Long Distance Relationship (LDR) berarti hubungan yang terpisah jarak. Aku lebih suka menyebutnya hubungan jarak jauh. Menjalani hubungan seperti ini bukanlah hal yang mudah. Dibutuhkan kesiapan hati saat hendak memutuskan menjalani hubungan jarak jauh ini karena setiap orang tentu tidak ingin menjalani sesuatu yang nantinya hanya akan berujung sia-sia. Selain itu, akan ada banyak hal yang harus terpaksa diabaikan agar tak lantas rindu untuk bersama menggoyahkan hati.
Empat tahun sudah aku menjalani hubungan jarak jauh dengan mu yang entah sejak kapan sungguh-sungguh ingin ku cintai meski bertatap bukan perkara mudah bagi kita. Tak mudah untuk melangkah sampai sejauh ini. Rasa jenuh, rindu, curiga, sepi, sering singgah dan mengusik cinta. Namun, dengan sigap kau akan menangkal itu semua dengan tutur lembut penenang hati. Aku beruntung memilikimu di hidupku.
Aku sering sekali merasa takut akan kehilangan cintamu. Aku membayangkan jikalau ada sosok indah lainnya yang menggantikan posisiku di hari-harimu yang perlahan akan menggeser keberadaanku di hidupmu. Air mataku kerap kali menetes saat  kau dalam kondisi fisik sedang lemah atau kau tengah penat dengan segala pekerjaan yang menyita banyak waktumu sementara aku tak bisa berbuat apa-apa untuk membuatmu merasa lebih baik.
Aku hanya bisa mendengar semua ceritamu yang tengah kesakitan atau kelelahan dari telepon atau pun video call. Tau kah kau betapa inginnya aku berada di sampingmu saat itu?
Dalam ketidakberdayaan aku memohon agar hatimu tetap untukku.
Sore itu, aku pernah bilang bahwa aku ingin tak lanjutkan hubungan kita. Aku lelah dengan rindu dan jarak yang semakin memberi sekat antara kita. Aku cemburu saat pasangan lain dengan mudahnya melepas rindu dan bertatap kapanpun mereka mau. Aku juga inginkan itu tapi kita tidak bisa. Aku sempat menyerah. Aku memaksa untuk kau tinggalkan saja aku. Sementara aku akan dengan bebas melabuhkan cinta pada siapa saja. Lalu, kau pun berikan kesempatan itu. Kau biarkan hati kita kian berjarak. Aku pikir kau pun menyerah dalam hubungan ini. Lalu kita bebas menjalin cinta yang baru.
Di saat hati kian menjauh, jarak ternyata tak hanya memisahkan. Justru jarak sungguh dibutuhkan saat  hati tengah berseteru. Sebab jika tak ciptakan jarak, mungkin aku tak akan paham akan arti dirimu di hatiku. Aku belajar saat kita berjarak bahwa rasa sayang tak semestinya melepas dan menyerah hanya sebab lelah akan rindu dan cemburu.  Justru seharusnya aku semakin menggenggam erat hatiku sambil meneguhkannya agar tak lantas buru-buru berkemas pergi.Â
Aku kira saat itu aku akan mendapatkan apa yang hatiku mau. Aku kira aku akan mendapatkan kelegaan atas siksaan rindu. Nyatanya aku salah. Justru  jarak mengajariku untuk memahami keinginan hati dan mengajariku untuk tidak egois. Kemudian aku merindukanmu dan ingin kembali mendekapmu serta hempaskan sekat  hati kita. Â
Cinta bukan perilah perasaan saja. Cinta memiliki arti yang lebih luas dari itu. Cinta juga termasuk perjuangan untuk bertahan dan mempertahankan meskipun jarak ribuan kilometer memisahkan kita. Ternyata jarak tak seburuk yang ku kira. Jarak justru memberi ruang untukku lebih mengenal hati, melatih kesetian, melatih kedewasaan perihal waktu untuk sekadar bercerita yang tak bisa setiap saat, menghargai perjuangan, menjaga keputusan hati, dan lebih penting memberiku kesempatan untuk lebih berbenah diri agar menjadi yang terbaik untuk mu yang aku cinta.Â
Aku telah mengatakan pada hatiku kalau aku tak akan ke mana-mana lagi. Meski kita sulit untuk bertatap dan harus bersahabat dengan rindu, aku akan berusaha untuk bertahan hingga semesta cemburu pada cinta kita yang tak kandas meski terpisah jarak. Kita bangun kembali benteng pertahanan hati kita dengan kepercayaan dan komitmen serta jemari yang kian erat saling menggenggam. Meski kita kembali dipisah oleh jarak, namun hubungan jarak jauh ini tak akan menjadi masalah untuk mengukir mimpi bersama. Â Â Â Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”