Hustle Culture pada Kehidupan Mahasiswa Organisasi, Perlukah?

Hustle culture merupakan budaya yang menganggap bahwa untuk mendapatkan kesukesesan, seseorang harus bekerja secara terus-menerus tanpa mementingkan kesehatannya. Budaya ini telah menyebar dan menyebabkan seseorang harus terus produktif. Takut akan tertinggal dengan yang lainnya merupakan salah satu penyebab budaya hustle ini menjadi marak. Pandangan bahwa hidup merupakan perlombaan menyebabkan manusia berusaha bekerja secara terus menerus karena takut kalah melewati garis finish dengan manusia lain.

Advertisement

Kita mengenal bahwasanya organisasi merupakan wadah untuk mengembangkan kemampuan diri seseorang. Kemampuan yang dimaksud ialah kemampuan berinteraksi dengan orang, manajemen waktu, komunikasi publik dan personal, serta berpikir kritis dan terbuka. Organisasi dan mahasiswa merupakan hal yang melekat pada benak masyarakat karena kehidupan mahasiswa kurang lengkap rasanya bila tidak bersinggungan dengan organisasi. Kita sering mendengar bahwa mahasiswa haruslah berorganisasi karena organisasi dinilai sebagai jembatan untuk mengembangkan potensi pada mahasiswa. Dewasa ini, banyak sekali artikel ataupun tulisan, serta paradigma masyarakat yang menggambarkan manfaat serta kelebihan dari organisasi itu sendiri.

Perlu kita sadari, bahwa ketika masuk ke dalam suatu organisasi, harus disadari bahwa kita akan terikat dengan organisasi sehingga tenaga dan waktu kita akan tersita. Aktivitas akademik yang padat, ditambah dengan kegiatan organisasi mengharuskan mahasiswa harus mengorbankan waktunya untuk produktif. Jika hanya memandang sebelah mata, kata produktif ini terkesan positif karena orang-orang menginginkan untuk dapat menghasilkan sesuatu di dalam hidupnya. Namun, produktivitas memiliki batasan dan sesuai yang berlebihan itu bukanlah hal yang baik.  

Sering kali yang terjadi di kalangan mahasiswa yang mengikuti organisasi ialah melakukan rapat ataupun kegiatan dari malam hingga menjelang pagi. Padahal tugas utama dari seorang mahasiswa ialah untuk menuntut ilmu. Memang ilmu dapat diperoleh dari mana saja dan dalam bentuk apa saja. Namun, yang menjadi pertanyaan, apakah normal untuk menuntut ilmu bahkan sampai merelakan waktu luang dan bahkan waktu tidur? Kebiasaan di atas dianggap sebagai hal yang normal sehingga mereka bisa bangga apabila mereka dipuji sudah bekerja keras sampai sampai mengorbankan waktu luang dan istirahatnya. 

Advertisement

Tidak ada yang salah dengan kerja keras, namun bekerja keras secara berlebihan merupakan hal yang tidak dapat dibenarkan. Mahasiswa yang terbiasa dengan hustle culture akan memiliki kebiasaan kurang tidur. Kurang tidur ini bukan kebiasaan yang baik karena dapat berdampak terhadap kesehatan fisik dan mental seperti resiko penyakit jantung meningkat, cemas, pengendalian emosi berkurang, dan bahkan dapat menyebabkan stres yang berujung pada burnout. Pola hidup yang tidak seimbang juga akan mengikuti seiring dengan berjalannya waktu karena suatu saat orang yang menjalani hustle pasti akan mengalami kelelahan.

Solusinya, mahasiswa sebelum terjun ke dalam organisasi dapat mengecek sistem yang ada di sana, lingkungan pergaulan dan aktivitas disana seperti apa, sudah sesuaikah dengan minat dan tujuan. Sering kali yang terjadi ketika sudah terjun ke dalam, mahasiswa merasa tidak nyaman dengan organisasi tersebut karena minimnya informasi yang ditemukan sebelum benar-benar masuk. Selain itu, perlu untuk membuat skala prioritas dan batasan karena seseorang memiliki latar belakang dan kesibukan masing-masing serta ruang privasi. Apabila kasusnya sudah masuk ke dalam dan tidak ditemukan kecocokan, maka komitmen di awal harus tetap dijalankan dengan belajar untuk membuat skala prioritas, manajemen waktu, bersyukur, bercerita kepada teman akrab untuk mengurangi beban pikiran dan konsisten dari awal hingga akhir periode. 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Melampiaskan hal yang tidak diungkapkan secara langsung kepada orang dan lingkungan sekitar