Pendapat Psikolog Mode Soal Orang yang Hobi Pakai Baju Hitam. Ternyata Bukan Sekadar Nyaman

Hobi pakai baju hitam


"I'll stop wearing black if they make a darker color" – anonim


Advertisement

Aku pertama kali membaca pepatah itu di sebuah unggahan Instagram Tatjana Saphira pada Februari 2020 lalu. Sebagai orang yang hobi pakai baju hitam, tentu saja aku sangat setuju dengan pepatah tersebut. Aku tidak keberatan untuk memakai baju hitam setiap hari saking cintanya sama warna ini.

Kebiasaan ini awalnya aku anggap biasa saja. Ya sekedar karena aku memang suka warna hitam. Tapi suatu ketika aku penasaran, kenapa sih seseorang bisa hobi banget pakai baju warna hitam? Padahal kan hitam kesannya monoton, gelap, dan tidak menarik.

Akhirnya aku pun berselancar di internet dan menemukan banyak hal. Ternyata orang memutuskan memakai baju hitam itu bukan sebuah kebetulan yang sederhana. Ada hal-hal penuh makna yang tersembunyi di balik pakaian hitam mereka. Yuk simak penjelasannya berikut ini!

Advertisement

Seorang jurnalis fesyen sekaligus psikolog mode bernama Anabel Maldonado pernah menuliskan di situs T Singapore tentang sudut pandang psikologi mengenai kebiasaan orang memakai baju hitam. Kebetulan ia juga founder dari platform The Psychology of Fashion.

Anabel berteori bahwa dari sudut pandang psikologi warna, hitam mampu memberikan perlindungan emosional. Memakai warna hitam adalah cara seseorang untuk mengkomunikasikan citra dirinya secara tidak langsung.

Advertisement

Bagi beberapa orang, baju hitam berfungsi sebagai pelindung diri karena rona gelap dari warna ini bisa menciptakan penghalang antara dirinya dan dunia luar. Itu bisa memberi kenyamanan, melindungi emosi, menyembunyikan kerentanan, kecemasan, rasa tidak aman, dan kurangnya kepercayaan diri dari si pemakai.

Teori itu sudah dibuktikan sendiri oleh Anabel lewat survei psikologi mode yang pernah dilakukan olehnya. Dalam penelitian itu, ia mengambil sampel sebanyak 300 wanita yang diberi beberapa pertanyaan terkait preferensi warna.

Hasilnya, mereka yang diidentifikasi sebagai pemakai warna hitam hampir tiga kali lebih mungkin mengaku sering mengalami kecemasan. Kemudian responden yang diidentifikasi sebagai "pencemas" dan "melankolis", hasil surveinya juga menunjukkan dua kali lebih mungkin mengatakan bahwa mereka biasanya memakai hitam.

Jadi bisa dikatakan bahwa memakai warna hitam kemungkinan besar ada hubungannya dengan kecemasan dan kepribadian melankolis dari seseorang. Hasil yang berbeda ditunjukkan oleh beberapa orang yang cenderung menyukai warna cerah.

Mereka yang menyukai baju warna cerah serta desain random, terbukti sebagai orang dengan karakter sebaliknya. Mereka tidak mendapat skor tinggi untuk deteksi neurotisme (mengacu ke cara seseorang menghadapi emosi negatif yang dirasakan). Yang artinya, mereka memberi jawaban "tidak" untuk pertanyaan "Saya cenderung merasa cemas" dan mengaku bisa menjaga suasana hati agar tetap baik saat survei.

Jadi, jika kebanyakan orang menganggap baju sebagai sarana pelampiasan ekspresi kegembiraan, maka tidak begitu adanya dengan orang-orang yang mengalami kecemasan dan cenderung berkepribadian melankolis. Bagi mereka, posisi pakaian lebih dari itu. Di mana mereka seringkali merasa lebih baik saat memakai pakaian hitam terutama ketika melewati hari-hari buruk.

Lantas, apa cuma itu yang bisa dibaca dari kebiasaan memakai warna hitam? Tentu saja tidak. Dalam artikel yang sama, Anabel menuliskan soal orang yang memilih warna hitam karena kesan cantik dan elegan yang dimiliki olehnya. Terlebih lagi, hitam mudah dipadukan dengan warna apa pun dan memiliki kesan rapi serta disiplin. Jadi nggak heran kalau orang yang melamar pekerjaan atau menjalani situasi resmi lain biasanya memakai setelan hitam.

Nah, begitulah kata psikolog mode soal orang yang hobi memakai baju hitam. Kalau kalian sendiri bagaimana? Lebih suka pakai baju warna hitam atau warna-warna lain yang lebih terang dan terkesan ceria?

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

treat people with kindness