Hingga akhirnya pun aku bertanya pada naluri,
"kenapa aku bisa memeluk agama ini?"
Cinta yang tumbuh dalam hatiku perlahan-lahan menjadikanku umat yang justru menyangsikan keyakinanku akan agama yang aku peluk selama ini.
Bukan karena dia.
Bukan karena aku menyayangi orang yang berbeda keyakinan denganku.
Ini tidak ada hubungannya dengan dia dan dia pun tidak pernah menyinggung keyakinanku.
Mungkin ini hanya sebuah kebetulan yang bertepatan dengan situasi rumit seperti ini.
Ah, sudah lah, akan menjadi pelik jika aku memasukkan pergolakan batin terhadap keyakinanku di sini.
Lebih baik, aku kembali menulis tentang inti doa yang entah harus aku amini atau aku sangkal.
Menjadi "amin" dalam doanya adalah hal yang mengharukan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”