Setiap harapan yang dimiliki setiap orang tentunya tidak semuanya bisa terwujud sesuai keinginan. Setiap waktu selalu saja ada kemungkinan-kemungkinan yang tidak terwujud. Ya itulah namanya hidup, selalu ada 2 (dua) sisi keberhasilan dan kegagalan. Dari dua hal tersebut kembali lagi bagaimana cara menyikapi kita, jika respon kita positif kedepannya akan tetap positif, namun sebaliknya.
Mimpi untuk melanjutkan kuliah di kampus terbaik tentunya menjadi dambaan bagi semua orang. Berlomba-lomba belajar sekuat tenaga dan hati untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Begitu pun sama denganku. Kala waktunya lulus SMA, tentunya banyak pikiran mulai melintas. Habis ini mau ngapain? Yang hampIr tiap harinya selalu tahu akan kesibukan ujian, belajar, presentasi, dan semua hal yang berhubungan dengan sekolah.
Aku tak perlu berpikir terlalu jauh harus “ngapain”setelahnya. Sebuah kalimat itu mulai mengusik dalam detik-detik kelulusanku. Jika untuk lanjut bekerja, aku merasa kemampuan yang aku miliki saat itu belum mampu untuk bersaing dengan yang lainnya. Pilihan kedua jika kuliah, siapa yang akan menanggung biayanya kelak. Toh bagiku, kuliah merupakah sesuatu hal yang sangat mewah.
Sampai akhirnya aku memutuskan untuk mengambil pilihan kedua dengan konsekuensi yang siap aku terima. Untungnya berbagai informasi tentang kesempatan beasiswa aku dengar. Tak mau menyia-nyiakan berita bahagia itu, ku cobalah. Dengan harapan yang ku buat manis, malah di hasil akhirnya tidak semanis harapan di depan. Satu tahap telah gagal, namun masih ada kesempatan kala itu SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Tak patah arang, ku tetap mencobanya. Daripada menyesal tapi tak pernah mencoba sama sekali. Sampai di suatu titik hasil ujian mulai diumumkan, dan tetap saja namaku tidak tercantum. Dari situ aku berpikir, tahun ini jalanku memang bukan untuk kuliah. Baiklah, ku ikuti alur yang dibuat oleh alam. Bekerja, mungkin itu jawabannya.
Setelah mulai terbiasa dengan rutinitas kerja yang lumayan asik. Terpikir kembali untuk melanjutkan kuliah lagi. Kendala dari awal memanglah sebuah biaya untuk kuliah. Tapi jika aku sambi dengan bekerja, bukankah biaya nggak jadi masalah lagi? Akhirnya ku putuskan untuk mengumpulkan informasi mengenai kampus-kampus yang menerima kelas karyawan.
Dari pertimbangan jarak, biaya dan lainnya akhirnya ada salah satu kampus yang sesuai. Ya walaupun tidak kuliah di kampus negeri yang sudah diidam-idamkan sejak awal. Tapi tak apa, sudah menjadi kebanggaan tersendiri aku bisa dan pernah merasakan bangku perkuliahan. Karena belum tentu semua orang punya kesempatan untuk berkuliah. Semua itu merupakan proses, karena tak semua keinginan itu bisa dijalani sesuai rencana.
Percayalah jika mimpi, harapan sampai rasa suka kepada orang lain yang kalian miliki akhirnya harus bertepuk sebelah tangan tak sesuai keinginan, tak usah khawatir karena kedepannya jalan-jalan baru akan terbuka dan itu menjadi yang terbaik untuk kita. Berusaha berdamai dengan keadaan itulah kuncinya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”