Bandara Soekarno Hatta, Hari ini 22:00
Ah, aku tak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Seingatku aku baru saja sampai di sini jam 8 kurang tadi pagi, memeluk Sara dan mengantarkannya sampai batas imigrasi, lalu aku pulang kerumah. Tapi, entah bagaimana kumenemukan diriku sekarang sendirian dan menangis di sudut Soekarno Hatta.
Bandara Soekarno Hatta, Hari ini 07:50
Sara sangat gelisah, Christo, atau biasa dipanggil Ito, kekasihnya selama 2 tahun ini belum juga muncul. Padahal dia harus segera masuk ke boarding room. Ia terus-menerus melirik antara jam tangannya dan papan pengumuman keberangkatan. “Dimana dia?” batinnya.
Disebelahnya, Christiani, teman baik dan juga adik dari Ito juga ikut-ikutan gelisah. Kemana abangnya? Berulang kali ia berusaha menghubungi abangnya, namun yang dicari tidak juga mengangkat hpnya. Padahal Sara akan segera berangkat menuju Swedia untuk sekolah.
Tiba-tiba, hp Sara berbunyi menandakan pesan masuk dari Ito. Aku sudah sampai Soeta nih. Kamu belum masuk kan?
Dengan gemas Sara membalas pesan Ito dan menjelaskan posisinya lalu mematikan layar ponsel dan mencari sosok Ito. Tak lama, Christiani melihat abangnya tiba. Ia lalu memberitahu Sara, lalu berpamitan memberikan waktu bagi Sara dan Ito.
“Christo! Kamu tau kan pesawat aku terbang jam 8:30! Kamu kenapa baru sekarang sampai!” Tak tahan lagi, Sara akhirnya menumpahkan amarahnya.
“Iya-iya aku minta maaf. Kemarin keasikan nge-game jadinya ketiduran. Sorry banget, Sar.” Pinta Ito sambil berusaha menenangkan kekasihnya itu.
“Oh… Jadi game lebih penting daripada aku? Keterlaluan yah kamu! Ini kita bakalan LDR-an 2 tahun, Ito! 2 tahun! Masih untung kalau aku bisa balik natal nanti. Kalau ga? Aku gak bisa ketemu kamu 2 tahun lamanya! Dan kamu masih berani ketiduran dihari terakhir kita!” Suara Sara semakin meninggi.
“sttt.. iya iya, maafin aku, aku yang salah. Please, jangan marah-marah gini. Aku gamau awal LDR kita dimulai dari berantem di Soeta.” Kata Ito sambil memeluk Sara.
Perlahan-lahan emosi Sara pun turun, dan ia berusaha melepas pelukan dari Ito. Malu berpelukan begitu di tempat umum, apalagi sebelumnya dimulai dengan insiden marah-marah.
Sara menghela napas panjang, “yasudah, aku maafin, tapi kamu harus janji yah, kita bakalan video call setiap hari, kamu juga akan sering bales chat aku, dan jangan mentang-mentang aku jauh kamu jadi nge-game seharian sampai lupa makan.”
“Janji! Kecuali yang terakhir. Hehehe” ujar Ito sambil tersenyum jahil.
“ITO!!!” seru Sara gemas sambil mencubit perut Ito. Ito memang hobi banget main game, saking sukanya sampai lupa waktu dan dunia. Makanya Sara sering khawatir sama Ito.
“Hahaha, aduh ampun Sar. Iya, iya, aku janji. Yuk aku anterin kamu sampe pintu”
***
Tidak banyak yang aku lakukan hari ini. Aku hanya ingat, setelah makan, aku masuk ke kamarku dan melanjutkan game. Pikirku mumpung Sara masih di pesawat, jadi tidak akan ada yang mencariku dan mengomeliku kalau aku keasyikan bermain sampai lupa waktu.
Selama bermain, aku menyadari hpku beberapa kali berbunyi, mengabarkan ada telepon dan chat yang masuk. Tapi aku dengan cueknya mematikan hp, dan melanjutkan bermain tanpa mencari tahu siapa yang menghubungiku. Sampai malam pukul 20:00, aku memutuskan berhenti karena aku lapar dan merasa kotor, belum mandi sore.
Setelah mandi, saat menuju ruang makan, aku melihat Chistiani duduk di ruang keluarga, dan matanya terus menatap ke layar TV. Entah apa yang sedang ditontonnya, tapi sepertinya seru sekali. Lalu sebuah ide iseng datang. Pelan-pelan aku berjinjit mengitari sofa tempat ia duduk, bermaksud mengagetkannya. Tapi, tiba-tiba kumendengar.
“Pada siang hari ini, penerbangan menuju Swedia hilang kontak dari kontrol lalu lintas udara kurang dari empat jam setelah lepas landas dari Jakarta.”
Sontak aku berhenti dan merasakan tangan dan kakiku tiba-tiba menjadi dingin. Apa ini? Bukankah hari ini hanya ada satu penerbangan dari Jakarta ke Swedia? Bukannya ini penerbangan yang dinaiki Sara? Apa yang terjadi? Dimana Sara sekarang?
Tanpa pikir panjang, aku merebut remote dari Christina, dan langsung memperbesar suara TV. Dan benar seperti apa yang kutakutkan. Pesawat yang ditumpangi Sara hilang.
“Bang, ini beritanya pasti bohong kan, ini cuman hoax kan. Ini bukan pesawat Sara kan.” Suara Christiani terdengar bergetar menahan tangis, ia menolak percaya akan berita yang dibacakan ini. Ia tidak menerima bahwa teman baiknya baru saja hilang.
Sementara aku, aku bingung apa yang harus kulakukan. Hanya satu yang aku tahu, aku harus mencari tahu dimana Sara sekarang. Kuambil kunci mobil dan langsung melaju ke bandara.
***
Namun, berita itu bukan hoax. Pesawat yang ditumpangi Sara benar-benar hilang dari radar. Ruang lobi Soekarno Hatta dipenuhi oleh anggota keluarga korban yang menantikan kepastian keberadaan pesawat dan seluruh pengumpangnya. Ada yang menangis, ada yang berusaha saling menguatkan. Beragam doa dipanjatkan memohon keselamatan bagi setiap penumpangnya.
Aku hanya bisa terduduk lemas, mengeluarkan hp, bermaksud mencari tahu keberadaan Sara dengan membaca setiap berita yang dipublikasi mengenai pesawat ini. Satu-persatu setiap notifikasi mulai masuk.
Ah, aku lupa kalau aku mematikan hp saat bermain tadi siang. Kebanyakan adalah notif dari teman-teman kami yang menanyakan kabar Sara dan memberitahukanku berita kecelakaan pesawat ini. Tapi ada satu pesan yang terkubur di antara pesan-pesan lainnya. Pesan dari Sara, tepat sebelum ia boarding.
Ito, maafin aku tadi marah-marah sama kamu, dan ngancem aku gak pulang natal nanti. Plis, jangan marah. Aku janji apapun yang terjadi aku pasti pulang Natal ini ngerayain bareng kamu dan keluarga. Janji! Jadi tungguin aku yah. Love you always.
Ah, Sara. Please pulang, aku rindu suara tawamu, aku kangen kamu manja-manja dipelukanku, dan aku ingin mendengar omelan kamu kalau aku kelamaan main game lagi. Dimanapun kamu, please pulang, aku janji nungguin kamu pulang.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”