Ada yang Pernah Menjanjikan untuk Menetap, Sebelum Semuanya Berakhir Lenyap

janji menetap

Secangkir kopi, sebuah cookie dan alunan lagu Sampai Jadi Debu membuat seorang gadis teringat akan masa lalunya. Ada yang pernah menjanjikan untuk menetap, sebelum semuanya berakhir lenyap. Jangan ditanya, seberapa sayang aku dengan dirinya pada waktu itu. Apa pun akan kulakukan untuk dirinya. Hingga suatu hari aku benar-benar menyadari bahwa itu adalah imajinasiku sendiri.

Advertisement

Hidup itu seperti tetris. Kamu sebenarnya tahu jalan keluarnya, tapi kamu sendiri yang memutuskan untuk menghambatnya karena kamu tahu, itu adalah masa-masa yang menyenangkan untuk di masa itu. Sampai kamu lupa menyadari bahwa waktu yang kamu miliki itu tidak banyak, kamu berusaha memperbaikinya dari awal kembali. 

Sekarang ini, aku sedang fokus untuk memperbaiki diriku. Dari yang hancur, kembali menjadi seseorang yang berguna untuk sekitar di mana sudah mulai mencintai diri sendiri, dan tidak lebih memikirkan orang lain. Terdengar egois memang, tapi dengan cara ini aku belajar untuk menjadi orang yang lebih merasa Bahagia.

Mari kita belajar satu hal. Jika dari awal hanya ingin singgah, tidak usah menciptakan rasa nyaman. Jika kamu ingin menyalahkan ku dengan “aku tidak pernah memberi rasa nyaman kepadamu. Kamu sendiri yang jatuh hati kepadaku”. Jujur, aku orangnya tidak peduli akan hal itu. Tapi mengapa kamu selalu memberi harapan seolah-olah kamu tidak akan meninggalkanku  dan itu yang terjadi mengapa aku bisa nyaman terhadapmu. 

Advertisement

Aku pernah bercerita satu hal kepadamu. Aku takut kesepian. Apakah setelah kamu pergi pernah berfikir tentang diriku akan hal itu? Soalnya kamu pernah berjanji untuk tidak berubah, menghilang, dan selalu menetap untuk aku. Dan lagi-lagi aku haru menerima kenyataan bahwa waktu akan mengubah semuanya.

Sekarang aku merasa diriku sudah berubah. Dulu aku yang selalu mengejar, sekarang menjadi aku yang menetap. Tidak ada hati yang menetap. Aku tidak membiarkan seorang pun masuk ke kehidupanku. Jika kamu berharap aku akan memohon kembali kepadamu? Maaf, aku sudah menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Apapun yang terjadi kepada kita kedepannya, aku hanya bisa menyerahkannya kepada Tuhan. Karena aku tahu siapa yang menetap kepadaku ketika aku sedang dalam keadaan sulit.

Advertisement

Aku tidak melepaskanmu. Bahkan jika kamu kembali nanti, aku masih ingin menetap bersamamu. Tapi maaf, kemungkinan besar, aku akan menjadi biasa saja. Memerlukanmu sebutuhku. Tidak ada larangan apapun karena aku tahu rasanya di kekang seperti apa. Maaf jika aku pernah setidak percaya itu kepadamu.

Yang satu tidak berani memulai obrolan, yang satu hanya bisa berdoa dari kejauhan. Sekuat itu ego kita dipertaruhkan. Tetap bertahan pada ego masing-masing saja, biar keadaan yang memaksa kita kembali bertemu.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

she really loves caramel coffee