Sering kali ketika usia telah cukup dewasa dan beberapa fase hidup telah dilewati, seperti selesainya pendidikan, sudah mendapatkan pekerjaan. Maka fokus hidup seolah akan tertuju pada satu hal yaitu menikah.Â
Melihat mu masih sendiri diusia seperti ini akan membuat keluarga, sahabat, teman, kolega bahkan orang yang baru kita kenal di kereta, bus, atau dijalan akna bertanya. Kapan nikah?
Wajar memang jika itu mereka tanyakan. Sebagian bertanya karena peduli dengan kehidupan mu, sebagian lagi ada memang cuma sekedar iseng-iseng mencari obrolan. Tapi yang lebih parah adalah menghakimi.
Kapan nikah?
Kok blum nikah sih?
Kamu pasti orang pilih-pilih ya
Udah gak usah jual mahal, nanti jadi perawan tua lho!
Jangan mengejar cita-cita melulu, cinta itu perlu.
Kamu jangan cuma menunggu, maju juga nggak apa-apa.Â
Makanya kasih mereka sesuatu, pasti cowoknya bakal tangguh jawab.
Bla..bla..bla…bla…
Siapapun pasti tidak ingin menjadi terdakwa atas apa yang mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa. Karena perihal jodoh, semua pasti tahu kalau itu adalah rahasia Tuhan. Manusia hanya bisa berikhtiar, selam ini tak ada satupun yang bisa menebak atau memastikan kedatangannya.
Ada yang bertahun-tahun bersama tapi tak berujung di pelaminan. Pernikahan tetap dilaksanakan tapi datang sebagai tamu undangan. Ada yang sehari berkenalan langsung naik ke pelaminan. Sangat tidak bisa diprediksi.
Dan untuk masalah memilih, bukankah kita ingin hanya satu pernikahan dalam hidup? Maka menjadi pemilih untuk hal yang hanya sekali seumur hidup bukanlah hal yang salah. Justru menjadi keharusan.
Ada memang orang-orang yang enggan untuk memulai sebuah hubungan sebelum yakin. Betah sendiri dan memilih menggapai cita-cita dulu dan berbagai hal yang lain. Atau tak ingin membangun hubungan yang melanggarnya pemahaman mereka.Â
Lebihnya kita tidak pernah tahu apa yang terjadi dimasa lalu pada seseorang. Bisa jadi ia pernah di kecewakan sedemikian besar, dikhianati, atau ada misi yang belum ia tuntaskan, belajar memperbaiki diri dari segi ilmu agama atau ada yang sangat ingin menikah tetapi jodoh belum terlihat. Apapun itu, satu yang pasti jodoh belum bertemu.Â
Ia masih disimpan, dijaga orang lain, masih menjadi teman, menjadi musuh atau menjadi orang yang tak pernah terpikirkan.
Jika demikian maka kita boleh bertanya, ingat sebatas bertanya. Jangan menjadi hakim untuk hal yang mungkin kita pernah merasakan diposisikan seperti itu. Jangan menjadi hakim untuk hal yang sudah digariskan.
Jangan dengan mudah memberikan label pada seseorang ketika memang masih memilih untuk sendiri. Selama mereka tidak melanggar norma agama dan norma sosial.
Sebab sebagian orang bisa dengan mudah menerima, tapi ada juga yang bisa menjadikannya beban. Bisa dibayangkan jika mereka terfokus pada hal yang harus tak perlu dipusingkan. Mereka akan sibuk dengan hal-hak remeh. Dan bisa jadi meninggalkan sesuatu yang penting untuk diselesaikan.
Alih-alih menghakimi cobalah untuk mendukung. Memberikan solusi atau membantu menguatkan dengan sikap positif yang kita berikan. Do'a mereka untuk segera menyempurnakan ibadah.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”