Ini Adalah Untukmu, yang Membual Perihal Masa Depan dan Pergi

Sejak awal matamu beradu pandang dengan milikku, aku hanya ingin menebak sesuatu, memastikan bahwa kau tidak akan tertarik denganku, begitupun aku juga yakin tidak akan pernah tertarik denganmu, apalagi mengizinkanmu menjadi penghuni hatiku, mustahil.

Advertisement

Namun nyatanya? aku juga tidak pernah menyangka kebekuan hatiku yang sedang terombang ambing ternyata menjadi kesempatan emas untukmu, dan kaupun mulai berusaha memasukinya dengan berbagai kilas yang meyakinkan, meluluhkan es yang telah mengeras di diriku. Dan tampaknya, berhasil.

Sedikit demi sedikit kau mulai menampakkan diri bahwa kau adalah domba yang dipenuhi berbagai pengalaman dan kelebihan, kemampuan komunikasi, persuasi yang kau miliki begitu membuatku tertegun hingga menjadi hempasan bahwa tak ada salahnya memberi kesempatan atas usahamu untuk mendekat agar memberikan warna baru dalam kehidupanku.

Begitulah, pada akhirnya pertahananku runtuh juga, kita semakin dekat sebab komunikasi yang terbangun, apalagi caramu mengambil hatiku serasa begitu mengalir, ampuh dan menenangkan. Kedamaian menyusup dengan lembut di setiap sela kehidupan yang semakin ceria.

Advertisement

Aku hanya melaluinya dengan alami, hingga jenjang yang begitu menjanjikan. Harapan untuk bersatu, membangun rumah tangga mulai diutarakan kepada pihak keluarga. Awalnya aku merasa yakin bahwa ucapan-ucapanmu yang meyakinkan, bukanlah bualan semata.

"Aku sudah menyiapkan segalanya mulai dari biaya, rumah, kendaraan, pekerjaan, tunggulah! Aku akan segera menemui orang tuamu"

Advertisement

Begitulah kata-kata yang telah kau utarakan demi melonjakkan kepercayaan diriku sebagai wanita. Aku menanti kabar, ternyata orang tuaku tidak menyetujuinya, karena mereka melihat kau belum menyiapkan apapun, bahkan jauh sekali dari kondisi siap.

Bukankah kau pernah mengatakan bahwa kau sudah siap segala-galanya untuk hidup bersamaku?

Aku mulai menjauhimu karena orang tuaku sedikit shock dengan kondisimu yang sangat terlihat tak menghargai perjuangan mereka untuk membahagiakanku. Demi orang tua dan kekecewaaanku atas semua bualanmu itu, akupun bertekad untuk menepi kembali, seperti semula.

Ternyata, tak lama waktu berselang, aku sudah mendengarmu sering berdua dan bercanda tawa dengan perempuan lain.

Aku tak pernah mempermasalahkan kau dengan siapapun, yang ada aku sangat bersyukur setelah mengetahui ternyata kau adalah pembual yang begitu mudahnya berpaling hati dan melupakan segala janji manis serta hembusan angin surga yang begitu meyakinkanku. Mungkin sebutan anjing berbulu domba cukup pantas untukmu.

Terima kasih telah membuatku semakin yakin bahwa melepasmu adalah jalan terbaik

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Masih terus berjuang untuk senantiasa membanggakan mereka. Kunjungi Blog saya ya?

5 Comments

  1. Mulyadi berkata:

    Tetap semangat ya mba. Lelaki di dunia ini tidak hanya dia. bahkan yang lenih mulia pun banyak aslkan kita mau memuliakan diri terlebih dulu…..

  2. Waridatul Chusnawiyah berkata:

    ya allah menyedihkan sekali,,
    sabar yha mbk.e,,,
    suatu saat pasti Allah akan mengganti dg yg lebih baik,, fighting 🙂

  3. Rahma El-khoir berkata:

    Loooh..mbak warda toh

  4. Wardatul Jannah berkata:

    hehe ia mbk bud…

  5. Wardatul Jannah berkata:

    iya,, itu bukan sepenuhnya kisahQ kQ..