Pengalaman Nabila di Ukraina begitu luar biasa. Ada suka dan duka, asam dan manis serta pahit dan asin berbaur dalam sebuah perjalanan ke negara yang terdengar asing ini. Salah satu pengalaman yang tidak bisa ia lupakan adalah ketika mengunjungi Zaporizhia yang terletak di Ukraina timur. Di sana sangat menyenangkan, di antaranya adalah pengalaman untuk pertama kali bermain seluncuran di salju, lempar salju dan berguling-guling di salju. Selain itu juga karena sudah terbiasa melihat huruf Cyrillic, Nabila bisa membaca dan menulis beberapa kata.
Berpindah-pindah kota di Ukraina setiap 10 hari dengan membawa bagasi naik dan turun tangga, awalnya semua terasa berat, tapi itu adalah bagian dari projek yang ia ambil. Awalnya orang tua menentang Nabila pergi karena mereka berpikir bahwa Ukraina bukan negara yang aman, tapi ia berhasil meyakinkan mereka bahwa Uni Soviet tidak lagi menjadi ancaman sejak dibubarkan pada Desember 1991.
Selain menikmati pemandangan, Nabila juga mengenal tentang budaya, bahasa, kuliner, dan karakter orang-orang di sana. Awalnya ia berpikir orang-orang Ukraina kurang ramah terhadap orang asing, namun setelah mengenal beberapa orang asli Ukraina ternyata berbeda dari yang ia pikirkan.
Orang Ukraina itu ramah, terbuka terhadap orang asing, dan tidak segan untuk membantu. Seperti pengalaman saat Nabila tiba di Ukraina tepatnya di Bandar Udara Internasional Boryspil yang terletak di kota Kiev, mereka membantu dan menunjukan arah stasiun kereta api yang menuju ke kota Ivano-Frankivsk. Di perjalanan pertama kalinya, saat itu udara menunjukan angka -3˚C, namun ia menikmati pemandangan selama perjalanan tersebut.
Di hari ketujuh, Nabila berpindah ke sebuah kota kecil yang disebut Chernivtsi. Kota kelahiran Mila Kunis ini adalah salah satu kota terindah baginya. Di kota Chernivtsi, ia tinggal dengan keluarga angkat orang asli Ukraina (hostfam). Tinggal di sana selama delapan hari sangatlah berarti baginya. Nabila mengenal keluarga kecil yang berangotakan dua orang, Alex dan ibunya.
Mereka menyajikan makanan khas Ukraina yaitu Soup Green Borch, sup yang terbuat dari sayuran dan rasanya sangat gurih. Di rumah hostfam, mereka mencoba rendang yang ia bawa dari Indonesia dan sangat menyukainya. Di kota ini, Nabila dan teman-teman berkesempatan mengunjungi Universitas Chernivtsi yang mendapatkan predikat dari UNESCO sebagai bangunan yang di lindungi karena keindahan arsitekturnya. Selain itu mereka juga mengunjungi Sobor Catedral. Sebuah bangunan gereja berwarna merah muda, sangat mencolok di tengah kota dan putihnya salju. Ini adalah pengalaman pertama kalinya ia memasuki gereja dan kebetulan saat itu ada pernikahan sepasang insan yang berlangsung di gereja.
Kota terakhir dalam agenda adalah Kharkiv. Disana Nabila menghadiri konser klasik di Opera Hall of Kharkiv, hal tersebut benar-benar mengesankan karena orang- orang Ukraine sangat menyukai musik klasik. Nabila juga pergi ke sebuah taman bermain bernama Maxim Gorky Park. Taman ini sangat cantik di malam hari apalagi melihat keindahan kota tersebut dari atas bianglala.
Kegiatan yang di luar agenda adalah ketika ia pergi ke kota Lviv yang terletak di sebalah barat Ukraina, sangat berdekatan sekali dengan negara Polandia. Di sana, banyak sekali gedung-gedung indah dikarenakan dulunya Lviv termasuk daerah Hungaria. Banyak sekali tempat-tempat wisata yang bagus untuk dikunjungi, mulai dari Lviv High Castle, restoran House Of Legends, Opera House, Lviv Town Hall, Lviv Chocolate Factory, dan Cruch of Sts. Olha and Elizabeth Lviv.
Di waktu senggang projek, Nabila bercengkrama dengan teman baru dari berbagai negara. Di antaranya mereka dari Turki, Mesir, China, Yordania, dan Meksiko. Mereka bertukar banyak cerita mengenai negara, kebudayaan, dan bahasa. Ketika berada di kota Kiev, beberapa hari sebelum pulang ke Indonesia, mereka bertemu dengan sesama orang Indonesia yang berbeda proyek dan kota. Sangat menyenangkan bertemu orang indonesia selain keluarga KBRI di negara minim orang Indonesia.
Satu hal lagi yang tidak terlupakan bagi Nabila adalah ketika pertama sampai di Ukraina, ia merasa -3˚C itu tidak ada apa-apanya dibandingkan -18˚C yang dirasakannya ketika pertama kali sampai di kota Dnipro. Sekarang musim dingin telah usai di Ukraina, dan suhu menunjukan 7˚C di hari terakhir ketika akan pulang ke Indonesia. Selamat datang musim semi Ukraina. Pengalaman selama di sana sangatlah berharga dan tidak akan terlupakan. Ukraina mungkin negara yang tidak terlalu populer dan banyak di lirik wisatawan dunia, tetapi negara itu adalah surga, seperti peribahasa yang sangat terkenal “Jangan menilai sesuatu dari luarnya saja” karena pada kenyataannya Ukraina adalah negara yang mampu memikat hati siapa pun.
Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.