Hai  selamat malam,
Cerita ini aku tulis malam hari tepat pukul 00.00, awalnya ketika kuliah aku tidak menyukai hal yang berbau Korea, drama, lagu, atau kebudayaanya. Setelah lulus pun aku juga kurang menyukai, bahkan sampai di dunia kerja juga belum menyukai. Partner-ku perempuan dan menyukai hal yang berbau Korea. Mulai dari lagu maupun drama Korea atau drakor. Waktu aku menjadi pic dari magang international mahasiswa Korea ke tempat kerjaku. Aku mulai memahami bahasa Korea, cara tingkah laku mereka bekerja bahkan aku sempet ngobrol santai dalam bahasa Inggris. Ternyata setelah mereka pulang ke negaranya aku masih belum menyukai hal yang berbau Korea. Bahkan ketika aku searching di Youtube yang trending album seperti Blackpink, Exo dan yang lainnya, aku bahkan skip tidak menonton.
Namun suatu ketika, teman dekat aku bercerita hal yang berbau Korea, menceritakan nonton hampir 24 jam nonton drama Korea, seperti Dots, The king dan yang lainnya, awalnya aku merasa tidak menyukai kenapa harus membahas tentang film Korea, kenapa tidak yang lain. Namun seiring berjalannya waktu hal itu terasa beda. Aku mulai kehabisan inspirasi untuk menulis, kehabisan menulis inspirasi cerpen maupun artikel blog. Buka Youtube terlintas film Dots, Depscendants of The Sun, kemudia aku tanya ke rekan kerjaku ternyata filmnya bagus tentang perang dan romansa percintaan. Aku penasaran dan mulai download semua episode. Meski film drama itu udah lama tayang, namun entah mengapa aku ingin men-download. Namun setelah aku download aku tidak mulai langsung menonton aku lebih suka menonton yang lain.
Pada hari Kamis 22 Oktober 2020, hari itu terasa aneh dan out of the box , layak seorang dewa perang yang menghunuskan pedang diantara langit langit, aku mulai melihat dan membuka folder laptop kutemukan film Dots. Aku coba mulai menonton satu episode awalnya terasa biasa saja. Namun setelah akhir episode pertama yang berdurasi 59 menit itu membuat ku nonton lagi dan tak terasa sudah episode 10 aku nonton dari jam 10 malam hingga jam 5 pagi, tak terasa waktu berjalan cepat.
Yah mungkin itu hal biasa untuk remaja yang nonton marathon. Akhirnya aku mencoba tidur sebentar sampai jam 8 dan mandi kemudian berangkat kerja dan masih terbayang kisah cinta dua insane dalam sebuah perang. Waktu sudah menunjukan jam 3 sore, karena gabuts kerjaan sudah selesai,aku pun mulai membuka folder di flashdisk ku dan mulai nonton dapat satu episode selesai, meski nonton dikantor tak senikmat nonton di kos diwaktu sendiri menerpa. Akhirnya aku pulang dan mulai nonton film Korea itu. Kisah cinta yang begitu sederhana namun rumit untuk dilihat dari segi manapun. Kisah percintaan seorang prajurit yang membela kedamaian serta kisah dokter bedah yang harus berbagi waktu mengoperasi pasien sangat begitu menarik disajikan serta scene scene yang membuat lebih menarik untuk ditonton.
Awalnya aku merasa aneh untuk seorang yang kurang menyukai drama mellow atau yang berbau romansa tiba tiba merasa menarik dan suka. Alur cerita mulai ku pahami, scene demi scene selalu kulihat dengan teliti, drama dengan kisah yang terlalu rumit untuk dimengerti dan memaksa kutonton hingga episode 16, episode terakhir.
Mungkin ada sesuatu hal yang berbeda, ketika film korea Dots menginspirasi aku untuk membuat cerpen bertema militer dibumbui romansa lebih menarik untuk dicoba. Mulai dari sinikai aku mulai mencatat hal hal penting, mulai membuat kerangka sehingga menjadi sebuah cerita yang disajikan menarik, yaa aku mengakuinya Film Dots ini mulai menginspirasiku untuk membuat naskah cerita lebih dalam lagi tentang romansa cinta dengan latar belakang militer. Ya aku juga mengakuinya kisah mereka di film tidak sama seperti di kenyataan, meskipun mereka cerai di dunia nyatanya, namun tidak bisa dipungkiri cerita Dots begitu menginspirasi.
Â
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”