Tinta Rindu
Rasanya, ingin ku tumpahkan segala resah dalam hati
tentang rindu yang mengakar dalam diri.
Tapi kepada siapa aku mencurahkannya?Â
Kepada awan? Kepada angin? atau Kepada malam?
Ah… Sudah bosan rasanya aku menyampaikannya.
Tak ada bunyi, tak ada suara yang datang kepadaku
Membawa jawaban tentang pastinya hadirmu.
Tak ada yang peduli dengan nasib rinduku
Tak ada yang bertanya kepadaku, rindu mana yang sedang aku perjuangkan.
Sudahlah, lebih baik aku menulis saja.
Menulis tentang rindu yang kian membuatku bosan untuk mengembannya.
Rindu yang membuatku semakin lupa diri untuk bertindak nyata.
Aku serahkan saja kepada tinta yang mengajak jemari lelahku untuk mengoreskan sebuah risalah hati.
Mungkin bisa memberiku sebuah jawaban, atau pengobat rindu yang kini semakin menggila.
Atau penghapus sepi dalam hari tentang kamu yang kini hanya mampu ku rindu.
Â
Â
Â
Â
Selamat Datang Luka
Wahai hati, kenapa kau begitu murung dengan datangnya luka.
Kau begitu enggan untuk mengucapkan selamat datang kepadanya.
Bukankah itu bagian darimu?
Bukankah itu yang kau cari selama ini?
Lihat jiwamu, diam saja ia meratapi.
Lihat ragamu, tenang saja menghapinya.
Engganmu karena lelah?
Atau sudimu karena marah?
Sudahlah, bukankah kau telah terbiasa,
terbiasa menampung segala luka yang disematkan oleh waktu.
Lebih baik kau seperti biasanya,
mengucapkan selamat datang luka,
luka yang sama seperti dulu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”