1968 adalah tahun dimana Diana dan Alan bertemu di sebuah pelabuhan di kota Pontianak. Alan adalah seorang pria keturunan tionghoa yang bekerja sebagai buruh pengangkut barang di pelabuhan Seng Hie di kota Pontianak, sementara Diana adalah anak dari pemilik toko perabotan rumah tangga yang rumahnya lumayan jauh dari pelabuhan.
Untuk pertama kalinya Diana disuruh ayahnya untuk mengambil beberapa barang toko di pelabuhan, Diana pun setuju lalu ia pergi ke pelabuhan. Saat itu Diana hanya berniat mengambil barang tersebut, namun saat ia sedang melamun menikmati suasana pagi di sekitar pelabuhan tak sengaja mata Diana terfokus kepada seorang pria yang tengah tertidur di dekat kapal.Â
Diana pun bergegas pergi mengambil barang toko yang disuruh ayahnya. Diana bingung bagaimana bisa ia membawa barang toko tersebut sendiri, tiba-tiba seorang pria yang ia lihat di sekitaran pelabuhan tadi datang membantunya untuk mengangkut barang ke toko. Di pelabuhan inilah Diana dan Alan pertama kali bertemu.
Keluarga Diana sangat senang akan kehadiran Alan yang sering membantu mengambilkan barang dari pelabuhan untuk di bawa ke toko. Hampir setiap minggu Diana dan Alan sering menghabiskan waktu berjalan berkeliling kota menggunakan sepeda tua milik Alan. Hingga suatu ketika Alan mengajak Diana untuk naik sebuah bus namun mereka tak pernah turun di suatu tempat melainkan hanya duduk menikmati perjalanan berkeliling kota. Alan dan Diana pun tertawa setelah sampai di sebuah halte di dekat rumah Diana. Disaat inilah Alan meberanikan dirinya untuk menyatakan cintanya ke Diana. Diana pun setuju lalu ia bergegas pulang dan menceritakan hal tersebut kepada kedua orang tuanya. Orang tua Diana hanya tersenyum melihat wajah Diana yang tampak bahagia.
Diana dan Alan pun masih tetap melakukan hal yang sering mereka lakukan dulu yaitu naik sebuah bus dan tak pernah turun di suatu tempat. Di bus inilah Diana dan Alan sering bercerita tentang masalah hubungan mereka, bahkan saat mereka bertengkar pun mereka selalu ingin menyelsaikan masalahnya di sebuah bus.
Pagi itu Alan membawa sebuah roti dan berniat untuk memberikannya kepada kedua orang tua Diana lalu mengajak Diana untuk pergi menggunakan sepeda tuanya. Namun saat berada di rumah Diana ia tak sengaja mendengar pembicaraan Ayah Diana dan Ibunya yang ingin menjodohkan Diana kepada Bayu seorang nahkoda kapal muda anak dari teman Ayahnya.Â
Di saat itu hati Alan sangat hancur bahkan ia tak tau apa yang harus ia lakukan sekarang, disisi lain Alan sadar bahwa dirinya hanyalah seorang buruh pelabuhan. Alan pun langsung mengetuk pintu rumah Diana, kedua orang tua Diana terkejut lalu tersenyum menyuruh Alan masuk.
Saat di perjalanan obrolan Alan terasa berbeda dari biasanya ia tampak lebih serius menanyakan beberapa hal tentang hubungannya dengan Diana. Tak sengaja mata Alan tertuju pada pasangan tua berumur 70 tahun sedang duduk meniup kue ulang tahun, Alan pun bertanya kepada Diana bagaimana nanti jika umur mereka sudah 70 tahun, Diana tertawa dan menghayal tentang hubungan mereka saat usia 70 tahun. Alan pun mengajak Diana untuk bertemu di sebuah halte yang sering mereka datangi besok.
Keesokan harinya Diana dan Alan pun bertemu, wajah Alan tampak ceria, Alan pun meminta izin untuk pergi mengambil sebuah kejutan untuk Diana, Diana tertawa lalu ia membiarkan Alan untuk pergi mengambil sebuah kejutan itu. Hingga sore tiba Alan tak kunjung datang menemuinya di halte tersebut. Diana pun kesal lalu ia pergi meninggalkan halte tersebut. Di halte tersebutlah Diana terakhir kali melihat Alan.
Hampir seminggu ia tak mendapat kabar dari Alan, Diana pun memberanikan dirinya untuk pergi ke kontrakan Alan. Tak lama datang seorang tetangga yang mengatakan Alan telah meninggal akibat kecelakaan minggu lalu dan mayatnya telah dibawa ke kampung halamannya. Hati Diana sangat hancur ia menyesal karena tidak menahan Alan waktu itu, di sisi lain ia tak tau alamat kampung halaman Alan.
Sosok Diana yang periang mendadak berubah menjadi Diana yang melankolis. Sepanjang harinya hanya berdiam diri, bahkan saat menirima tawaran jodoh dari ayahnya ia hanya menganggukan kepalanya. Saat Diana bertemu dengan Bayu, Diana hanya terdiam dengan tatapan kosong, sesekali Bayu bertanya kepada Diana bahkan Bayu juga ikhlas jika Diana tak ingin menikah dengannya, namun Diana langsung memegang tangan Bayu saat Bayu ingin pergi meninggalkannya.
Saat sore tiba Diana duduk di sebuah halte tempat kenangannya dulu sendirian, ia melihat banyak kakek-kakek dan nenek-nenek yang turun dari bus yang berhenti di depannya, Diana pun langsung naik di bus tersebut dan segera duduk di pojokan jendela. Tak sadar hari sudah malam ia pun segera turun dari bus tersebut dan segera pulang kerumah.Â
Saat ia tiba di depan rumah ia terkejut melihat warna rumah dan halamannya yang sudah berubah, ia pun langsung mengetuk rumah tersebut namun tidak ada jawaban, tiba-tiba ada seorang tetangga yang mengatakan bahwa pemilik rumah tersebut sedang pergi ke rumah cucunya. Diana semakin bingung lalu ia bertanya siapa nama pemilik rumah tersebut, tetangganya pun mengatakan bahwa pemilik tersebut bernama Diana, namun tetangga di sekitaran rumah sering memanggilnya oma.Â
Diana hanya terdiam.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”