Hatiku Bukanlah Seperti Kasur Yang Sekedar Menghentikan Lelahmu, Bukan Pula Seperti Bius yang Kuat Untuk Menahan Rasa Sakit Sesaat

Cukuplah sudah kamu membuat luka yang sangat dalam, ketika aku yang ingin mempertahankanmu dengan sekuat tenagaku, kamu dengan mudahnya berkata bahwa kau ingin pergi meninggalkanku.

Advertisement

Ya, kamu tahu bagaimana rasanya menjadi dasar tanah, dihempas oleh perkataan yang rasanya seperti jutaan kubik air menghempas tanah?

Seperti itulah dirimu, mengalir dengan tenang, menghantam serta menerjang kuat dan deras tanpa memikirkan apapun disekitarmu. Kau tahu? Hati ini sebenarnya tak mampu menahan itu semua, tetapi rasa sayangku yang buta sering kali menutup keburukanmu di hatiku. Dengan perjalanan waktu aku sudah meninggalkanmu.

Aku Bangkit, Mendapatkan titik cahayaku. Namun kau datang kembali menjadi bayangan yang menakutkan

Advertisement

Mungkin aku sudah terbiasa tersakiti olehmu, seakan kamu menjadi tuan dan aku budaknya. Membentakku, menghujatku, hingga kamu menutupi semua kebahagiaanku dengan kesedihan yang kamu perbuat.

Apakah kamu tak pernah puas menyakiti hati ini? Menawarkan berlian, tapi nanti kau buang lagi ke dasar laut?

Advertisement

Mengapa kau selalu menutup jalan keluar untukku. Aku ingin bebas dan tak ingin bersamamu lagi.

Terserah kamu ingin menjadi pohon yang lebat dan berbuah manis, atau menjadi gedung yang paling tinggi dan kokoh yang selalu berusaha menarik perhatianku lagi dengan sejuta kebohongan yang kau tawarkan untukku. Terserah…

Tanpa kau sadari, aku akan menjadi angin yang selalu melewatimu, tak peduli seberapa kuatnya akarmu untuk menahan diriku, aku ingin bebas, bebas seperti angin. ​Ya, semua karena seseorang yang selalu menjadi kipas terbesar di hidupku yang mampu merubah angin menjadi kuat, yang mampu menghasilkan kehidupan bahagia untuk semua orang. Dialah seseorang yang selama ini selalu mendorongku ketika aku terpuruk olehmu, dan begitu bodohnya dulu aku lebih memilihmu dari pada dia.

Sekarang kamu akan tersadar, bahwa kau tak pernah hidup tanpa ada angin, kau akan terdiam sendiri, menyesali apa yang sudah terjadi.

Dulu aku menangis, tapi aku yakin dengan waktu yang selalu berputar, di tiap detik, menit, jam, hari, bulan, tahun, semua berjalan dengan apa adanya, aku tidak tahu apa yang terjadi ke depannya.

Dan sekarang dengan suatu keajaiban Sang Maha Kuasa, tanganku sudah tergenggam dengan tangan seseorang. Dia berlari dan menarikku menuju cahaya itu kembali.

Selamat tinggal masa lalu kelamku, semoga kau bisa menjadi cermin yang mampu memperlihatkan dirimu, dan menunjukkan bahwa kamu sebenarnya adalah seseorang yang baik tetapi diselimuti oleh bayangan yang tak tahu kemana akan berada.

#Dear mantan

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Penulis pemula yang menyukai ilmu filsafat dan psikologi

4 Comments

  1. Rambu Jolly Ibs berkata:

    Mantan baca ini pasti langsung keselek deh hahaha