Ironi dalam Pengalaman Cinta Pertama. Sulit Mendapatkannya, Singkat dalam Menjalin Hubungannya, Dan Sukar Untuk Melupakannya

Pengalaman menjalin hubungan cinta merupakan story yang indah dalam kehidupan seseorang, bagaimana tidak? menerima dan membagi keluh kesah serta bahagia antar pasangan adalah salah satu hal yag membekas di dalam hati.

Perkenalan yang diawali dengan pertemuan merupakan kunci awal untuk memulai hubungan kepada orang yang kita sukai. Awalaya  dari rasa suka setelah menjalin hubungan timbullah rasa sayang dan rasa saling mencintai satu sama lain.

Tentunya pertemuan itu tidak gratis, mungkin pertemuan dengan pasangan kita adalah  hasil dari usaha dan doa-doa kita selama ini. Kita berdoa kerdoa kepada tuhan untuk mendapatkan  pasangan yang setia dan baik hati lalu diiringi dengan usaha kita dalam mencari kriteria tersebut.

Ada beberapa hal yang perlu diingat sebagaimana dalam kata-kata bijak, ada perkataan seperti ini pasangan kita adalah cerminan diri kita, jika kita bersifat baik kita akan mendapat pasangan  yang baik juga serupa dengan tulisan bijak tersebut. Pengalaman terbaik dalam menjalin hubungan adalah pengalaman ketika pertama kali jatuh cinta kepada seseorang.

Jatuh cinta pertama kali menurut saya adalah gambaran di mana saya mendapat jawaban atas doa-doa saya dan terwujudnya impian  atas usaha yang saya terapkan dalam menacari cinta sejati.

Mengapa seperti itu, jujur saja saya orangnya sulit untuk suka atau jatuh cinta kepada seseorang, namun ketika saya pertama kali melihat dan  menatap matanya rasanya ada hal yang berbeda. Tidak hanya itu dengan penampilan yang apa adanya membuat saya tambah yakin dengan dentuman jantung saya yang tidak bisa berhenti saat berpas-pasan dengan dirinya.

Sulit bagi saya untuk mempercayai hal tersebut, tidak seperti biasanya, hati mengebu-gebu, pikiran tak tenang, yang terlintas hanya pada hari itu diman saat saya pertama kali melihat dirinya. Dalam hati berkata apakah  benar saya jatuh cinta. Logika pun melawan, pasti inin tdak mungki kan saya orangnya sulit untuk jatuh cinta.

Satu minggu berakhir pasca bertemu dengan dirinya,  semakin aneh diri ini karena tak jumpa dengannya pikiran tambah kacau. Mencoba melewati jalur di mana saat pertama kali saya  melihat dirinya. Ternyata tak jumpa jua.

Keesokan harinya saya mencoba cara lain dengan menggunakan koneksi teman yang saya miliki yang berada dekat area rumahnya untuk mengetahui namanya dan dan mendapatkan nomor handphone-nya.

Benar saja tidak lama kemudian, berselang tiga hari saya mendapatkan nama dan no handphonenya. Setelah saya mengetahui akan kedua hal tersebut saya langsung saja melancarkan serangan yaitu dengan mengirin pesan text melalui whatsapp. Tidak mudah bagi saya untuk menaklukkan hatinya. Memakan waktu hampir dua bulan dengan usaha yang terintegrasi akhirnya ia luluh dan saya mendapatkan hatinya.

Namun hubungan itu tidak berlangsung lama, namun melupakannya butuh waktu hampir lima tahun. Itulah ironi dalam cinta pertama. Sangat sulit mendapatkannya, sangat singkat dalam menjalin hubungannya, lalu sangat sulit untuk melupakannya.