Apa kabar? Adalah kata pertama yang ingin ku ucapkan ketika semesta dapat merestui pertemuan kita namun sudah hampir satu tahun sejak perpisahan kita hampir tidak pernah saling bertemu. Jangankan untuk bertemu, untuk saling bertukar pesan saja kita saling enggan. Adalah gengsi yang membuat kita berdua enggan bertukar kabar. Ini kah yang kau harapkan dari dulu?
Selepas perpisahan kita, aku kira kan baik-baik saja dan ku pikir hidupku akan berjalan dengan semestinya lalu mampu bangkit dari patah hati yang menyiksa, menyibukan diri dengan kegiatan-kegiatan yang positif hingga aku lupa bahwa aku sedang patah hati atau mungkin aku dapat menemukan seseorang yang mampu memapahku keluar dari kesedihan yang berlarut namun semua ekpetasiku terlalu berlebihan dan bertolak belakang dengan realita.
Di dunia nyata, aku belum mampu keluar dari zona kesedihan selepas kata putus di deklarasikan oleh dirimu. Adalah rasa cinta yang membuatku belum mampu menghilangkan bayang-bayangmu di dalam pikiranku. Aku selalu saja mampu menemui bayang dirimu dimana pun aku berada baik ketika dirumah, kampus atau bahkan ditempat pekerjaan. Aku tak tahu bagaimana harus melepaskan rasa yang ada di dalam dada dan sejujurnya aku hanya ingin melupakan dirimu juga perasaan cinta terhadap dirimu namun proses ini cukup berat mengingat rasaku masih terlalu dalam terhadapmu
Sampai akhirnya di suatu siang yang terik aku melihatmu jalan bersama dengan seseorang. Mungkin teman satu kuliahmu atau mungkin kekasih barumu. Aku mencoba berpikir positif namun rasa penasaran terus menggebu. Aku beranikan diri mencoba mengstalk sosial mediamu betapa kagetnya aku, kau selalu memposting foto berdua dengan kekasih barumu. Kata-kata indah serta foto berdua yang termaktub dalam sebuah postingan membuatku semakin yakin bahwa kau benar-benar sudah menemukan seorang kekasih baru
“Ku rebahkan badan dan ku telan bulat-bulat kenyataan”
Selepas ku tahu kau sudah mempunyai kekasih baru, Sebenarnya perasaan ku baik-baik saja hanya pikiran ku yang tak baik-baik saja. Pikiran ku terus mengingat-ngingat tentangmu, tentang kenangan kita yang telah dilalui Bersama. Satu hal yang terbesit dalam benakku mengapa hal ini bisa terjadi disaat bersamaan? Disaat aku berjuang untuk melupakan tentangmu, aku malah disuguhkan seorang mantan yang sedang kasmaran dengan kekasih barunya. Adil kah kalau begini? Aku berharap tuhan sedang tidak bercanda dengan mempermainkan hati seorang hambanya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”