Jangan Melawan Takdir, Tuhan Lebih Tau yang Terbaik Untuk Hamba-Nya

Takdir kehidupan

Cerita berawal dari seorang gadis yang pernah menyesali takdir akan Tuhannya. Terlahir dalam keluarga yang sangat sederhana, dia berusaha untuk meneguhkan hatinya dalam situasi apapun. Hal yang dapat menenangkan hatinya ketika sedang terpuruk, hanya satu yaitu ibu, panggilan kesayangannya pada wanita yang berjuang mati-matian untuk mengenalkan dirinya pada dunia. Baginya ibu adalah pahlawan segalanya. Tidak ada wanita yang lebih kuat darinya. Dengan keterbatasan pendidikan yang hanya lulus sekolah menengah pertama, ibunya banting tulang bekerja serabutan untuk menghidupi anaknya yang bercita-cita menjadi seorang dokter. Ya, dia bercita-cita menjadi seorang dokter. Karena sering melihat neneknya yang sering sakit-sakitan tanpa punya biaya untuk sekedar membeli obat.

Advertisement

Meski tanpa uang saku, sarapan hanya dengan nasi wadang (nasi sisa hari kemarin) yang dicampur dengan air garam, dia sangat bersemangat menuntut ilmu demi menggapai apa yang dicita-citakan. Hingga ketika usianya memasuki remaja, penyemangatnya bertambah, seorang bidadari kecil, yang juga lahir dari rahim pahlawannya. Di tengah semangat yang sedang membara, datanglah kejutan dari Tuhan dalam hidupnya. Ayahnya sakit keras dan tidak lama kemudian meninggalkan keluarga untuk selamanya. Seketika hatinya hancur. Belum sempat memberikan hal spesial dalam hidupnya. Terlebih ditambah dengan tanggung jawab besar yang harus dia emban, yaitu tanggung jawab terhadap ibu dan adiknya.

   

Di tengah kesedihannya, gadis itu berpikir "siapa yang akan membahagiakan ibu dan adik jika aku berhenti sampai di sini? Aku sungguh ingin memberangkatkan ibu menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Aku harus semakin bersemangat untuk menggapai apa yang aku cita-citakan meski dengan segala kekurangan dan kesulitan!" Dalam waktu luangnya, dia belajar membantu ibunya bekerja sebagai pembatik pada waktu itu. Dia menyisihkan sedikit demi sedikit upah yang didapatnya untuk membantu keluarga menyambung hidup.

Hingga suatu ketika, Saat permasalahan ekonomi keluarganya sangat memuncak, dia harus melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Atas yang kebetulan dibarengi dengan adiknya yang juga harus sudah mulai bersekolah. Dia sempat berpikir akan mengubur dalam-dalam cita-citanya untuk lebih memilih bekerja seadanya demi menghidupi keluarga dan memenuhi kebutuhan sekolah adiknya. Mendengar hal tersebut, ibunya melarang keras tentang apa yang dipikirkan oleh putri sulungnya itu. Dia tidak ingin cita-cita anaknya lenyap begitu saja. Dia selalu berdoa dan berusaha sekuat tenaga agar anaknya tidak putus sekolah sebelum cita-citanya tercapai.

Advertisement

Doa dan usaha ibunya pun terjawab. Siapa sangka, putra sulung dari suaminya atau bisa dibilang anak tiri. Ya, ibu dari gadis itu menikah dengan seorang duda yang sudah memilki 3 orang anak. Anak tiri yang dulu sempat diasuh oleh ibunya sekarang sudah berhasil mencapai cita-citanya dan sudah berkeluarga. Dia datang dan meminta agar putri sulungnya berkenan tinggal bersama dan menjamin segala kebutuhannya termasuk dalam hal pendidikan. Awalnya sang ibu tidak mengizinkan. Namun karena keterdesakan ekonomi saat itu, sang ibu dengan berat hati mengiyakan ajakan anak tiri. Meskipun dalam hati dia tidak ingin berpisah dengan putri sulung kesayangannya. Namun semua itu dia lakukan demi putri sulungnya bisa melanjutkan pendidikan dan menggapai cita-citanya.   

Setahun dua tahun berjalan, ternyata kehidupannya tidak seindah yang dibayangkan. Salah seorang keluarga dari kakak tirinya tidak menyukai dirinya tinggal bersama. Apalagi harus menanggung segala bentuk kebutuhannya. Segala macam cara dilakukan agar sang gadis tidak lagi kuat tinggal bersama dan memutuskan untuk pergi. Namun dengan kesungguhan tekad dalam hatinya, sang gadis tetap bertahan hingga akhir masa pendidikan di Sekolah Menengah Atas walau penuh dengan halang rintang. Di sekolah sang gadis cukup berprestasi dan tidak sedikit membawa nama baik sekolahnya dalam bidang akademik maupun non akademik. Mulai dari olimpiade, pramuka, PMR, dan lain-lain hingga dirinya berhasil menjunjung tinggi nama baik sekolahnya dalam kegiatan kenegaraan yaitu sebagai anggota pasukan pengibar bendera pusaka (PASKIBRAKA) pada tingkat kabupaten.   

Advertisement

Tiba masanya dimana dia lulus Sekolah Menengah Atas. Karena kepandaiannya dalam bidang akademik, dirinya mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke salah satu perguruan tinggi yang cukup banyak diminati para pelajar berprestasi. Namun tidak adanya dukungan material untuk melakukan pendaftaran ulang pada waktu itu, dirinya gagal untuk melanjutkan pendidikannya. Kecewa, sudah pasti. Namun apa boleh buat. Akhirnya sang gadis memutar balik keinginannya untuk menjadi seorang dokter. Dia merubah cita-citanya menjadi seorang Tentara Nasional Indonesia bagian kesehatan. 

Dirinya kini sedang mempersiapkan segala bentuk kebutuhan untuk mencapai cita-citanya, terutama mengasah fisiknya dengan gemblengan-gemblengan yang menjadikannya semakin kuat. Tidak lama kemudian pendaftaran untuk menjadi prajurit dibuka. Dengan penuh semangat dia mendaftar dan melengkapi segala persyaratannya. Tibalah hari dimana dia harus bersaing melawan manusia-manusia yang juga ingin menggapai cita-cita yang sama. Tahap demi tahap dia lalui. Tahap 1 berhasil, tahap 2 berhasil, tahap 3 berhasil lagi, hingga sampai pada tahap terakhir, tahap dimana dirinya semakin dekat dekat keberhasilan. Hingga pada akhirnya, perjuangannya terhenti cukup sampai di sini. Dirinya kembali gagal mencapai apa yang dicita-citakan. Keinginan untuk memberangkatkan haji pahlawannya pun masih belum diberi jalan oleh yang maha kuasa.

Kemudian sang gadis memilih untuk kembali kepada pahlawannya karena merasa cukup atas segala hal yang dilakukan oleh salah seorang keluarga kakak tirinya. Satu-satunya jalan yang bisa dia tempuh hanyalah dengan bekerja. Berbekal ijazah SMA dirinya di terima sebagai karyawan toko di sebuah pasar tradisional. Dimana dia harus bekerja dengan sekuat tenaga dan pikiran, karena atasan yang kurang peduli terhadap bawahan. Walau begitu, dia tetap bekerja dengan semangat. Semangat untuk menghidupi dan membahagiakan orang-orang tercintanya.   

Di tengah perjalanan hidupnya yang berliku, Tuhan kembali mengirimkan kejutan. Tapi kali ini kejutan yang benar-benar membahagiakan. Tuhan mengirimkannya seorang lelaki tampan, baik budi pekertinya, juga berakhlak mulia. Seorang pangeran yang sangat serius ingin membina rumah tangga bersama dan menuntunnya menuju surga. Dengan dukungan restu dari masing-masing keluarga, sang gadis dan pangeran pun resmi menjadi pasangan yang siap membangun rumah tangga bersama menuju ridho-Nya. Betapa bersyukurnya sang gadis atas segala takdir yang Tuhan berikan. Kini dirinya telah memiliki pendamping yang begitu mengerti dan menerima segala keadaannya.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nama lengkap saya Priska Syarafa, biasa dipanggil Priska. Saya lahir di Pekalongan 04 Juli 2000. Alamat saya berada di Dk. Pejaten RT 02 RW 01 Ds. Kedungkebo, Kec. Karangdadap Kab. Pekalongan