Apa yang terlintas di benakmu ketika mendengar kata "Ice Cream"? Apakah yang terlintas adalah manis, dingin, atau malah kenangan manis dengan seseorang yang terlintas? Ada sesuatu yang spesial di setiap gigitan Ice Cream, dengan bentuknya yang abstrak dia dapat menenangkan. Bahkan bisa dikatakan siapa yang tidak suka Ice Cream, sama seperti siapa coba yang tidak suka sama cokelat? Kalimat itu membuatku berpikir, "Iya juga ya, siapa coba yang tidak suka Ice Cream di dunia ini?"
Orang bilang, anak kecil adalah makhluk yang paling jujur. Anak kecil bila kita beri pilihan, memilih Ice Cream atau cokelat bisa dipastikan sekitar 97,667 % akan memilih Ice Cream. Kamu mungkin bertanya-tanya, kenapa bisa 97,667%? Jawabannya karena anak kecil sisanya tidak hanya memilih Ice Cream, tapi akan mengambil cokelatnya juga. Siapa juga yang mau hanya memiliki satu hal yang menyenangkan. Semua orang di dunia pasti ingin memiliki sebanyak mungkin hal menyenangkan di hidupnya.
Ice Cream mengingatkanku tentang DIA. DIA yang mengisi hariku dan kuisi hari-harinya. DIA yang kukenal sangat menyukai Ice cream, Ice cream polos bertangkai seharga duaribuan yang kami beli di warung saja dapat membuatnya senang seharian. Apabila aku adalah Ice Cream, mungkin akulah Ice Cream polos, tanpa toping cokelat diatasnya dan ceri di pinggiran mangkuk Ice Creamnya. Dia mengatakan, "entah kenapa aku sangat menyukaimu, bang". Aku berpikir kala itu betapa beruntungnya aku si Ice Cream polos bisa memiliki hatimu, hati DIA.
Waktu berlalu, aku masih tetap si Ice Cream polos yang lama. DIA dan aku harus berpisah, bukan berpisah karena sudah tapi berpisah karena kami harus mengejar mimpi kami masing-masing. Dia pergi ke ibukota, aku tetap di tempat kami menuntut ilmu bersama. Semua baik baik saja, teknologi membantu kami meniadakan jarak. Kami masih seperti duduk bersebelahan, walaupun kali ini aku tak bisa mengelus kepalanya yang dulu suka kulakukan. Waktu senggang kami manfaatkan untuk berkomunikasi, bertanya kegiatan masing-masing di hari-hari kami tidak bersama. Saat itu aku kembali berpikir, ternyata aku tidak sekadar hanya beruntung, tapi mendapat keajaiban karena DIA, masih sangat menyukaiku si Ice Cream polos ini walau jarak memisahkan.
Laut mana yang tak pernah diterjang badai, hubungan apa yang tak pernah dihantam pertengkaran? Kami memburuk. Aku tak ingat lagi apa yang membuat kami bertengkar. Aku lupa, apa yang membuat kami tak bicara. Aku hanya ingat disaat itu yang kurasakan adalah rindu setengah mati kepada DIA. Lucu bukan, sang Ice Cream yang malah merindukan si pecinta Ice Cream. Si Ice Cream polos mencair, tak beku lagi, tak menenangkan lagi. Bagaimana bisa menenangkan kalau dirimu sendiri tak tenang. Hari ke hari kami akhirnya semakin memburuk, DIA mengatakan, kita "break" dulu ya. Inilah kebodohan si Ice Cream Polos, karena dia mengatakan "iya".
Break, bagi si Ice Cream Polos adalah saling menyendiri, berpisah sementara untuk memperbaiki yang salah di masing –masing untuk nanti bersama memperbaik yang salah pada kami. DIA ternyata menafsirkannya berbeda dengan si Ice Cream polos. DIA menganggap "break" adalah hal yang sama sekali berbeda. DIA mungkin tersesat dalam "break" yang dilakukannya.
