Apakah kamu mempunyai kamar yang berantakan?
Apa kamu senang menimbun barang-barang yang seharusnya dibuang, seperti struk belanjaan, wadah bekas pesanan makanan online dll?
Hati-hati lho, karena itu adalah salah satu ciri pengidap hoarding disorder! Apa itu hoarding disorder?
Dikutip dari situs nhs.uk, Hoarding disorder adalah sebuah perilaku seseorang yang sering mengumpulkan, menimbun barang-barang dalam jumlah yang ekstrim dan menyimpannya dengan cara tidak rapi cenderung ngasal. Biasanya barang yang disimpan tidak bernilai sama sekali.
Belum lama ini, viral di media sosial, Ibu kos yang harus membersihkan kamar yang penuh dengan timbunan sampah. Disinyalir, penyewa sebelumnya sering menimbun sampah di kamar. Waduh, terus bagaimana? Saking banyaknya sampah, hingga pintu pun sulit dibuka, bau tidak sedap begitu menyengat. Sampah yang berupa keresek, bekas makanan dan minuman, memenuhi seluruh area kamar hingga kamar mandi. Netizen pun dibuat bingung tentang bagaimana si penyewa bisa tidur, makan dan mandi dalam kondisi seperti itu.
Kasus di atas sering menjadi ciri-ciri pengidap hoarding disorder. Ada pun ciri lainnya adalah sering menyimpan barang yang seharusnya dibuang, merasa sulit mengatur barang-barang, malas untuk mengerjakan tugas sehari-hari, tidak suka bila ada orang yang berkunjung atau menyentuh barang-barang, memiliki hubungan yang buruk dengan keluarga, teman dan lingkungan sekitar.
Hoarding disorder bukan hanya menimbun barang, tapi juga pada hal digital seperti junk e-mail, foto-foto atau video di ponsel yang enggan untuk dihapus, termasuk juga menimbun binatang. Biasanya mereka akan mengumpulkan binatang yang mereka temui tanpa adanya keinginan untuk memelihara atau merawatnya.
Adapun penyebab hoarding disorder sampai saat ini belum diketahui pasti. Hanya saja yang sering terjadi adalah karena mempunyai masalah mental seperti depresi berat karena kesepian, trauma, mempunyai penyakit skizoprenia, atau pun OCD.
Hal-hal lain yang bisa menyebabkan juga adalah memiliki kehidupan yang kekurangan dulunya, hubungan yang buruk dengan keluarga, memiliki riwayat keluarga yang juga senang menimbun, dibesarkan di rumah yang berantakan, dan tidak pernah belajar menyortir barang.
Menimbun barang-barang yang tidak perlu ini dijadikan mereka sebagai pelarian atas ketakutan, kekhawatiran dan masalah yang mereka hadapi. Mereka merasa lebih aman dengan tumpukan sampah-sampah itu di sekitarnya.
Hoarding disorder ini bila didiamkan terlalu lama dapat memberikan efek yang bisa membahayakan nyawa karena bisa menyebabkan kebakaran, tertimbun tumpukan yang membludak, menimbulkan bau yang bisa membuat sesak, mengundang datangnya binatang yang bisa menebarkan racun, juga terluka karena benda-benda tajam.
Selain tentang keselamatan, kebiasaan ini bisa memperburuk hubungan interaksi dengan sekitar. Jika ada tetangga yang merasa terganggu, bisa merembet ke jalur hukum lho.
Lantas apa yang harus dilakukan bila kita mempunyai gejala seperti yang disebutkan di atas? Meskipun pada kenyataannya, para pengidap hoarding disorder ini seringkali tidak menyadari, namun ketika kamu menemukan kemiripan-kemiripan ini, jangan ragu untuk meminta pertolongan orang-orang di sekitarmu untuk mendapatkan bantuan penanganan medis.
Jika kamu memiliki saudara, atau teman dekat memiliki kecenderungan di atas yang hingga tahapan untuk melangkah di kamarnya saja tidak bisa, kamu bisa pelan-pelan mengajak mereka untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut.
Perlu digaris bawahi untuk tetap menjaga bahasa yang digunakan. Karena mereka akan sangat tersinggung bila kita menyebut barang-barang yang mereka timbun sebagai sampah dan jorok. Memang tidak mudah bahkan butuh waktu yang bertahap, tapi dari dukungan orang-orang di sekitarnya, para pengidap hoarding disorder bisa berprilaku lebih baik.
Nah itu tadi adalah sekilas bahasan tentang hoarding disorder. Lagi-lagi kita diharapkan untuk menyadari bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Karena kedua hal tersebut sama-sama berdampak pada kelangsungan hidup manusia. Jangan menganggap sepele tentang depresi ataupun trauma. Yuk, bila kamu butuh pertolongan, jangan ragu untuk meminta bantuan.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”