Jangan Hanya Karena Dikejar Deadline Pernikahan, Kamu Asal Memilih Pasangan

Jangan asal milih pasangan

"Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca Hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim"

Advertisement

Tidak dipungkiri awal kebangkitan wanita di Indonesia adalah semenjak adanya pejuang wanita yaitu R.A Kartini, semenjak itu terjadilah emansipasi wanita yang artinya sebuah perjuangan untuk mendapatkan kebebasan dalam memperoleh kesempatan yang sama.

Wanita berhak memperoleh pendidikan yang sama untuk bisa meraih apa yang dicita citakan.Tapi tetaplah harus ingat bahwa kodrat wanita adalah menjadi istri yang berbakti kepada suaminya dan ibu yang baik untuk anak – anaknya. Kesempatan menjadi wanita karier memang terbuka lebar, tapi jangan sampai meninggalkan kodratnya sebagai wanita seutuhnya.

Sebagai contoh wanita indonesia yang sedang marak dibicarakan dan  pasti sedang menjadi inspirasi seluruh wanita di seluruh pelosok negeri ini, beliau adalah Sri Mulyani Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D adalah wanita sekaligus orang Indonesia pertama yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Namun peranan sebagai wanita yang hebat beliau tidak melupakan tugasnya sebagai istri maupun sebagai seorang ibu, beliau begitu apik menjalankan kedua peran tersebut.

Advertisement

Kalau Bu Sri Mulyani saja sudah malang melintang dalam karir maupun rumah tangga denga prestasi yang begitu luar biasa. Lalu kalian yang hanya bermalas- malasan kerjaannya kok sudah mulai protes sama Tuhan, mana jodohku? Hihihi memalukan!!!

Jodoh itu soal usaha, kalau kita sudah berusaha untuk memantaskan diri, kita pasti mendapat jodoh yang pantas juga.hanya tinggal menunggu waktu yang tepat saja,terkadang menurut kita sudah pas waktunya tapi menurut Tuhan belum pas waktunya. Maka bersabarlah, dan berbaik sangkalah sama Tuhan, mungkin saat ini kamu masih dikasih kesempatan untuk belajar lebih banyak lagi, bekerja lebih baik lagi dan kesempatan untuk menghabiskan waktu dengan keluarga dan teman – teman lebih banyak lagi.

Advertisement

Karena semua akan berubah otomatis ketika kita sudah menikah nantinya, kita harus sudah bisa membedakan mana yang prioritas dan mana yang bukan.kita juga bisa belajar mempersiapkan rumah tangga dari orang tua, saudara atau teman – teman yang sudah berumah tangga terlebih dahulu.

Karena pengalaman itu tidak selamanya harus kita yang mengalami terlebih dahulu, justru belajar banyak pengalaman dari orang lain juga merupakan cara yang cerdas yang harus kita lakukan apalagi kalau pengalaman yang kurang baik jadi jangan sampai hal yang tidak baik itu bisa terjadi dalam kehidupan rumah tangga kita nanti, ya walaupun tidak ada yang sempurna didunia ini, karena kesempurnaan hanya milik Allah, tapi setidaknya kita sudah berusaha maksimal menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Nah, disinilah kenapa kita dituntut untuk sangat berhati – hati dan selektif dalam memilih pasangan hidup karena dia lah nantinya yang akan jadi imam kita, yang akan membimbing kita, mengingatkan ketika kita salah dan tentunya akan menentukan masa depan kita dan anak – anak kita kelak.

Jangan sampai terburu – buru apalagi sembarangan dengan alasan kita lelah menunggu dan sudah tidak kuat mendengar omongan – omongan dari lingkungan sekitar yang terkadang sangat  mengintimidasi kita. Ingat memilih pasangan bukan seperti kita memilih baju di mall, Ketika kita terlanjur membeli dan tidak cocok bisa saja langsung kita buang atau bisa kita berikan ke saudara atau teman kita.

Ini pasangan, dia itu benda hidup yang punya pikiran dan perasaan, lalu  apa mungkin  kita tega membuang atau memberikan ke teman kita pada saat kita menemukan banyak sekali ketidakcocokan dengan dia. Pasti kita akan berpikir berkali – kali untuk itu apalagi kalau kita sudah dikaruniai anak, maka membuat keputusan untuk berpisah tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.

Kita harus menghargai dan memahami perasaan keluarga kita, anak – anak kita kalau seandainya terjadi kegagalan dalam pernikahan tidak serta merta kita hanya memikirkan keegoisan kita sendiri. Dan sudah pasti anak – anak-lah nanti yang akan pertama menjadi korban, dan menjadi anak korban broken home sangatlah tidak enak dan tidak diinginkan diseluruh anak didunia ini dan saya yakin tidak ada didunia ini manusia yang bercita – cita ingin berpisah dengan pasangannya pada saat sudah menikah.

