D atas dinginnya malam ini coba kau ceritakan tentang malammu di kejauhan sana. Maka aku juga akan bercerita tentang dinginnya suasana dan sepinya malam ini tanpa kehadiranmu kasih. Cobalah kau ceritakan di kala mentari beranjak tampak dari seberang timur hingga tenggelam di ufuk barat bersama senyuman lebar di raut wajahmu. Maka aku akan bercerita betapa rindunya hari-hariku tanpa hadirnya kau kasih yang tak kunjung lenyap diterpa waktu, entah kenapa rindu itu semakin membanjiri samudraku.
Aku ingin mendengarkan suara syair-syair indah nan tertata rapi yang selalu kau nyanyikan di kala senja. Inginkan aku menggenggam tanganmu di kejahuan dan akan kuceritakan bahwa kau sudah menggenggam hatiku sejak ulat pelahan-lahan menjadi kepompong dan merubah wujudnya menjadi kuku-kupu cantik bak bidadari.
Singkat pertemuan kita, setelah gelar sarjana kau sandang kini kau jauh disebrang kota dengan membawa segudang ilmu yang telah kau dapatkan  dan sejuta rindu untukku. Andai saja waktu ini aku mampu berkata jujur mengenai perasaan rinduku padamu akankah kau beranjak menghampiriku? Dan apa kau juga merasakan hal yang sama sepertiku? Apa justru kau tidak seperti imajinasi yang sudah kususun selama kau meninggalkan tanah rantau?
Tapi tak masalah.
Kini kau jauh di seberang kota  berjuang untuk masa depan begitu juga aku di sini. Jarak mengajarkan kita cara menghargai waktu yang sebenarnya. Jarak mengajarkan kita untuk menjadi dua insan yang lebih sabar menghadapi segala ancaman. Dengan kesetiaan yang saling kami genggam maka, penantian ini tak akan berujung sia-sia.
Aku menyanyangimu tanpa pamrih. Setiap detiknya tak pernah berhenti sesekali. Hanya saja aku tak tau bagaimana caranya untuk menunjukan betapa besarnya rasa ini kepadamu.
Aku menyukaimu bukan karena tampang wajah yang telah diberikan oleh Sang Pencipta melainkan isi pemikiran yang ada di dalam otak kepalamu. Haruskah aku memakai topeng senyumku dimuka umum untuk menutupi kesedihan yang telah dibawakan oleh sang rindu ?
Pikiran cemas dan tak karuan tentangmu selalu menghampiriku hampir setiap hari ketika kau tak kunjung memberi kabar kepadaku. Di sini aku tiada hentinya menantikankan notifikasi nada dering ponsel berbunyi pertanda kabar darimu. Tapi entah kenapa kepercayaan selalu datang tiba-tiba tanpaku minta, dia seolah-olah tak mau jika kala aku diselimuti kemarahan yang membabi buta dan ditutup oleh tangisan darah yang terus mengalir tanpa henti.
Dalam perjalanan untuk hidup bersama, tak perlu mempermasalahkan kebersamaan dalam satu kendaraan. Cukup lewat jalan yang sama untuk menuju tujuan yang sama.
Kini aku sadar waktuku tidak hanya untuk menantimu saja. Biarlah rinduku ini menjadi rahasia yang tidak perlu kau ketahui. Biarkan menjadi sebuah doaku dipenghujung malam. Percayalah Tuhan akan mempertemukan kita untuk melangkah bersama dalam satu atap rumah.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”