Tokek aja saut-sautan, lah aku sama kamu lagi jauhan, beda pulau lagi.
Berbagai cara untuk merindukanmu melewati senyumanmu, tutur katamu, bahkan sandaranmu pada pundakku, itu sangat membuatku rindu padamu. Sekarang kita sedang di rumah masing-masing, ya karena kita masih kuliah dan belum menikah, libur seperti ini pasti pulang ke kampung halaman. Aku sudah merindukanmu sejak mengantakarkanmu ke bandara. Inginku saat itu, menculik kopermu dan menghilangkan tiketmu. Agar kamu tidak lekas pulang.
Pintu keberangkatan menjadi pintu yang paling dibenci oleh semua orang. Pintu itu menghilangkan orang yang sedang dicinta dalam sekejap, entah terbang dengan pesawat atau berangkat dengan gerbong-gerbong kereta. Pintu keberangkatan akan penuh dengan rindu, kehilangan, cinta bahkan benci. Berbeda dengan pintu kedatangan, itu pintu yang paling orang sukai, benarkan? Semuanya menunggu orang yang dicintanya di depan pintu kedatangan. Orang-orang akan menunggu dengan senyum dan perasaan bahagia karena orang yang ditunggunya akan keluar dari pintu kedatangan. Begitu juga aku yang akan menunggu di pintu itu sekitar empat bulan lagi.
Jarak menjadi pemisah utama. Tapi sebenarnya jarak itu tidak ada, hati yang selalu ada padanya atau diriku yang selalu memikirkannya serasa jarak tidak pernah ada. Khayalku selalu tertuju padanya, disetiap lamunanku atau kewarasanku menunggu tubuhnya memeluk diriku. Jarak hanya sebuah alasan bagi orang-orang yang menyerah dengan ketiadaan seseorang. Jarak adalah pilihan, menguatkan atau malah memisahkan. Aku tidak berbicara tentang kesetiaan, karena itu akan berbeda dengan yang dihadapi dengan jarak. Jarak lebih istimewa dari itu, Ia akan memberikan hal yang menarik.
Lagi-lagi di setiap malamku selalu memikirkannya, atau ia yang selalu bertamu pada mimpiku, mimpi yang seharusnya terjadi di dunia. Malam-malam penuh mimpi, semakin menuaikan rasa ingin bertemu. Berusaha untuk bertahan dengan keadaan, tapi tubuh, lagi-lagi selalu cemburu dengan hati yang selalu ada padanya. Hati selalu puas, namun raga selalu protes. Tenanglah anggota tubuh, hari-hari seperti ini akan dilalui, dan harus dilalui, agar mendapatkan hikmah yang berarti, karena itu tujuan kita bersama kan.
Jadikan jarak sebagai tabungan tentang rindu, pertemuan, dan penantian. Kita harus kuat menghadapi jarak. Kunci hati, pakailah sandi dimana hanya kamu yang ketahui. Aku menantimu, setiap kata, setiap kalimat, setiap senyumanmu, di tempat ini, di Kota Yogyakarta.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”