Setiap pertemuan takkan lepas dari sebuah perpisahan, entah cepat maupun lambat pastinya itu akan menghampiri meski tak kita ingini. Dalam sebuah hubungan, pacaran misalnya, sebagaimana hal yang paling fenomenal di kalangan kawula muda yang mengagung-agungkan gema tali kasih sayang berbalut hubungan itu, sampai-sampai lupa makan atau bahkan lupa diri yang katanya dihantui rindu sebab sudah beberapa hari tak bertemu.
Menyangkut bahasan tentang suatu aliansi hubungan melalui kesepakatan yang disetujui bersama ini sedikit menarik. Sebab banyak kecendrunganan yang tiada kita ketahui pasti bagaimana itu diakhir nanti. Mungkin saat kasih sayang itu terjalin dengan baik akan terlihat harmonis dalam humanismenya, tetapi ketika terselip pada suatu masalah lalu mengungkapkan kata berpisah itu besar kemungkinan akan mengata-ngatai pasangannya sendiri. Beginilah, begitulah, hingga pada akhirnya setelah keduanya terbebas dari ikatan namanya pun berubah jadi "mantan" bukan lagi nama pemberian parents yang di sebutkan setiap kali seseorang menanyakan. Kamu juga begitu kan?
Mengenai hubungan seringkali kita merasa teraniaya olehnya, apalagi semasa menjalin hubungan lagi sayang-sayangnya, lagi berat-berat merindukannya! Eh tau-tau dia selingkuh. Konon lagi selingkuh dengan teman sendiri, hemm! Rasa sakit itu bahkan sedunia bukan lagi separuh hati. Pasalnya, ketika mengalami hal tersebut kau tentu sangat kecewa dan bahkan menyebutnya dengan sebutan-sebutan yang tidak wajar, sering blak-blakan, sebab perasaan itu berbanding lurus dengan ucapan, banyak variasi malahan. Seperti; "buanglah mantan pada tempatnya," bila ungkapan ini kembalikan pada hakikat kata aslinya tentu seorang mantan adalah sampah! atau dengan kata lain yaitu sesuatu yang tak dimanfaatkan lagi. Rongsokan gitu, wah bila dipikir-pikir! terlalu sadis ya kan? Lalu adalagi nih yang lebih parah "baru nyadar ternyata gue sosok penyayang binatang! Buktinya kamu yang kayak anj*ng aja pernah jadi mantan gue," duuh… ungkapan ini pedas menyayat hati loh, wadaw.
Adalagi nih "pada masanya mantan akan kembali ke habitatnya masing-masing" hmm pertanyaannya, emang mantan itu seperti kutu loncat ya? Yang kembali ke habitatnya ketika padi telah masa panen? Atau seperti kera hutan! Selesai nyuri pisang warga lalu ia kembali ke hutan belantara." Aduh jangan begitulah, kasian tau! Ntar nih Indonesia lebih banyak kebun binatang dari pada manusianya. Kalau begini ceritanya bisa-bisa hewan yang bayar tiket nontonin manusia. Wah jangan sempat lah, ya…!
Padahal tanpa kita sadari kita juga hanyalah seorang mantan, dan lho bakal tahu itu ketika bekas pacarmu bercerita ke orang lain atau jika ada yang menanyakanmu! Iya nggak? Jadi dari itu kita nggak perlu tuh ngomongin macam-macam kepada mereka, sebab apa yang kita ucapkan itu sebenarnya untuk kita sendiri, buktinya setelah selesai dengan si dia kamu kembali juga ke habitat masing-masing, iya kan?
Maka dari itu cobalah berdamailah dengan perasaan. Jalin silaturahmi dengan mantan. Daripada kamu sibuk mengatai dengan macam sebutan mending lupakan segala bentuk kesalahan! Mudah-mudahan ntar dia dirundung penyesalan melihat kamu sekarang sudah menjadi lebih baik dari sosok yang dikenal semalam. Mudah kan?
Jika kamu berlaku lebih baik, dan telah mendapat impian yang kau canangkan sebelumnya, hmm! tunggu aja ntar mantan akan menyapa, muncul kata "apa kabar" di chat SMS-an, atau bila ia diam tak menyapa dengan lisan mungkin cuma dengan tulisan, bisa jadi di status media sosialnya. Tapi hati-hati juga dengan itu, barangkali itu untuk yang kesekian! diantara barisan para mantan.
Kalaupun ungkapan itu untukmu, kamu cukup berterima kasih pada perpisahan itu dulu, juga bersyukur kamu dilepas saat itu, mungkin kamu tidak jadi dirimu yang sekarang jika diantara kau dan dia masih terjalin hubungan.
Dan yang pasti, kamu juga harus sadar bahwa kehilangan tidak selamanya menjadi hal yang buruk. Tanpa kehilangan barangkali kamu akan membuang-buang waktu lama untuk berjuang pada hati yang salah, atau pada orang yang hanya membuatmu lelah hilang tanpa arah. Bahkan dengan kehilangan kamu ditujukan pada apa yang kamu butuhkan, bukan apa yang kamu inginkan, sebab kebutuhan dan keinginan adalah dua hal yang amat berbeda. Meski pada awalnya kamu menyesal lambat laun kamu pasti terima. Aku juga pernah mendengar bisikan seseorang bahwa apa yang kita sesalkan sekarang, suatu nanti itu akan jadi sebuah doa syukuran atas apa yang terjadi masa silam, bukankah ini makna dari itu semua? Bukankah sekarang kamu bahagia? Hmm andaipun iya, tentu kamu tak mau mengakuinya sebab dulu kamu terlalu lebay menghadapinya sampai-sampai kamu lupa kalau bahagia itu takkan lagi ada setelah berpisah dengan dia.
Dan sekarang kamu juga tak boleh pasang tawa di atas luka yang pernah tercipta apalagi mendengar dan melihat sebuah kenyataan bahwa "di balik seseorang yang sukses ada mantan yang menyesal." Jika itu terjadi kepadanya, cukup senyum aja tanpa menyakiti hatinya. Karena berlapang dada bukan berarti menertawakan mereka yang pernah menyakiti kita, melainkan meyakinkan dia pada pilihan-pilihan sebelumnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”