Kalau lagi diskusi tentang K-pop, pasti tidak jauh-jauh dari idol group, bias, oppa/onnie atau bahkan agensi-agensi terkenal Korea Selatan, kan? Nah, sama kayak aku. Sebagai penikmat K-pop, aku punya banyak idol group (baik boyband atau girlband) favorit. Seperti kebanyakan K-popers masa kini, BTS merupakan boygroup favoritku dalam beberapa bulan belakangan. Namun semakin ke sini, Aku semakin dibuat kagum dengan mereka. Bukan karena fisik, tapi karena mereka BTS.
Sebelum menyukai BTS, ada beberapa idol group yang aku kagumi bahkan hingga sekarang. Sebut saja seperti BIGBANG, Super Junior dan 2NE1. Akan tetapi walaupun aku mengagumi mereka, aku hanya suka sebatas mendengar musiknya tanpa ada rasa ingin tahu lebih tentang anggotanya ataupun hal lainnya. Namun, hal ini berubah saat aku mulai menyukai BTS. Aku tergolong sebagai Army baru karena pertama suka BTS di bulan September 2019 berkat lagunya “Boy With Love”. Melodi yang catchy dan enerjetik membuatku ingin cari tahu lebih jauh tentang BTS.
Semakin mencari, aku terus dibuat jatuh cinta dengan lagu mereka. Aku benar-benar dibuat kagum sama karya musik ketujuh member BTS ini. Padahal, sebelum dengar lagu mereka, aku sudah tahu kalau BTS sedang sangat naik daun. Tapi dari akunya belum ada kemauan untuk cari tahu tentang mereka. Officially menjadi Army, pastinya aku makin gencar dengerin lagu, nonton MV, hingga mengingat nama mereka satu-satu. Namun makin ke sini, sudah makin tahu tentang lagu dan para membernya, aku merasa bahwa mereka itu lebih spesial dan tidak hanya sekedar idola biasa buat aku pribadi.
Kalau ngomongin fisiknya, tidak perlu diragukan lagi. Bahkan hingga sekarang, aku tidak bisa menetapkan satu bias karena mereka semua tampan dan charming dengan kelebihan masing-masing. Namun, di sini yang pengen aku tekankan adalah betapa aku mengagumi BTS karena mereka BTS. Mereka BTS, sebuah boygroup yang fokus membuat musik untuk menyentuh hati banyak orang, termasuk aku.
Bagiku, lagu BTS yang paling menyentuh adalah “IDOL”. Lagu “IDOL” memiliki lirik yang mampu membuat siapapun yang mengerti akan merasa bahwa kita perlu mencintai dan menjadi diri sendiri. Liriknya yang berbunyi “Mwol eojjeogo jeojjeogo tteodeureodaesyeo, I do what I do, geunikka neon neona jalhasyeo” yang berarti apapun yang orang bicarakan, aku tahu apa yang mau aku lakukan, sehingga uruslah urusanmu sendiri. Jujur, lirik dan lagu ini sangat ngena buat aku.
Padahal, hampir seluruh musik mereka menggunakan bahasa Korea yang notabene sangat berbeda dengan bahasa Indonesia. Namun, hal ini tentu menjadi bukti kalau musik adalah bahasa universal yang dapat dimengerti tiap individu saat mendengarnya, dan BTS adalah salah satu penulis terbesarnya. Mulai dari lirik yang dibuat untuk menyentil isu-isu sosial (seperti “IDOL” yang menyentil betapa sia-sianya untuk tidak jadi diri sendiri), teori album yang mengandung pemikiran filosofis dan alunan musiknya emang juara banget. Apalagi dengan campur tangan Bang PD dan rap line, tidak heran kalau mereka sampai sesukses ini.
Namun, dibalik kesuksesan mereka, aku sebagai fans suka miris dan sedih karena semakin banyak pula yang tidak suka dengan BTS. Bermacam komen dan keadaan kadang menyerang mereka. Terutama di Indonesia, tidak jarang kata “plastik” sering disematkan buat mereka karena stereotip akan Korea Selatan yang terkenal akan operasi plastiknya.
Hal ini tentu sangat miris karena membuktikan betapa kolotnya orang yang berkata demikian karena berfokus pada penampilan daripada karya. Akan tetapi, walaupun banyak yang membenci, buat Army mereka adalah 7 pribadi yang luar biasa. Terutama buat aku, BTS bukanlah sekedar idola K-pop, namun 7 musisi yang ditakdirkan bersama untuk menjadi BTS yang mengajarkanku pentingnya mencintai diri sendiri.
Oleh karena itu, lewat #HipweeDaebak ini, aku setuju, semua akan menjadi demam Korea pada waktunya, waktu di mana kita bisa menikmati musik dan karya tanpa ada tembok pemisah berupa bahasa dan stereotip terhadap negara tertentu.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”