Jarak mengajarkanku apa makna rindu sebenarnya. Sebagian cinta menilai jarak adalah penyiksaan yang terjadi dalam sebuah hubungan. Sampai – sampai stock rindu terlalu penuh untuk mengharuskan segera bertemu. Bahkan malam telah menjadi candu di waktu yang kelabu. Jarak selalu mengukir rindu di hari-hari yang selalu menderu. Apalagi ketika dengar lagu, mulai lagi bercerita tentang rindu. Seakan rindu tidak ada habisnya dan selalu menjadi bumbu.
Aku merasa lucu, ketika mereka berbicara rindu pada setiap pasangan yang berada di dua lokasi jauh. Sedangkan aku, yang melulu rindu tapi tidak tau siapa yang ku tunggu. Sosok masa depan yang belum bisa ku pastikan. Merindu pada sosok yang masih tersamar dari rongga bayang yang terpapar. Merasa malu, ketika berdiri di depan cermin dan berkata “aku rindu kamu”. Sedangkan aku sendiri saja tidak tau rindu itu apa, rindu itu bagaimana dan rindu itu untuk siapa.
Iyah untuk siapa? Pertanyaan yang selalu berputar di kepala, yang ku tau hanyalah kamu. Kepada kamu, tidakkah juga rindu? Sejauh ini kita masih saja belum bertemu. Setiap kali, aku cemburu dengan keadaan yang mengharuskan masih berjalan sendirian. Aku cemburu pada seorang teman yang selalu bercerita tentang kerinduan. Tentang hubungan yang butuh pengorbanan dan penantian yang mengharap pertemuan. Sosok nyata dan sudah bisa di tampakkan, dan aku?
Usahaku bukan hanya berdiam diri, bahkan aku terus berlari, tapi seakan terhenti untuk mencari ke mana lagi. Aku hanya ingin bertemu imam yang dinanti? Mungkinkah kamu masih menjaga seseorang yang jelas bukan jodohmu? Masihkah kamu bertahan pada seseorang yang malah hanya membuatmu dosa? Ahh kapan kita akan segera bertemu?
Aku begitu yakin, sebenarnya kita ingin bersama tanpa ada batasan jeda. Mengukir cerita perihal dunia dan hal-hal yang menjadi nyata, merajut mimpi dan menepaki nya berdua. Kita ingin berjalan seiring sampai masa tua menggiring. Perkara usia, bukan penghalang untuk bersama. Merengkuh dalam denyut nadi yang akan menjadi satu.
Ahh, nyatanya Tuhan masih menyuruhku merayu pada malam untuk mengadu. Karena Dia lah yang selalu tau apa isi hatiku. Jarak sesungguhnya yang ada di hatiku, masih dalam proses mencari sosok bayang semu, bayang yang belum juga bisa bertemu, yaitu kamu. Masa depanku yang masih saja berbayang abu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”