Setiap orang memiliki penyemangat untuk mewujudkan mimpi. Penyemangatku untuk menggapai #MimpiMasaMuda adalah ibu. Ibuku hanya tamatan SMP. Meskipun hanya tamat SMP, ibu selalu menyuruh anak-anaknya untuk kuliah setinggi mungkin. Ibu memiliki pekerjaan sebagai ibu rumah tangga. Pekerjaan yang sering dipandang sebelah mata oleh banyak orang. Ibu sangat multitalenta dimataku karena bisa memasak, menyuci baju, dan menyapu dalam sekali waktu.
Aku bersemangat untuk menggapai mimpi dikarenakan ingin membahagiakan ibu. Jika orang bertanya apa mimpiku, maka aku akan menjawab ingin menghasilkan uang sebanyak mungkin. Jawaban itu terinspirasi dari aku yang sering berbelanja menemani ibu. Saat berbelanja menemani ibu, aku sering melihat ibu rela tak membeli makanan kesukaannya karena kekurangan uang. Pernah sekali saat berbelanja baju baru untuk lebaran idul fitri, ibu mengalah untuk tak membeli baju. Keuangan yang pas-pasan membuat ibu berkorban demi kami.
Ibu juga tak pernah membeli lipstick, lipstik yang digunakannya hanya lipstick arab dengan harga 10 ribuan yang didapat dari saudara yang pulang dari naik haji. Bedak yang digunakan saja hanya bedak tabur bayi. Krim muka, toner, pelembab tak pernah dibeli oleh ibu. Bukan tak ingin hanya saja ibu merasa barang-barang tersebut tidak perlu dan harganya mahal.
Ibu selalu menyemangatiku dengan caranya sendiri, termasuk menyediakan makanan bergizi. Dulu aku mengira setiap ibu apapun pekerjaannya akan menyiapkan makanan bergizi untuk anaknya. Namun, pemikiran aku berubah saat kuliah. Saat itu aku melihat banyak teman-temanku tidak sarapan karena ibunya tidak sempat memasak.
Salah satu teman dekatku pernah sakit tifus saat kuliah. Penyebabnya adalah karena kecapekan dan tak memakan makanan yang bergizi. Ternyata ibunya tak sempat memasak sehingga mereka lebih sering memesan makanan dari luar. Sejak saat itu aku bersyukur ibuku selalu menyiapkan makanan yang bergizi agar aku dan ibu tetap #SehatSamaSama #HipweexNI. Saat kuliah aku pernah mendapat masalah berat ketika menyelesaikan skripsi. Uji aktivitas antibakteri yang aku lakukan gagal padahal sudah dicoba selama 5 kali.
Aku ingin rasanya menyerah saja dan memutuskan untuk menunda skripsi ke semester depan. Namun, tentu saja hal tersebut dilarang oleh ibu. Ibu memilih cara sendiri untuk menyemangatiku. Diam-diam ia memasak nasi kuning kesukaanku dan meletakkannya di kamar saat aku sedang pergi. Perlakuan manis ibu membuat aku kembali bersemangat lagi untuk menyelesaikan skripsi hingga akhirnya bisa lulus tepat waktu.
Itulah sedikit ceritaku tentang ibu, sang penyemangat untuk tetap menggapai mimpi dan tak menyerah dengan keadaan. Sekarang aku telah memiliki pekerjaan dan sering mengajak ibu pergi ke cafe untuk makan atau berbelanja barang kesukaannya. Semoga ibu sehat dan panjang umur agar aku bisa terus membahagiakannya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”