Puisi 1: Jeda
Memasuki Maret yang kelabu,
kedai kopi terlihat lenggang disisimu
Â
Bumi sedang meminta jeda
sedang kau meminta reda.
Â
Puisi 2: Jeda
Kasih,
terang di langitmu
mendung di kepalaku
jika hari ini kita belum bisa bertemu
menikmati kopi dengan campuran rindu
duduk berdua dengan mulut menghisap cerutu
Â
mungkin kita sedang belajar bagaimana mengelola waktu
juga perasaan-perasaan yang terkadang memuakkan dan pilu.
Â
Puisi 3: Jeda
Pada musim rinduku,
puisi adalah doa
yang kumulai dengan Bismillah
dan kuakhiri dengan Hamdallah
Â
sedang namamu,
adalah yang kuucapkan pada jeda diantara keduanya.
Â
Puisi 4: Jeda
Hujan yang turun di kepalamu itu,
adalah puisi yang mengandung doa dariku
Â
ia sengaja turun tepat di kepalamu yang panas itu,
yang saban hari kau paksa bekerja tanpa tahu waktu,
tahu aku.
Â
Puisi 5: Jeda
Aku suka minum kopi,
sambil menatap matamu yang ngantuk dan lesung di pipi yang bernyanyi
di kakimu, semut- semut menari merayakan pertemuan yang tak biasa ini
Â
sepasang burung hinggap di rambutmu yang panjang dan wangi
memberi irama pada patahan-patahan hati
yang kau satukan lagi
sambil minum kopi.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”