Jangan Tunggu Jadi Bumerang di Masa Depan, Yuk Kenali Diri Sendiri Sejak Dini!

Memahami konsep diri sendiri

Mengenali diri sendiri bukan lah hal yang mudah bagi setiap orang. Masih banyak di luar sana individu-individu yang merasa kesulitan dan bersusah payah hingga harus menemukan seorang spesialis psikiater, hanya untuk mengenali dirinya sendiri. Proses mengenali diri sendiri, merupakan proses pembelajaran agar kita tidak hanya untuk mengenalinya saja. Tetapi, bagaimana kita bisa memahami dan menerima diri kita sendiri secara utuh. Saat ini, pencarian jati diri dan mengenali diri sendiri secara seutuhnya menjadi hal terpenting yang banyak di edukasikan oleh masyarakat melalui situs jejaring media sosial. Salah satunya ialah fenomena self-love yang marak terjadi di lingkungan dunia maya masyarakat, demi membangun tingkat kepercayaan diri terhadap diri mereka sendiri.

Advertisement

Pengenalan diri sangat lah melekat dengan hubungan “konsep diri”. Di saat kita sudah bisa menemukan diri kita yang sebenarnya, konsep diri akan mengalir mengikuti di dalam prosesnya. Menurut Wood (2013) konsep diri merupakan proses yang berkelanjutan, tidak statis dan stagnan muncul saat kita melakukan komunikasi, serta memiliki proses multidimensi dan internalisasi hingga tindakan menurut pespektif sosial. Dari penjelasan tersebut, menggambarkan bagaimana proses konsep diri itu dibentuk secara kompleks dan akan berkelanjutan seiring manusia melakukan perubahan perkembangannya. Pada pembentukan konsep diri seseorang, orang terdekat dan masyarakat di lingkungan sekitar turut membentuk diri kita. Perspektif yang kita bangun diperoleh melalui pandangan-pandangan dari orang terdekat dan juga masyarakat sekitar. Tidak menutup kemungkinan bahwa, kondisi alam atau pun daerah yang sekarang kita tinggali juga membentuk konsep diri yang kita bangun selama ini.

Persepsi yang kita anut dan telah kita serap dari lingkungan sekitar membentuk bagaimana sifat dasar kita sebagai manusia. Seperti contoh dari hal kebudayaan, Indonesia berdiri di dalam kebudayaan Asia yang menjunjung tinggi akan perilaku kesopanan. Kita sebagai seorang manusia yang dilahirkan di Indonesia secara turun-menurun akan mewarisi budaya tersebut yang telah kita peroleh dari ayah, ibu, kakek, atau nenek. Hal ini, menjelaskan secara langsung bahwa sebuah budaya juga dapat membentuk identitas diri kita, sehingga orang lain dapat mengetahui dari negara mana atau dari benua mana kita berasal dan dibesarkan.

Perspektif yang telah mempengaruhi perkembangan konsep diri seseorang dapat diubah, sehubung kita memilah mana yang baik dan tidaknya untuk diri sendiri. Perspektif akan selalu mengalir dan berpengaruh terhadap usaha dalam merangkai makna kehidupan setiap manusia. Cara memilah persepsi yang kita ambil dari lingkungan sekitar menecerminkan partisipasi didalam proses berkelanjutan untuk menemukan diri seseorang yang seutuhnya. Maka dari itu, penting lah harus kita sadari bahwa kebijaksanaan setiap apa yang kita terima memiliki dampak yang serius untuk perekembangan diri seseorang. Agar tidak menjadi boomerang terhadap diri sendiri, kita perlu memahami panduan-panduan dalam mengembangkan konsep diri ini.

Advertisement

Membuat Komitmen Tegas untuk Perkembangan Kepribadian. Prinsip pertama untuk mengubah konsep diri yang paling sulit sekaligus paling penting yaitu berkomitmen tegas demi perkembangan kepribadian. Proses mengubah diri merupakan sesuatu yang menantang karena membutuhkan usaha yang berkelanjutan. Konsep diri tidak bisa dibentuk sekejap mata dan dapat diubah dengan satu tindakan. Butuh jangka watu yang lama dalam mengubah cara pandang kita. Jadi kita tidak boleh membiarkan diri kita merusak resolusi yang telah dibuat. Kita harus sudah siap dalam menghadapi tekanan yang menyertai perubahan.

