Ketika mendengar lagu I just couldn't save you tonight, rasanya tak bisa dilepaskan dari film Story of Kale. Ardhito Pramono sebagai penulis lagu, juga berperan sebagai Kale. Begitu juga Aurelie Moeremans yang ikut serta menyanyikan lagu dan berperan sebagai Dinda. Namun, ada hal yang lebih membekas dari itu, yaitu persoalan asmara yang dihadapi Kale dan Dinda.
Sekitar satu minggu yang lalu, video klip I just couldn't save you tonight dirilis di channel Youtube Ardhito Pramono. Sepanjang lagu dinyanyikan, terdapat dua visualisasi dari film Story of Kale. Keduanya menceritakan aktivitas yang sama antara Kale dan Dinda. Yang membedakan dua visualisasi tersebut adalah warna. Pada sudut sebelah kiri visual didominasi oleh warna biru, di sebelah kanan visual didominasi oleh warna merah.
Setelah mencermati secara berulang, akhirnya barulah dipahami jika warna biru mewakili perspektif Kale dan warna merah mewakili perspektif Dinda. Jelas sekali terdapat perbedaan diantara keduanya ketika menjalani hubungan asmara. Awalnya hubungan yang mereka jalani penuh kegembiraan, tergambar dari senyum Kale dan Dinda saat mereka bisa duduk berdua dan memainkan musik bersama.
Namun, selang tak berapa lama. Kegembiraan itu pudar. Dari perspektif Kale masih konsisten dengan diwarnai senyuman dan ekspresi kebahagiaan. Sedangkan perspektif Dinda sudah terlihat kalau menjalani hubungan dengan tertekan dan tidak bahagia. Sampai akhirnya Dinda mengakui kalau dia sudah bukan orang yang sama.
Dari video klip yang berdurasi sekitar 4 menit, barulah tersadar bahwa yang selalu bersama-sama, tidak akan selamanya. Dalam hubungan apapun sejatinya pertemuan mengisyaratkan perpisahan. Baik dengan orang tua, saudara, teman, atau kekasih. Hanya saja kita tidak pernah tahu perpisahan itu akan terjadi. Lantas yang perlu diingat adalah berjalannya waktu, waktu semakin singkat. Cobalah berikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai. Bisa dengan perhatian penuh, waktu, atau materi.
Hal lain yang juga teringat adalah saat dua orang sudah bersama-sama, pastilah ada konflik. Meningkatnya ego diri mungkin menjadi pemicu konflik. Saat diri menjadi egois, cobalah untuk mengendalikan diri. Jangan sampai pada akhirnya, kita sampai tidak lagi mengenali orang yang kita sayang, atau bahkan sampai saling melukai.
Meskipun sejatinya membangun hubungan dengan orang yang dicintai adalah hal yang menyenangkan, tak menutup kemungkinan disitu pula ada potensi menancamkan luka yang paling dalam. Kembali ingat bahwa setiap pertemuan mengisyaratkan perpisahan. Jadi bangunlah memori indah agar suatu saat ada kenangan manis untuk dikenang.Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”