#JarakMengajarkanku tentang Waktu yang Mendewasakan Arti Rasa Satu Kamu dan Aku

Berhubungan untuk menjadi satu tidaklah mudah bukan masalah sekedar cinta tetapi komitmen dalam membentuk satu hubungan

Hei, Apa kabarmu?

Aku rasa kamu baik-baik saja, kamu ingat kisah kita tidak begitu mudah banyak hal yang kita lalui. Sekarang pun kita sudah berjarak dengan waktu, agar nantinya apa yang kita rasakan sekarang menjadi pembelajaran untuk masa depan kita.

Advertisement

Maaf, aku tak sebaik yang kamu kira dan maaf, jika aku membuat hatimu terluka tanpa sengaja. Kisah yang kita ukir sekarang hanya tinggal kenangan ataukah kamu ingin mengukirnya kembali? Aku pikir itu mustahil, sekarang pun selain jarak yang benar-benar memisahkan kita ada waktu yang membuat kita berdiri dengan ego masing-masing.

Dulu tak masalah jarak antara kita, komunikasi yang terjalin diantara kamu dan aku begitu efektif. Aku selalu ingat, kamu tiap pagi menyapaku dengan semangat, candaanmu yang sering membuatku tersenyum, dan tidak pernah ada hal romantis yang kamu buat untuk aku tapi itulah yang membuat diriku  suka padamu.

Kamu masih ingat, saat kamu peka terhadapku begitu semangatnya dirimu hingga hal-hal kecil sering kamu ceritakan kepadaku. Seperti "lokasimu sekarang dimana?, kamu lagi mengerjakan apa?, serta rencanamu kedepan sering kamu memberitahukan kepadaku" meski aku hanya sering bertanya "kamu dimana?" tetapi kamu selalu menjelaskannya dengan baik tanpa aku minta. Dan hal itu yang membuat aku rindu padamu.

Advertisement

"Aku benci  rindu yang datang dengan tiba-tiba tanpa tahu bagaimana aku melihat mentari tidak seindah dulu."

Komunikasi yang selalu kamu andalkan hanya chatting dan kadang juga kamu menelpon secara tiba-tiba, yang membuatku sering mengeluh dalam hati "tolong menelponlah di waktu yang tepat atau chat dulu sebelum menelpon" agar aku bisa mendengar suaramu dengan yang jelas dan berkomunikasi dengan baik kepadamu. Supaya hubungan kita bisa lancar dengan adanya komunikasi yang baik.

Advertisement

Namun hal-hal yang dulu kita buat hanya tinggal kenangan, karena suatu masalah kita semakin menjauh seharusnya dapat diselesaikan dengan baik tapi ego yang membuat kita tidak mau mengalah dan memahami. Aku dan kamu pasrah begitu saja dengan keadaan, tidak ada yang mau berkomunikasi duluan.

Perlahan-lahan aku mencoba menjauh, agar kamu bisa peka namun kamu membiarkanku begitu saja dan ikut memilih menjauh. Betapa pedihnya hatiku, saat kamu menjauh semakin sulit untuk memperbaiki hubungan yang sudah dibentang dengan jarak.


Kebiasaan yang dulu hanya sebuah kenangan yang terukir dalam memori yang sewaktu-waktu terhapus oleh berjalannya waktu.


Aku dan kamu percaya tentang waktu Tuhan, ketika ku merindukanmu hanya doa yang bisa kuandalkan dan berbicara kepada Tuhan "jika harus ada rindu, jangan hanya aku yang merasakannya Tuhan tetapi aku berharap dia juga merasakan hal yang sama."

Pernah suatu hari, aku membujuk Tuhan untuk membuka pintu hatimu agar kamu jangan menjauh. Namun seiringnya waktu berjalan, aku paham maksud Tuhan bahwa "Tuhan memberikan waktu buat kita untuk saling memperbaiki diri".

"Sejujurnya aku benci membujuk Tuhan untuk membukakan pintu hatimu terhadapku, karena aku merasa bahwa hubungan kita hanya saya saja yang menginginkannya."

Semakin berjalannya waktu, aku mendengar kabar bahwa kamu ada di kotaku. Yang kurasakan bukan bahagia tapi hatiku terluka mengingat sebelumnya kamu pernah mengabariku untuk pulang, keluh kesahmu terhadap kantor yang menyulitkan tiket kepulanganmu kamu ceritakan padaku.

Sekarang tidak ada satu pun yang kutahu tentangmu lagi dan aku merasa semakin sulit untuk membuat hubungan seperti dulu lagi. Apakah aku harus membujuk Tuhan lagi? Pikiranku yakin kini hanya waktu yang bisa menyembuhkan lukaku, rasa sakit yang lalu aku pikir akan sembuh ketika tahu kabarmu namun yang ada menambah rasa sakit luka hatiku.


Kabarmu sebuah rindu yang kusimpan selama ini tapi mengapa rindu seperti luka baru yang baru saja tergores.


Diriku pun sadar, berhubungan untuk menjadi satu tidaklah mudah bukan masalah sekedar cinta tetapi komitmen dalam membentuk satu hubungan, apakah nantinya ego ini menjadi stabil atau karena ego, komitmen yang dibuat hanya sekedar janji yang terucap.

Bukan kah hal ini sangat menyakitkan, walaupun dalam hati kita masih menyimpan rasa tapi aku percaya setiap hari dan waktu yang kita lalui mengajarkan tentang arti sebuah masalah dalam suatu hubungan yang seharusnya bisa diatasi dengan baik, jangan karena jarak bukan alasan tak memahami ego masing-masing.

Akupun belajar arti kehilangan darimu yang sebenarnya tak mudah kulalui, namun keyakinanku terhadap Tuhan begitu kuat membuatku tahu kita hanya perlu bersikap dewasa dalam menjalin suatu hubungan agar nantinya kita tahu arti satu yang sebenarnya.


Sekarang jarak antara kita semakin jauh bukan lagi masalah tentang rindu karena jarak ,tetapi waktu yang membuat kita semakin berjarak. Dengan menjauhnya kamu dan aku, semoga menjadi intropeksi akan ego masing-masing tidak saling menyalahkan, melainkan menjadi dewasa dalam berhubungan di masa depan meski itu bukan aku dan kamu.


Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penyuka winnie the pooh