Tangis yang Aku Buat
Aku terlalu malu buat menangis sekencang-kencangnya
Aku sudah mengatakannya berkali-kali tetap ada ketidakpahaman hukum alam yang sedang terjaga kaku ; tak bergerak ; tak berderap
Aku selalu menangis diam-diam
Sebab berisik ; teringat ; aku mengisak
Hanya ruang yang membuat suasana itu terus saja tertahanÂ
Buatku malu menangis sekencang-kencangnya seperti ku teriakkan kekesalan pada orang baikÂ
Â
Kerumitan di Atas KepalaÂ
Ambigu!Â
Di atas kepala penuh tanda baca: seru, tanya, koma tanpa titikÂ
Dalam hati tak pernah mengiritÂ
Kebelet di ujung titit
Uh! Panas-dinginÂ
Tak kunjung dapat mengertiÂ
Buat tersangka jadi tambah ciut menghadapi saksiÂ
Ah, iya kan?Â
Tak hanya berkunang-kunangÂ
Sebab juga berlalu-lalang tak pernah betulÂ
Agar jadi tak sulit aku mengharap lega di atas rumit meski sedikitÂ
Meski menaruh kepala sebentar bukan solusi barang sekelumitÂ
Jadi tetap saja rumitÂ
Â
Tidak Ada InternetÂ
Mungkin ini adalah waktu terbaik buat overthinking
Selamat datang di kedalaman bertafsir ria tanpa batasÂ
Memulai tak tahu kapan akan diakhiriÂ
Kecuali diri sendiri bilang 'harus berhenti'
Tapi sejak kapan tidak ada internet malah jadi waktu terbaik buat overthinking?Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”