Setiap orang berhak untuk bermimpi. Bahkan setinggi apapun ituĀ bagi orang lain,Ā semustahil apapun ituĀ oleh orang lain, tak ada salahnya bagi dirimu untuk meletakkan lekat mimpi itu dalam pikiranmu. Karena kau sendiri yang bisa mengukur kemampuanmu, bukan orang lain. Point penting dari semuanya adalah mencoba mewujudkannya. Yang harus kau lakukan adalah bangun dari tidurmuĀ dan wujudkan dengan aksi nyata. Mimpi hanya akan tetap menjadi mimpi jika kita membiarkan diri kita terlelap dalam angan-angan. Selagi bermimpi itu gratis, kenapa tidak?
Pele, pesepak bola nomor satu Brazil dulunya hanya seeorang anak kampungan yang bahkan tidak memiliki sepatu sepak bola. Pakaian saja yang ia punyai bisa dihitung dengan jari. Ibunya yang seorang pembantuĀ dan ayahnya pensiunan pemain sepak bola, tidak memiliki uang yang cukup untuk menyekolahkan Pele di sekolah sepak bola demi meraih cita-citanya. Namun, Pele tetap percaya pada apa yang ia yakini tentang mimpinya. Hingga akhirnya ia mendapat beasiswa untuk meneruskan sekolah sepak bolanya. Bahkan kini ia telah menjadi legenda dalam dunia sepak bola.
Siapa yang tak kenal dengan Pak Habibie? Presiden ke-3 RI yang juga menjadi ilmuwan pembuat pesawat ini adalah seorang yang sedari dulu memiliki kekuatan untuk bermimpi dan bercita-cita dalam dirinya. Meskipun sejak kecil hidup sebagai yatim, itu tidak menyurutkannya dalam bermimpi. Beruntungnya ia mendapat dukungan penuh dari ibunya. Walaupun terbatas secara finansial, ibunya tetap mendukung anak-anaknya untuk menyelesaikan pendidikan setinggi mungkin.
Bicara soal mimpi, saya juga pernah mengalami suatu kejadian yang membuat saya mengerti bahwa terdapat komponen lain dari mimpi, selain perjuangan. Doa adalah jawabannya. Doa tidak hanya menghubungkan 1 jalan antara keinginan pribadi dengan tujuan, tapi juga dengan jalan lain yaitu keridhoan dari Tuhan Yang Maha Tahu mana yang terbaik untuk hambaNya.
Suatu hari, ada seorang kawan yang telah mempersiapkan segalanya dengan matang sebelum datangnya hari ujian. Bahkan orangtuanya mendaftarkan dia untuk mengikuti les di sebuah tempat kursus yang mahal. Sementara ada satu teman yang tidak mengikuti lesĀ dan tetap aktif berorganisasi di kelas dengan usaha belajar yang bisa dibilang ākurangā dari orang pertama. Ketika pengumuman hasil ujian, keduanya sama-sama lulus. Namun ternyata nilai orang kedua, yang masih sibuk berorganisasi dan tidak ikut les di bimbingan belajar dapat meraih nilai yang lebih tinggi dibanding orang pertama.
Ternyata, orang kedua yang masih sibuk berorganisasi dan beraktifitas sosial di masyarakat, selalu menyempatkan untuk meminta doa kepada orang-orang yang ia temui. Ia tak malu untuk menceritakan mimpinya yang mungkin terkesan jauh diluar jangkaunya. Namun ia mematrinya dalam pikirannyaĀ dan memberikan sugesti baik dalam dirinya bahwa ia bisa melaluinya.
Terkadang kepercayaan diri dan doa-doa yang dipanjatkan, lupa kita bawa dalam usaha mencapai mimpi-mimpi kita. Padahal, doa dapat menjadi jembatan antara keinginan kita dengan keputusan Tuhan yang pasti terbaik. Memang, tidak semua doa terkabul. Namun doa adalah usaha juga untuk menguatkan azzam manusia, agar ia terus bersemangat dalam meraih apa yang terbaik untuk dirinya.
Sudah siapkah untuk bermimpi, bangun, kemudian mewujudkannya? Jangan pernah takut untuk bermimpi.Ā Doakan ia dalam setiap langkahmu. Bermimpilah setinggi langit. Karena kata Pak Soekarno, presiden pertama kita, saat kita jatuh maka kita akan terjatuh di atas bintang-bintang. Selagi bermimpi itu gratis, kenapa tidak?
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”