Hatiku sering terketuk saat menatap matanya yang berbinar kala bercerita tentang imajinasinya.
Semacam yakin akan imaji yang dia ciptakan, dia pun hanyut dan merasa bahwa suatu saat nanti, aku akan benar-benar menemani lima waktunya.
Jujur, aku juga sering berandai-andai kalau suatu hari nanti, dia akan mendampingi peribadatanku.
Namun, aku segera sadar saat berandai.
Aku segera bangun dari pengandaian-pengandaian yang rasanya pahit jika aku lanjutkan.
Aku lelah.
Aku lelah menyadari bahwa semua ini hanyalah sementara.
Aku ingin semua yang aku dan dia bangun adalah apa yang akan kami jaga selamanya.
Namun, inginku hanya sebatas angan yang tidak akan pernah menjadi kenyataan.
Anganku pun hanya sebatas mimpi yang rasanya tidak ingin aku akhiri.
Ah..aku benci.
Aku benar-benar benci dengan semua ini.
Namun, sebagai manusia yang konon hanya wayang dari Sang Maha Sutradara, aku bisa apa?
Dia bisa apa?
Kami bisa apa selain meratap dan mencoba tegar dalam menghadapi kemustahilan ini?
Arggghhhh……………Cukup! Sudah cukup!
Semua ini hanya akan menjadi kenyataan pahit dan semakin pahit jika diratapi.
Sekarang, aku hanya bisa berdoa dan inti doanya adalah "semoga aku dan dia dijadikan Tuhan sebagai makhluk yang kuat!"
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”