#JarakMengajarkanku: Pada Akhirnya Kita Dituntut untuk Saling Merelakan. Tidak Perduli Selama Apapun Hubungan yang Kita Jalani

Bukan aku ataupun kamu yang tidak bisa bersama, tapi...

Aku masih ingat ikrar janji yang pernah kita ucap ketika memutuskan untuk bersama dan menjalin hubungan. kita sempat menjalin cinta dari masa aku SMA sampai akhirnya aku menyelesaikan Studi Bisnis ku. Aku yang kala itu hanya gadis kecil yang manja akhirnya memutuskan merantau demi mengejar cita-cita dan dengan berat hati meninggalkan kamu di kota yang terletak di ujung Sumatera ini. Kamu yang saat itu seorang mahasiswa yang sudah terlebih dulu menjejaki kehidupan perkuliahan dengan besar hati menerima keputusanku dan selalu menyelipkan motivasi dan semangat untuk diriku. 

Advertisement

Aku pernah sangat bergantung padamu sampai akhirnya kamupun menggantung hubungan ini. iya, hubungan kita terjalin cukup lama kurang lebih lima Tahun. tapi sayang saat aku menuliskan kisah ini semua itu sudah berakhir, karena jarak kamu mampu hadirkan dia dan Kini yang tertinggal mungkin hanya puing-puing kenangan kita berdua. Apakah benar demikian? entahlah..

“Aku pernah sangat bergantung padamu sampai akhirnya kamu menggantung cintaku”

Selepas dari perpisahan yang terjadi bulan juli tahun lalu maka bulan juli kali ini adalah genap setahun perpisahan kita. Kamu tau selepas berpisah aku setengah mati membangun kepercayaan diri dan berjuang menyembuhkan luka hati sendirian, dimana hati dan pikiranku pernah meronta pada rindu yang terus menghampiri dan pada tangis yang enggan untuk berhenti, selalu setiap malam menahan sesak. 

Advertisement

Pernah saking tidak tertahankannya aku mengirim pesan padamu namun balasan yang aku dapat menambah sesak didadaku hingga akhirnya aku tidak pernah lagi berusaha untuk menghubungimu sampai akhirnya kamu sendiri yang menghubungiku dan terus memasuki kenangan didalam diriku. Aku sempat menanggapimu namun lagi lagi yang terjadi perbedaan pendapat, mengungkit kesalahan yang lalu dan berujung pada keributan yang sudah lelah aku hadapi.

Waktu itu malam pukul 09.00 kamu mengirimkan pesan yang berisi ajakan untuk kembali menjalin hubungan bersama. Lantas aku menjawab secepat itu? Lalu bagaimana luka yang pernah kamu beri. Bukannya menjawab pertanyaan ku tapi kamu malah membalas pesan yang berisikan amarah dan cacian yang sangat menyakitkan hati. Bukan maksud diri ingin menolak namun sikapmulah yang menunjukan bahwa semua ini hanya bualan yang terus kamu buat agar aku terbuai. 

Advertisement

Dimana hatimu sampai kamu tega harus melakukan hal-hal seperti itu padaku, tidak cukupkah semua sakit yang pernah kamu beri setahun yang lalu? Jika sudah begini kamu akan diam, lalu setelahnya membanjiriku dengan spam-spam pesan dan telepon yang tidak jelas dan sangat mengganggu.

“semua ini hanya bualan yang terus kamu buat agar aku terbuai”

 Aku tidak pernah mengerti kamu lagi, sempat dulu saat hubungan kita berjalan tiga tahun aku sangat mengerti dirimu namun setelah itu kamu berubah dan menunjukkan sikap yang sama sekali tidak mampu aku imbangi. Dulu ketika kita ldr kamu sangat baik dan seolah-olah memiliki semangkung kesempurnaan sebagai seorang kekasih namun ketika kepulanganku dari perantauan kamu seperti orang asing yang tidak menghiraukan keberadaanku, ternyata disini kamu punya dia. 

Dia yang baru kamu kenal namun mampu memalingkan kamu dari hatiku, dan pada saat itu kamu tengah gundah untuk memilih satu diantara kami hingga akhirnya kamu mengorbankan hubungan yang telah lama kamu jalani dan berakhir memilih dia. Dengan satu alibi rasamu padaku sudah tidak seperti dulu namun enggan disebut telah mendua. 

Sekarang kamu datang lagi membawa cerita yang terjadi padamu lalu meminta kesempatan untuk kembali. Haruskah kita kembali? Adakah jaminan untuk kamu tidak akan meninggalkan aku lagi? Aku pikir tidak, karena lima tahun bagimu tidak berarti kala kamu mengenal dia yang baru lima hari. 

Mungkin, jika berbicara tentang hati. Kamu benar kamu masih tertinggal dalam hati dan masih ada rasa yang tertinggal untukmu. Namun, apakah iya aku harus menerimamu lagi setelah hatiku pernah kamu buat hancur berkeping-keping? Haruskah aku berikan hatiku lagi pada seorang yang pernah lima tahun menjaganya lalu menyakitinya? Pantaskah aku kembali pada seseorang yang tidak memilih ku saat aku memilihnya? Di mana dia saat aku berusaha bangkit dan belajar tegar menyembuhkan luka yang dia beri? 

Saat aku menahan tangis kamu tengah merayakan rindu bersamanya. Dan saat aku berhasil merelakanmu kamu malah mendatangiku. Kamu, aku sudah kehabisan kata-kata tentangmu. Karena,  Semua pertanyaanku ini hanya akan menyudutkanmu jadi lebih baik kamu berhenti hadir dan mengusik hidupku lagi. Perihal ingin kembali baiknya kamu tarik lagi karena kita sudah tidak mungkin untuk bersama kamu terlanjur asing bagiku dan aku terlalu berat jika harus mengenalmu lagi.

Bukan aku ataupun kamu yang tidak bisa bersama, tapi dia yang kamu hadirkan telah mengunci hatiku untuk namamu. Dan aku sadar pada akhirnya kita dituntut untuk saling merelakan tidak perduli selama apapun hubungan yang kita jalani. Saat ini aku membenarkan postingan banyak akun medsos yang mengatakan bahwa pada saat kamu jatuh cinta ketika sedang bersama kekasihmu maka pilihlah yang kedua karena jika kamu benar mencintai yang pertama maka kamu tidak akan pernah menduakannya.  

Dan teruntuk kamu, mohon maaf jika aku hanya mampu menuangkan semua persoalan hatiku lewat tulisan ini dan tidak mampu membalas pesanmu karena semua sudah cukup jelas, kamu dan aku tidak akan lagi menjadi kita.

Terima kasih untuk lima tahun terindah yang pernah kamu hadirkan dalam hidupku J.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Berawal dari rasa merangkai kata berakhir cerita.