Pengetahuan sebagai Pendukung bagi Pertumbuhan Kepribadian. Membekali diri hanya dengan komitmen saja tidak cukup untuk membuat suatu perubahan konstruktif terhadap konsep diri. Kita membutuhkan pengetahuan yang luas terhadap konsep diri itu sendiri. Sebagai manusia yang ingin mengalami perubahan harus berpikir kritis mengenai perspektif sosial mana yang akan diterima dan perspektif mana yang akan ditolak. Keahlian dalam membuka diri (self-disclosure) juga harus diasah dalam memahami pengetahuan ini. Proses pengungkapan informasi yang dilakukan oleh diri sendiri dan akan dibantu dengan pandangan orang lain, merupakan cara penting untuk membantu penilaian terhadap diri sendiri. Walaupun sikap membuka diri memliki banyak sisi positif, kita harus bisa menerapkannya di waktu yang tepat. Karena sikap membuka diri dampat memberikan risiko fatal, jika kita tidak bijak dalam pengaplikasiannya.

Advertisement

Menentukan Tujuan Realistis dan Wajar. Usaha dalam mengubah bagaimana cara pandang terhadap diri akan bekerja dengan baik ketika seseorang menyusun target yang realistis dan terjangkau. Jika terlalu menekankan pada unsur perfeksionis, maka terdapat kemungkinan besar akan terjebak oleh target yang tidak realistis. Buatlah target serealistis mungkin agar dapat digapai dengan mudah, dimulai dari tujuan kecil. Jangan pernah membandingkan diri sendiri sekalipun kepada orang yang tingkat kesuksesannya jauh dari kapasitas diri sendiri. Harus ingat posisi yang pas untu membandingkan diri kita dengan orang yang setara, agar tetap merasa bersyukur dan tidak merasa gagal. Menerima diri dengan apa adanya juga termasuk dalam konsep bersikap adil terhadap diri sendiri. Cerminan tersebut lebih menghargai diri kita sendiri untuk mengetahui kapasitas dan kemampuan kita dalam proses berkembang. Seorang individu akan lolod melalui perkembangan konsep dirinya ketika dapat menentukan tujuan yang realistis, membuat komitmen, dan melaksanakan komitmen tersebut sepenuh hati.

Mencari Situasi yang Mendukung Tercapainya Tujuan. Setiap individu dapat melakukan banyak hal untuk menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan kepribadian dengan cara memilih orang dan situasi yang membantu mewujudkan impian tersebut. Kita harus bisa membaca situasi dan memilih orang yang tepat untuk mendukung tujuan hidup yang kita pilih. Selain itu pentingnya berkomunikasi terhadap diri sendiri dapat mempengaruhi harga diri. Dalam hal ini, seorang individu harus bisa mengendalikan sebuah pikiran ke arah yang positif sehingga membangun motivasi dan kepercayaan terhadap kemampuan diri sendiri. Positive self-talk dapat membunuh pesan-pesan negatif dari diri sendiri atau pun orang lain.

Dengan demikian, membangun jati diri ke arah yang lebih baik itu harus membutuhkan proses dan ketekunan untuk menjadi diri sendiri seutuhnya. Jangan pernah berhenti untuk mempelajari suatu hal baru dan menerima setiap kritikan, saran, maupun masukan dengan cara pandang yang luas, agar dapat terwujudnya kualitas diri yang baik.

Referensi

Wood, J.T. (Ed(s).). (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian (6th ed.). Jakarta: Salemba Humanika

Winarti, E. (2012). Pengembangan Kepribadian: Self Disclosure-Interpersonal Skills-Ethics. Jakarta: Lentera Ilmu Cendikia

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini