Jangan Hanya Mengikuti Keinginan Dunia Saja, Fokus Pada Dirimu Sendiri!

Ah, hidup, semakin diikutin semakin bikin pusing

Hahaha.. SAemakin ke sini hidup terasa semakin berat bukan? Dunia selalu berubah. Kita tidak bisa lagi menggunakan barometer yang sama untuk mengukur zaman dengan barometer pada masa orang tua atau kakek-nenek kita dulu.

Advertisement

Sekarang perubahan terjadi demikian cepat. Popularitas tidak pernah bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama. Apa yang trend hari ini, dua tiga tahun mendatang sudah dibilang kuno. Apa yang populer hari ini, dalam waktu dekat dipandang sebagai simbol ketertinggalan. Dan anehnya kita berlomba-lomba untuk yang sementara itu.

Kita, manusia modern tidak punya cukup waktu untuk memantapkan identitas. Sebuah ciri yang tetap di setiap perubahan. Bukannya tidak mungkin, tapi sudah bukan? Aku paham betul sebuah ketakutan tertentu ketika berhenti pada sebuah pilihan. Sebab, itulah tidak banyak orang yang berani menunjukkan dirinya kepada dunia, dan lebih memilih untuk terombang-ambing dalam tuntutan dunia. Ya kebanyakan dari kita tidak berani mengambil risiko.

Apa itu dunia? Realitas yang ada di luar diri sendiri. Apa-apa yang bergerak maju, senantiasa berubah-ubah, tidak pasti. Ia datang menggoda, mengintimidasi sisi ingin—nafsu— kita yang senantiasa ingin dipuaskan. 

Advertisement

Ayo Kembali pada Diri Sendiri

Sebenarnya bisa kok kita mengambil sikap pada realitas. Ketika realitas tampil dalam bentuk demikian rupa, atau kita yang datang padanya yang sedang berhias tatkala berhadap-hadapan dengan realitas selalu ada pilihan. Menerima mentah-mentah atau menerima dengan sadar. Atau, bahkan menolak dengan mengambil risiko dicap sebagai manusia norak dan kuno.

Advertisement

Menjadi penerima, pemakai, penikmat atau ambil bagian sebagai pembedah, pembentuk, pemakna, pembentuk pendesain. Lagi-lagi itu semua merupakan pilihan. Bagaimana dengan pilihan menolak seperti, nggak dulu deh,? Tetap menjadi pilihan, tapi rasanya bukan posisi yang cukup menguntungkan.

Lantas harus bagaimana dong? Tinggalkan realitas itu sendirian, pulang pada diri sendiri. Mari berfilsafat sedikit, nggak yang berat-berat kok, tenang. Coba ingat lagi perkataan guru SD kita, bahwa setiap hal itu memiliki lawannya. Atau nasehat guru ngaji kita, Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Ada kaya ada miskin, ada siang ada malam, ada tawa ada tangis, dan seterusnya.

Nah diri kita ini, dirimu itu lawannya bukan sekadar diriku atau dirinya. Tapi semua yang ada di luar 'dirimu' itu. Realitas, semua yang kamu hadapin dalam hidup. Tuntutan gaya hidup, pandangan orang lain, gadget terbaru, outfit paling modis.

Jika kamu menerima realitas apa adanya, kamu hanya akan menjadi penerima, pemakai, penikmat, dan terombang-ambing di dalamnya. Mengubahnya pun sedikit sulit. Tidak akan ada yang akan mendengarkanmu berteriak-teriak bahwa ngopi di warkop itu lebih nikmat dari ngopi di cafe mahal.

Aku tunjukkan cara yang lebih mudah biarkan realitas. Jangan habiskan tenaga untuk memikirkannya. Memikirkan bagaimana cara punya pacar seperti orang-orang, punya Iphone seperti orang-orang, punya hal-hal yang menurut orang-orang sebagai sesuatu yang worth it lainnya.

Pedulikan saja rencana-rencana besar yang telah kamu buat. Fokus saja ke sana. Jika belum punya gambaran, bikin dari sekarang. Lakukan apa yang memang membantumu tumbuh sebagai manusia. Segala sesuatu yang memang diperlukan untuk mencapai target-targetmu.

Misalnya kamu punya rencana kuliah keluar negeri, maka yang paling kamu butuhkan itu adalah buku-buku untuk belajar, ruang-ruang yang beriisi ilmu pengetahuan. Bukan gawai yang menaikkan status sosial, atau ngobrol tidak jelas di cafe-cafe yang katanya Instagramable. Tentu saja kamu boleh bersantai-santai, sekali-kali menikmati hidup. Tapi jangan sampai karena ingin ikutan dunia, kamu lupa rencana yang kamu buat.

Yok, jangan mau kalah!

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis adalah seorang mahasiswa jurusan Hukum Tata Negara di UIN Imam Bonjol Padang. Kesibukan sebagai mahasiswa selain kuliah adalah organisasi. Beberapa tulisan penulis telah dimuat baik di media cetak, buku antalogi, dan media online. Penulis menaruh minat yang dalam terhadap filsafat, politik, dan sastra. Penulis dapat dihubungi di osckardo4575@gmail.com