Ketika sudah mengemban diri menjadi seorang Ibu. Banyak perjuangan juga yang terus mewarnai hari-hari kehidupan setelahnya. Terutama sebagai ibu baru yang memiliki seorang anak. Mulai dari selalu belajar kesabaran dan mengendalikan ego diri.  Sabar…ya akan banyak sekali terpaan dari setiap omongan orang yang menghampiri. Kita harus bisa selalu menghadapinya dan survive karena demi anak juga. Pernah nggak sih kalian ditanya begini?
"Lahirannya normal atau caesar?"
"Anaknya dikasih ASI atau Sufor?"
"Wah…anaknya kurus ASI-nya jelek ya?"
"Anaknya gendut banget kasian belum bisa ini itu…"
"Perkembangannya telat banget nih masa belum bisa jalan~" (padahal si anak baru lewat 1 tahun)
"Anaknya kurus banget sih ibunya nggak bisa ngurus anak ya?"
Padahal-padahal berat badan dan tinggi sang anak masih sesuai standar di buku pink KMS atau standar dari WHO. Dan lain hal sebagainya pertanyaan-pertanyaan yang seakan tanpa dosa untuk dihempaskan.
Semua orang itu hanyalah penonton dan komentator kehidupan orang lain.  Mereka menganggap hal itu basa basi. Bahkan tak jarang kata-kata itu keluar dari anggota keluarga sendiri. But wait, jangan! Jangan ingat lebih dari 1 menit! Â
Kita semua hebat! Kita semua ibu yang hebat!  Kita yang tahu bagaimana kita berjuang mengurus anak dan selalu memberikan yang terbaik kepada mereka. Anak yang selalu bahagia bersama kita, senyum merekalah yang terutama. Tawa candanya saat bersama kita. Jangan sampai kekesalan kita kepada ocehan mereka berimbas buruk ke anak kita. Kita jadi menyalahkan anak kita dan merasa merekalah penyebabnya. Â
Aku pun sama pernah berada di posisi itu tak jarang mungkin tangisan hadir disela-sela perjuangan itu.  Berjuang untuk anak,  mengurus anak,  mendidik anak,  merawat anak,  memberikan makanan yang halal yang akan terus mengalir di dalam tubuhnya seumur hidupnya. Semua hal itu hebat sangat hebat. Â
Ketika berada di posisi terpuruk carilah tempat ternyaman untuk curhat mungkin ibu kalian sendiri, ibu mertua atau bahkan suami sebagai support system yang setidaknya kalian tidak merasa sendirian. Kalau untukku support system-ku adalah suami.Â
Di sela-sela kesibukan itu,  mungkin bisa kita meminta tolong kepada suami atau kepada ibu kita yang usulnya adalah nenek dari anak kita.  Mereka biasanya senang jika bermain dengan cucu. Saat itulah kita bisa manfaatkan dengan me time untuk menikmati segelas kopi kesukaan, menonton tayangan drama kesukaan atau melakukan hobi. Kalau aku biasanya setelah seharian lelah, kuminum kopi sambil nonton drakor. Karena kita juga manusia biasa yang bisa saja muncul stress.Â
Kunci utamanya yaitu BAHAGIA dan BERSYUKUR. Bahagia karena kita bisa melihat anak kita sehat meski tak sesuai standar omongan orang yang penting perkembangan tumbuh anak sesuai standar di buku KMS atau WHO.  Bersyukur kita diberi amanah oleh Allah SWT untuk merawat anak dan mengurusnya sebaik mungkin.  Apapun tingkah laku anak hanya kita yang bisa handle, percayalah melihat senyum dan tawa mereka adalah infus kehidupan alami yang membuat kita kembali semangat.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”