Pada hari itu takkan terlupakan, sebuah percakapan telepon yang begitu singkat tapi efeknya begitu dalam untuk si Ice Cream. DIA mengatakan, "Kita jalan sendiri aja ya, jaga diri masing-masing." Si Ice Cream polos menjawab, "Kenapa, ada apa?" Kalimat yang seperti bom nuklir di telinga si Ice Cream pun terucap, "Aku udah suka sama laki-laki lain". Itu semua pun berakhir begitu saja. Kalian mungkin berpikir, "Bodoh sekali laki-lakinya tidak berusaha membujuk wanitanya." Percayalah, Ice Cream polos itu sudah berusaha meyakinkan DIA, tapi dia bergeming. Sang Ice Cream sudah mengatakan segalanya yang dia bisa, bahkan mengatakan hal yang tidak mungkin dikatakannya, karena itu sangat tidak dirinya.
Katanya waktu akan menyembuhkan. Si Ice Cream polos berangsur sembuh, tapi dia tak sama lagi. Sang Ice cream polos kembali dengan berbagai lelehan di sekitar tubuhnya, tak sempurna lagi. Ice cream polos memaafkan DIA, tetapi memaafkan bukan berarti lupa. Hanya satu yang pernah diminta untuk DIA janjikan, "Kamu jangan sampai pergi ninggalin aku karna orang lain ya". Hanya satu janji, janji sederhana bagi si Ice Cream polos tapi mungkin tidak bagi DIA. Janji itu mungkin terlalu besar untuk DIA.
Untuk DIA, si pecinta Ice Cream. Aku hanya Ice Cream polos, yang mungkin tak senikmat Ice cream dengan toping bermacam-macam di atasnya. Aku pernah menjadi Ice Cream favoritmu, yang katamu dengan melihatku saja bisa membuat harimu yang mendung dan dingin menjadi sejuk. Kamu mungkin sekarang tetap menyukai Ice Cream, tetapi Ice Cream yang kamu sukai sekarang dicampur dengan lelehan cokelat, wafer, buah ceri di pinggir mangkuknya dan harganya tak mungkin duaribuan. Seperti anak kecil yang tadi, kamu pasti akan mengambil tidak hanya Ice Cream saja tapi beserta cokelatnya. Aku bukan Ice Cream yang sempurna tapi aku selalu berusaha membuatmu bahagia. Sekarang akupun berusaha membuatmu bahagia, dengan merelakanmu bersama dengan Ice Cream baru favoritmu. Ice Cream baru yang akan menghilangkan dahagamu saat terik siang hidupmu.
Pesanku untuk DIA pecinta Ice Cream, jaga baik baik Ice Cream barumu. Kamu meninggalkanku si Ice Cream polos demi bersama dengannya. Kamu disaat yang bersamaan telah membuang sesuatu yang terbaik dalam hidupmu, demi mengejar sesuatu yang belum tentu kamu tahu. Kamu meresikokan semuanya untuk bersamanya. Aku berdoa semoga kamu tidak mengalami apa yang aku pernah rasakan darimu saat kamu pergi, karena seperti yang dibilang Dilan, "itu berat". Aku akan berdoa semoga kamu dapatkan segala yang terbaik yang bisa dunia berikan padamu.
Bila nanti Ice Cream baru favoritmu tak semenyenangkan yang kamu kira lalu kamu bosan dan rindu Ice Cream polosmu, aku mohon jangan kembali. Ice Cream polos itu tak sama lagi, Ice Cream polos itu bukan sesuatu yang kamu suka dulu. Kamu sudah memilih, dan jalanilah pilihanmu sebaik-baiknya. Ice Cream polos ini sudah sembuh dan siap kembali membuka hatinya tapi bukan untukmu, bukan untuk DIA. Ice Cream polos ini sedang menanti orang baru yang lebih baik darimu yang sedang didekatkan Tuhan dengannya,entah dimana orang itu berada. Waktu ternyata tidak hanya menyembuhkan, tapi waktu juga akan menjawab. Waktu akan menjawab bahwa kamu salah menyia-nyiakan Ice Cream polos favoritmu.
Semoga bahagia untukmu.
Dari Ice Cream polos favoritmu, dulu…
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”