Jangan Terlalu Baper Biar Enggak Kaya Wafer

Sering baper lihat teman sendiri sudah nikah duluan? Masih mending kalau itu sekedar sahabat atau teman dekatmu. Bagaimana kalau ia adalah mantanmu? Ia dengan langkah pasti mendahuluimu naik ke pelaminan. Bahkan bisa jadi itu adalah pernikahan yang selama ini kamu impikan saat masih bersamanya. Don’t sad, dear! Jangan terburu-buru memutuskan untuk menikah hanya karena lihat doi atau sahabatmu menikah duluan. Karena menikah enggak sebercanda itu.

Ketika seseorang memutuskan untuk menikah, maka ia secara tidak langsung sudah harus siap secara jiwa dan raga untuk menerima segala konsekuensi dari keputusan yang diambilnya itu. Menikah itu nggak perlu buru-buru. Ia bukan tahu bulat yang bisa disajikan secara dadakan. Menikah itu ada prosesnya. Lebih tepatnya untuk menuju ke sana pasti ada banyak hal yang harus dilewati. Enggak semudah itu. Jadi jangan keburu memutuskannya. Kamu perlu mempersiapkan semuanya.

But, buat kamu yang memang sudah siap untuk menikah, coba deh cek beberapa hal dibawah ini untuk memastikan bahwa kamu memang benar-benar sudah siap untuk melepas masa single mu. Dibacanya pelan-pelan ya, jangan sampai gagal fokus.

Pertama, Tujuan Menikah. Apa sih tujuanmu menikah? Udah ketemu belum jawabannya apa? Coba deh tanya dirimu, apa sih tujuanmu menikah? Masih bingung ‘kan? Seringnya para single yang ingin segera menikah tidak tahu atau belum menemukan alasan atau tujuan mereka menikah itu apa. Tentunya ditambah dengan tingkat kebaperan mereka yang tinggi akan semakin membuat diri mereka bingung untuk menemukan tujuan dari menikah itu apa.

Menikah itu bukan hanya sekedar menyatukan dua orang yang berlawanan jenis menjadi satu dalam ikatan sakral saja. Tapi juga menyatukan dua keluarga yang berbeda. Memiliki background yang tak sama dan kepribadian yang belum tentu sama pula. Jika menikah hanya karena baper lihat sahabat apalagi mantan yang udah nikah duluan, itu artinya menikah bagimu masih dalam level keinginan sesaat. Keinginan yang menggebu-gebu karena dalam pikiranmu menikah itu menyenangkan dan hanya akan dipenuhi oleh hal-hal yang membahagiakan saja. Padahal sebenarnya tidak. Menikah itu nggak cuma soal keromantisannya saja yang dipikirkan, karena ketika seseorang sudah memutuskan untuk menikah maka ia harus siap dengan segala macam ujian serta cobaan yang sudah menantinya disana.

So yang harus kamu lakukan adalah kembali meluruskan niatmu. Niat menikah karena apa? Jika menikah hanya karena ingin bahagia, berarti itu salah. Tapi menikahlah karena ingin mengharap ridho-Nya. Tujuan menikah tidak hanya semata-mata ingin mencicipi manisnya romantisme bersama, tapi juga sebagai sarana untuk beribadah kepada-Nya. Jika niat menikah sudah lurus hanya karena-Nya, maka segala hal yang kelak menjadi rintangan dan hambatan akan dapat dengan mudah dilewati. Insyaa Allah.

Kedua adalah Target Menikah. Udah buat target kapan kamu menikah? Tahun inikah? Tahun depankah? Atau malah dua sampai tiga tahun lagi? Tentukan targetmu sekarang! Kenapa harus ditarget? Biar menjadi motivasi dan menumbuhkan semangat diri untuk terus memantaskan diri. Terus gimana dong kalau sampai akhir tahun atau tahun depan masih belum ketemu sama jodohnya? Ya direvisi lah target menikah itu. Emang skripsi doang yang harus direvisi, target menikah juga dong!

Semisal targetmu belum tercapai, coba deh revisi ulang targetmu. Jangan lupa tetap melibatkan Dia dalam menuliskan targetmu itu. Karena tanpa campur tangan dari-Nya, targetmu itu tidak akan bisa tercapai. Apalagi untuk kamu yang memiliki target menikah sebelum usia 25 tahun, jelas menentukan target menikah adalah hal yang penting. Supaya kamu bisa lebih mempersiapkan dan memantaskan dirimu untuk menuju target kapan kamu akan menikah. Biar lebih matanglah istilanya. Agar kamu enggak gelagapan ketika ada seseorang yang tiba-tiba datang melamarmu. Memintamu untuk menjadi penyempurna separuh agamanya. So, sudah tentukan target menikahmu kapan?

Ketiga adalah Yakin. Yups! Terakhir kamu harus yakin dengan dia yang akhirnya menjadi pasanganmu. Yakin bahwa dialah yang memang Tuhan pilihkan untuk menjadi pendampingmu. Masalah kamu mencintai dia atau sebaliknya itu urusan belakangan. Yang penting kamu harus yakin terlebih dahulu. Masalah cinta, ia bisa tumbuh seiring berjalannya waktu. Cinta bisa ditumbuhkan. Cinta bisa dibangun secara bersama-sama. Tapi berbeda dengan keyakinanmu atas dirinya. Yakin itu levelnya diatas cinta. Tidak hanya sekedar mencintai, tapi juga meyakini bahwa dia memang seseorang yang sudah dituliskan dan dipilihkan Tuhan untuk menjadi penyempurna separuh agamamu.

So dear, sudah yakinkah kamu dengan dirinya? Atau malah masih ragu? Jika masih ragu cobalah untuk meminta petunjuk kepada-Nya, karena pada setiap manusia memiliki rasa kecenderungan di dalam dirinya. Maka biarkan Tuhan yang gerakan hatimu dan menuntun langkahmu untuk mempertemukan kamu dengan dia pada waktu yang tepat juga dengan cara yang tepat pula.

Jadi masih mau baper lagi ketika lihat sahabat atau mantan naik ke pelaminan duluan? Enggak perlu baper banget. Bapernya dibawa ke arah positif aja ya, dear. Anggap saja kesendirianmu itu adalah sarana untuk memantaskan dirimu agar kelak menjadi pribadi yang lebih berkualitas.