Inilah Alasan Kenapa Urbanisasi Berdampak pada Kecemasan Seseorang

Benarkah urbanisasi meningkatkan meningkatkan kecemasan?

Advertisement

Belakangan ini, pergerakan populasi dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan sangatlah banyak, dikarenakan perkotaan mempunyai kesempatan bekerja yang lebih tinggi dibandingkan daerah pedesaan. Jumlah masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah urban hampir mencapai 155 juta penduduk pada tahun 2020. Sedangkan dari tahun 1994, jumlah penduduk rural menurun dengan relatif, dan hanya tercatat 184.6 juta penduduk (Hannah Ritchie & Roser, 2019). Selain penting untuk pertumbuhan ekonomi, urbanisasi sendiri juga mempunyai dampak buruk kepada kesehatan mental individu. Salah satunya adalah anxiety. Selain umur dan jenis kelamin, perbedaan gaya hidup di lingkungan urban dan rural menyebabkan perbedaan tingkat kecemasan (Jefferies & Ungar, 2020).

Bebeda dengan rasa takut, kecemasan atau anxiety merupakan rasa ketakutan yang dirasakan seseorang saat tidak ada bahaya. Mereka cenderung merasa sebuah situasi yang ambigu sebagai situasi yang mengancam (Grison Sarah & Gazzaniga, 2019). Menurut data yang diambil dari (Shri, 2012), prevalensi tingkat kecemasan yang dialami masyarakat umum ialah sebesar 24.9%. Ada beberap faktor yang patut diperhatikan pada munculnya anxiety pada seseorang. Salah satunya adalah faktor psikologis, biologis maupun hasil dari Conditioning, yang merupakan modifikasi perilaku berdasarkan sebuah rangsangan yang dipersepsikan (Weiten et al., 2018). Marilah kita melihat beberapa aspek yang memberikan perbedaan pada tingkat kecemasan akibat urbanisasi.

Social Challenges

Advertisement

A) Socioeconomics

Aspek pertama yang mau kita lihat adalah penganguran. Menurut data yang dilansir dari (Persentase Tenaga Kerja Formal Menurut Daerah Tempat Tinggal (Persen), 2019-2021, 2021), persentase pekerja formal tahun 2021 di area pedesaan lebih rendah, yaitu 27,59%, dibandingkan pekerja formal di daerah perkotaan sebesar 51,21%. Pekerja informal mempunyai risiko lebih tinggi terkena PHK. Resiko PHK yang lebih tinggi dan pengangguran mempunyai efek kepada tingakat kecemasan. Unemployment rate yang lebih tinggi pada area rural juga menyebabkan kenaikan pada tingkat anxiety. Unemployment benefits sebagai mediator pun berfungsi untuk mengurangi dampak kecemasan yang dialaminya (Primadanik & Robert Arthur Simanjuntak, 2022).

Advertisement

B) Education

Social Anxiety Disorder merupakan sebuah kecemasan dimana seseorang merasa takut dipandang orang lain secara negatif (Grison Sarah & Gazzaniga, 2019). Kita dapat melihat dari konteks sekolah, terutama saat tampil didepan kelas seperti melakukan presentasi atau mengerjakan sesuatu di papan tulis. Hal tersebut merupakan situasi yang ingin dihindarkan bagi penghidap SAD (Spence & Rapee, 2016). Kecemasan di lingkungan sekolah di area Nickerie, sebuah daerah rural di negara Suriname, mempunyai prevalensi dan resiko kecemasan yang lebih rendah dibandingkan lingkungan sekolah di ibu kota Suriname, Paramadibo (Jadnanansing et al., 2022).

Environment

Salah satu hal yang dapat kita lihat adalah area perkotaan mempunyai jumlah tempat umum yang lebih banyak dibandingkan pedesaan. Di daerah perkotaan, ada beberapa hal yang ternyata dapat meningkatkan kecemasan kepada individu. Suara dengan frekuensi tinggi, seperti klakson kendaraan atau suara mesin, dan keramaian pada tempat umum menyebabkan tensi dan kecemasan (Hiremath, 2021).

Fun fact: Agoraphobia adalah tipe kecemasan yang timbul saat berada di tempat umum atau ramai. Agoraphobia merupakan suatu kecemasan yang sangat langka, dengan prevalensi sebesar 1.7% pada masyarakat umum (Balaram & Marwaha, 2022). Situasi perkotaan seperti mall, teater atau transportasi umum memberikan ketidaknyamanan bagi penderita agoraphobia. Menyebabkan penderita sangat sulit untuk keluar dari rumah tanpa merasa cemas (Weiten et al., 2018). Trauma masa kecil yang berkaitan dengan tempat-tempat diatas merupakan salah satu sumber terbentuknya agoraphobia. Di sisi yang lain, daerah pedesaan minim akan kendaraan umum maupun tempat ramai yang merupakan stimulus yang menyebabkan potensi agoraphobia.

Perceived Stress

Ada korelasi yang positif diantara tingkat stress dan kecemasan. Yang artinya, semakin tinggi tingkat stress, semakin tinggi pula tingkat kecemasannya (Racic et al., 2017). Tentunya, tingkat stress yang diterima oleh masyarakat desa dan kota akan berbeda. Data yang dikumpulkan oleh (Racic et al., 2017) menunjukan bahwa orang yang lahir dan tumbuh dalam daerah urban mempunyai tingkat stress yang lebih tinggi. Beberapa faktor yang mempengaruhi perbedaan tingkat stress diantara lain adalah kemacetan, pengangguran maupun juga kondisi sosial ekonomi.

Bagaimana Kita Menangani Kecemasan.

Tentunya, anxiety dapat ditangani melalui beberapa cara. Yang paling utama adalah cognitive-behavioral theraphy (CBT). CBT adalah metode psikoterapi yang fokus untuk merubah pikiran dan perilaku pasien yang terdistorsi (Grison Sarah & Gazzaniga, 2019) melalui Systematic Desensitization yang merupakan metode terapi perilaku dengan cara mengubah perilaku seseorang melalui metode yang disebut counterconditioning (Weiten et al., 2018). Selain itu, sebagai mahluk sosial, kita mempunyai peran untuk menangani dan mencegah kemunkinan pertumbuhan anxiety disorder pada orang sekitar kita. Peran dukungan sosial dari teman efektif dalam upaya mengurangi dampak kecemasan sampai dengan 28.9% (Fauziyah, 2015).

Anxiety disorder merupakan sebuah gangguan mental yang menyebabkan orang mempersepsikan sebuah situasi biasa sabagai ancaman. Beberapa peneliti memberikan hasil yang berbeda-beda di berbagai aspek urbanisasi. Mulai dari perbedaan pendidikan, tingkat stress, perbedaan lingkungan maupun juga status sosial ekonomi. Social anxiety atau agoraphobia merupakan beberapa jenis-jenis dari kecemasan ini. Selain mengunjungi psikolog untuk terapi, dukungan sosial juga mempunyai peran yang penting sebagai upaya pencegahan.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini