Kondisi kehidupan yang selalu penuh kebaikan tentu diinginkan oleh semua orang, saya dan juga kamu. Mustahil ada orang yang hidup di dunia ini menginginkan hidup yang tidak baik. Secara keinginan, memang maunya hidup baik tapi tanpa disadari, banyak orang menciptakan sendiri kondisi yang tidak baik dalam kehidupannya.
Saya sering mendapat pernyataan dari orang-orang yang menelepon saya, “Mas Firman, saya tidak pernah berpikir yang negatif tapi kenapa Tuhan selalu memberi kesusahan dan ujian dalam hidup saya?” Ada lagi yang seperti ini, “Mas Firman, saya sudah berpikir positif, saya sudah membaca buku motivasi tapi kenapa masih susah saja bisnis saya”. Penyebabnya karena kamu tidak memahami bagaimana “berpikir” yang benar.
Berpikir yang benar itu bagaimana? Bukankah berpikir itu sudah kita lakukan sejak kecil? Bukankah yang membuat kejadian di hidup seseorang itu karena Tuhan? Masak hanya dengan berpikir saja mas? Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain yang seolah-olah menyepelekan “berpikir”.
Saya dulu membuat AMC sebagai satu-satunya panduan yang mudah dan praktis untuk mengenali, mengontrol, dan memaksimalkan pikiran karena gemes melihat banyak buku, banyak orang yang menyebut dirinya trainer, motivator, spiritual dan sejenisnya, menyampaikan materi-materi yang justru menjauhkan banyak orang dari pikirannya sendiri. Tahukah kamu, menjauhkan dari pikiran itu membuatmu tidak mengenali diri, dan dampak dari tidak mengenali diri adalah tidak mengenali Tuhan. Bahaya kan ya?
Waktu kelas reguler di Bandung, tanggal 18 Maret 2017, Sabtu kemarin. Ketika sore sehabis kelas, ada seseorang bapak yang berkata ke saya, “Memang seharusnya agama dan sains itu berdampingan, sehingga memahami agamanya utuh karena didukung sains, sekarang banyak orang hanya sibuk ke agama tanpa sains Mas”. Memahami AMC dengan benar adalah cara untuk meningkatkan keimanan kepada Tuhan. Kalau sudah memahami cara berpikir yang benar, maka pasti bisa membuat kehidupan menjadi penuh kebaikan.
Secara umum, kebanyakan orang melakukan kesalahan dalam berpikir, sehingga membuat hidupnya tidak nyaman. 3 kesalahan cara berpikir seperti ini yang harus dihindari, supaya hidup selalu dalam kebaikan, apa saja? Perhatikan ya.
ADVERTISEMENTS
Pertama, berpikir bahwa pikiran itu tidak penting
Kesalahan yang utama adalah menganggap pikiran itu tidak penting. Hal ini salah besar karena sesungguhnya, pusat dari kebaikan hidup itu bermula dari pikiran kita. Ketika memiliki pemahaman bahwa pikiran itu tidak penting, maka membuat seseorang tidak bisa “menentukan” kebaikan dalam hidupnya.
ADVERTISEMENTS
Kedua, berpikir bahwa kunci kehidupan bukan pikiran
Kesalahan berikutnya adalah menganggap bahwa hidupmu tidak tergantung pikiran, banyak buku, banyak tulisan dan banyak orang yang memang ingin menjauhkan seseorang dari alat hebat yang sudah Tuhan berikan kepada kita. Alat hebat itu adalah “pikiran”. Sungguh merugi jika kita tidak menggunakan pikiran, sungguh merupakan mengingkari nikmat Tuhan jika kita tidak memaksimalkan pikiran kita.
ADVERTISEMENTS
Ketiga, berpikir bahwa menggunakan pikiran itu susah
“Mas Firman, katanya si A yang dia juga hipnoterapis, bilang kalau tidak semua orang bisa mengelola pikiran, apa benar?”, saya jawab salah. Kalau para terapis, konselor mengatakan seperti itu, maka hal yang wajar supaya kamu datang ke mereka :), padahal mustahil Tuhan memberikan alat yang susah untuk digunakan. Setelah memahami AMC, maka banyak orang yang mengatakan “ternyata begitu mudah dan simpel dengan rumus AMC”.
3 Kesalahan cara berpikir seperti ini yang seharusnya dihindari oleh setiap orang, karena saya percaya setiap orang termasuk kamu ngin selalu dalam kondisi kehidupan yang baik kan? Nah, kalau memang seperti itu, maka hindari ya 3 cara berpikir seperti itu tadi. Sesungguhnya ada kekuasaan Tuhan dalam diri setiap orang, yang hanya bisa disadari bagi mereka yang berpikir.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”
Tidak berpikir ternyata lebih sulit dari yang Saya pikirkan.