Untuk mendapat pasangan yang kita inginkan kita juga harus memantaskan diri, jangan hanya punya keinginan yang kuat tapi tidak disertai ikhtiar yang kuat juga, kalau hanya keinginan saja yang kuat itu sama saja bagai pungguk merindukan bulan, jadi mustahil itu terjadi. Jangan pernah bangga kalau kalian dikaruniai wajah yang cantik dan ganteng oleh Tuhan kemudian kalian menganggap semua akan terkendali.

Dan jangan pula kalian merasa sombong dan merasa aman kalian terlahir dan berada dikeluarga yang serba kecukupan atau kaya raya yang konon katanya sampai tujuh turunan gak habis – habis.itu sih jaman dahulu kala di dongeng – dongeng kerajaan. sekarang ini jaman semakin susah perkembangan jaman semakin cepat kalau kalian hanya mengandalkan fisik sudah pasti kalian akan tertinggal jauh.

Ayo bangun, kita ini hidup didunia nyata, segala sesuatu bisa terjadi kapanpun, persaingan semakin ketat dan rumit siapa yang cerdas dia akan bertahan bukan siapa yang kuat dia yang akan bertahan. Saat ini hidup yang kita andalkan adalah otak yang cerdas bukan fisik yang menarik saja,jangan salah mengartikan fisik tidak penting, Keduanya saling berkaitan namun fisik hanyalah pendukung sedang tokoh utamanya adalah otak yang cerdas.  

Hal paling penting yang harus dilakukan oleh kita  adalah dekati saja dulu Tuhannya, baru dekati Ciptaannya. Jangan sampai kalian terlalu menggebu – nggebu mendekati ciptaanya, dan melupakan Tuhan itu sama saja sombong karena segala sesuatu yang terjadi didunia ini semua atas ijin-Nya. Ketika ia berkehendak maka apapun bisa terjadi,bahkan terkadang diluar apa yang kita bayangkan selama ini.karena apa yang terbaik menurut kita, belum tentu yang terbaik menurut Allah.

Jadi, kamu masih harus menunggu sampai jodohmu benar – benar datang di saat yang tepat dan waktu yang tepat. “Jangan sampai karena dikejar deadline pernikahan, kamu asal memilih pasangan” hidup ini Cuma satu kali berhati – hatilah,jangan sampai kamu mengalami penyesalan seumur hidup kamu gara – gara salah memilih pasangan dan hidup sepanjang hari dengannya.

Mulai saat ini kalian harus jadi pribadi yang lebih kuat dan punya prinsip, jangan dengarkan perkataan orang lain seperti terlalu pemilih / selektif dalam pasangan bahkan terkadang dibilang tidak laku lalu menjadikan kamu lelah menunggu jodohmu yang paling tepat. Ingat mutiara terbentuk saja melalui proses yang sangat panjang, apalagi kita sebagai manusia yang diberi akal dan pikiran, seharusnya lebih kuat menerima segala ujian dan persoalan hidup ini. Rumus hidup itu cuma satu ketika dalam diri kita sudah ada keyakinan yang sangat kuat maka terpaan apapun akan membuat kita semakin kuat.

Yang menentukan kita menjadi siapa? Adalah kita sendiri, yang menjadikan kita berjodoh dengan siapa? Adalah diri kita sendiri. Segala sesuatu selalu dimulai dari diri sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Nama : Dyah ayu hana novianti Lahir : 13 Desember 1991 Pendidikan : Universitas Trisakti ( 2008 )

Editor

Not that millennial in digital era.

3 Comments

  1. Bagaimana jika ada yang mau melamar tapi kita ada keraguan mengenai kemapanan dia… Sedangkan untuk masalah iman sudah sejalan dan masalah kedewasaan serta kenyamanan sudah didapat… Namun, balik lagi ke masalah finansial… saya masih ragu dengan kemapanannya… mohon advicenya… :’)

  2. Silvano Rikiputra Baru II berkata:

    kalau aku nggak pusing cari pasangan dan gak perlu ini semua karena memang pada dasarnya aku memang tidak ingin menikah seumur hidup dan lebih memilih jadi jomblo abadi tang sukses dan berhasil dan hidup sebebas bebasnya sampai Tuhan panggil aku

  3. Silvano Rikiputra Baru II berkata:

    Kalo aku sih udah nggak mau pusing lagi memilih pasangan karena aku sudah bertekad untuk tidak pacaran dam menikah seumur hidup sampai Tuhan panggil aku