Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ia tidak memiliki senjata ataupun pangkat dalam melaksanakan tugas. Ia hanya memakai hati dan pikirannya untuk membagi ilmu dan membentuk karakter para siswa.
Tugasnya tidak semudah kita lihat dan rasakan. Ia tidak seperti pejabat ataupun ilmuwan yang menularkan ilmunya tanpa memerhatikan orang sekitarnya. Sebagai guru, bukan ilmu saja yang diberikan, namun seorang guru harus memerhatikan siswanya. Ia harus peka dan netral kepada semua siswanya. Maka dari itu, sepatutnya kita harus mengucapkan terima kasih padanya. Tanpanya, pejabat dan insiyur tidak akan tercipta sampai hari ini.
Menempuh pendidikan adalah bentuk perjuangan seorang guru. Sebelum ia mengajar, ia harus diajari. Selama empat tahun sang calon guru dibekali ilmu untuk memberikan ilmu pengetahuan dan budi pekerti. Setelah sarjana, mereka harus siap untuk mengemban tugas tersebut. Mereka harus mengaplikasikan ilmu yang mereka dapatkan untuk kemajuan generasi penerus.
Perjuangan pun tidak berhenti. Untuk menyejahteraankan para guru, salah satu kebijakan pemerintah adalah membuat sertifikasi. Sertifikasi tersebut adalah ujian untuk benar-benar 'sahkan' dirinya sebagai guru. Lagi-lagi, dalam proses menuju sertifikasi, mereka harus punya syarat mengajar minimal lima tahun. Bukan pengalaman lima tahun juga yang harus dilewati dalam sertifikasi. Mereka pun harus mengikuti ujian dan tahap lain agar mendapatkan gaji per triwulan itu.
Jika berhasil, mereka akan bersenang dan menggunakan uang itu dengan seperlunya ataupun membayar utang. Jika gagal, jangan bersedih, terus mencoba, dan mudah-mudahan berhasil.
Anak-anak adalah tantangan luar biasa bagi guru. Sudah dijelaskan selain memberikan ilmu dan membentuk karakter, sang guru juga harus profesional. Ia harus tahu menempatkan diri dari urusan pekerjaan dengan pribadi. Memang mereka juga manusia, tetapi jika mereka seperti anak-anak yang dididik, mereka pasti akan diremehkan. Mereka tidak dianggap sebagai guru, namun hanya teman sebaya yang bisa sesukanya bicara apa saja.
PR bukan makanan para siswa juga. Para guru juga ada PR-nya! RPP (Rancangan Pelajaran dan Pengajaran) dan silabus adalah PR mereka yang sangat luar biasa. Kegunaan PR guru tersebut untuk meningkatkan mutu sekolah. Dalam pengerjaannya, tidak segampang menulis cerita. PR guru tersebut harus disusun secara jelas dan terinci sesuai waktu pengajaran.
Istirahat adalah waktu yang sejenak untuk melepas penat dalam mengajar. Berkumpul bersama guru-guru merupakan hal yang wajar dan hak guru untuk mengembangkan pengajaran mereka. Walau yang dibicarakan tidak sepenuhnya tentang mereka, tetapi dari perbincangan para guru itu bisa memulihkan keadaan mereka dari penatnya mengajar.
Namun, istirahat bagi guru sama saja kerja bagi mereka. Ketika siswa ada yang membuat kesalahan saat istirahat, profesional harus ditegakkan. Mereka kembali bersikap netral namun sabar dalam mengahadapi siswa tersebut.
Sangat luar biasa pekerjaan para guru. Tidak kenal kata istirahat walaupun bel istirahat berbunyi. Saat para siswa berkunjung ke rumah guru pun harus menunjukkan sikap profesionalitas. 24 jam 7 hari harus mengabdikan diri untuk generasi masa depan yang cemerlang.
Untuk kita khusunya kaum pelajar jangan menganggap guru adalah profesi yang sangat rendah. Hargai perjuangan mereka. Tanpa mereka, mungkin kita tidak bisa melek huruf dan meraih cita-cita. Horamtilah para guru itu selayaknya menghormati para orang tua kita. Ajaran yang mereka beri harus kita laksanakan dengan baik.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”