnya di Masjid Al-Muttaqin tempat menyalurkan ilmu untuk santrinya setiap hari minggu, selasa, dan jum’at pukul 16.00 sore. Beliau dan istriya memulai kegiatan mengajarnya dan membunyikan tape recorder melewati toa masjid sebelum memulai kegiatan yang artinya mengajak santrinya untuk segera ke masjid.
Cara untuk anak santrinya lebih aktif dalam belajar, Bapak Ikhwan pun memiliki berbagai macam perlombaan untuk santrinya. Seperti perlombaan baca dan tulis Al-Quran, perlombaan praktek sholat untuk anak santrinya yang masih dini, lomba adzan, sampai lomba sholawat dan hadroh pun mereka ikuti.
Agar anak santrinya tidak bosan dan hanya menganal lingkungan mereka sendiri, maka setiap tahun sekali Bapak Ikhwan mengadakan liburan ke berbagai tempat seperti Masjid Agung di Semarang, Masjid Kudus dan lain sebagainya bersama orang tua santri menggunakan kendaraan umum yaitu bus. Selain menambah pengatahuan tentang agama, kegiatan liburan tersebut juga menambah semagat para santri untuk belajar.
Selain menjadi guru mengaji beliau juga sebagai imam dan pemimpin pengajian rutin di Masjid. Beliau juga memmiliki jiwa yang ikhlas dalam memberikan ilmu serta di kenal di masyarakat seseorang memiliki pribadi yang sangat baik.
Alasan mengapa beliau memilih guru megaji sebagai profesinya yang ke dua karena ingin membagikan ilmunya kepada santrinya, untuk mengisi waktu luang yang lebih bermanfaat.
Beliau juga mengatakan alasan yang lain yaitu santri dan gurunya sama-sama mendapatkan pahala untuk masuk surga kelak. Begitulah sosok bapak Ikhwan sebagai guru mengaji di desanya yang memiliki jiwa baik dalam pribadinya dan juga dapat mengispirasi warga desa.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”