Tentang Hujan dan Kenangan Masa Lalu Kita. Ternyata Begitu Susah Terbiasa Tanpa Dirinya~

hujan dan kenangan masa lalu kita


Sepeninggalanmu, aku sedang berusaha menata hati dan menjadi baik baik saja. Aku tidak berusaha melupakanmu dan juga tidak terus terusan mengingatmu.


Advertisement

Tapi malam itu, setelah aku menghabiskan waktu dengan teman-temanku, terdengar  seseorang memanggil namaku dengan jelas. Aku sangat mengingat suara itu, jantungku sedikit berdegup kencang, aku diam sejenak dan tak berani melihat ke sumber suara. Tapi tiba tiba ada tangan menyentuh pundakku dan kulihat ke belakang, itu kamu.

Aku terdiam, kamu tersenyum baik padaku, kubalas senyummu canggung, kamu ulurkan tanganmu dan berucap

"Hai apa kabar?" kubalas uluran tangan yang sebenarnya kurindu dengan berkata "Aku baik-baik saja, bagaimana denganmu?"

Advertisement

Singkat cerita, kamu menyuruh teman-temanku meninggalkanku karena kamu yg akan mengantarku pulang. Aku bingung, lidahku kelu untuk berkata "Jangan,aku ingin pulang dengan mereka." Kamu menyuruhku untuk mengikutimu ke cafe tujuanmu, tidak ada genggaman di tangan, hanya aku mengikutimu dari belakang dan melihat punggungmu, sesekali kamu melihat ke belakang untuk memastikan bahwa aku benar mengikutimu.

Hujan pun turun. Di cafe tujuanmu, kamu dan aku duduk bersama, aku pilih duduk di depanmu tapi kamu menyuruhku untuk duduk tepat di sebelahmu. Aku gugup, tidak tahu mau berbicara mulai dari mana. Aku berpura-pura mengecek handphone padahal tidak ada notifikasi dari manapun, sampai kamu memecahkan keheningan dengan mengambil hpku, meletakkannya di meja dan mengatakan kamu rindu padaku. Aku diam, dengan perlahan aku berani menatap matamu, tak berani aku menjawab kata-katamu.

Advertisement

Entah kenapa malam itu aku lihat kamu terlalu baik padaku, kamu masih ingat bahwa aku tidak bisa minum kopi dan makan makanan yang ada di cafe itu. Dengan cepat kamu memesan makanan dengan aplikasi online agar aku bisa makan. Aku masih ingat bagaimana kamu membukakan bungkus makanan dan membuka botol minum itu untukku. Kamu berusaha mengajakku mengobrol dengan menanyakan keluargaku, menanyakan siapa laki-laki yg ada di sisiku sekarang dan lainnya.

Sampai pada akhirnya aku tidak sengaja melihat di dompetmu. Ada fotomu yang ketika kita bersama ingin kamu berikan padaku, di sebelah foto itu kamu letak foto wanita yang amat sangat kamu puja dan kamu cintai. Aku terdiam sejenak, hatiku sedikit tidak rela. Aku meratapi diri kenapa sampai sekarang aku masih mencintaimu walaupun aku sudah ikhlas melepasmu. Kamu amat sangat terlihat baik-baik saja tanpaku.

Waktu menunjukkan pukul 10 malam, hujan di luar masih setia menemani di malam itu. Kamu mengantarkanku pulang. Di sepanjang perjalanan, aku hanya menatap hujan di luar ,melihat bulir bulir air itu menetes di jendela mobilmu. Aku menghela nafas berat, seakan akan hujan ini menggambarkan perasaanku. 


Aku yakin kamu sadar dengan kesedihanku.


Kamu berusaha untuk menenangkan dengan menggenggam tanganku dan berkata "Are you okay?" aku melihat tanganmu yg sudah berhasil menggenggam tanganku, kutatap tangan yg kurindu itu lama,kemudian kulihat matamu, kukuatkan hatiku, dan berkata " I'm ok " dengan senyuman terbaikku.

Terima kasih untuk malam pertemuan yang sebenarnya amat sangat tidak kuinginkan ini. Dan untukmu hujan, terima kasih telah menemani malam pertemuan aku dan dia.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

penyuka lawan jenis

Editor

une femme libre