Ghosting Sebagai Bentuk Komunikasi Non-Verbal

Kira-kira apa itu ghosting?

Beberapa minggu belakangan, Indonesia dihebohkan dengan kasus ghosting yang dilakukan oleh salah satu anak Presiden RI Indonesia ke-7, yakni Kaesang Pangarep yang merupakan anak bungsu dari bapak Ir. H. Joko ‘Jokowi’ Widodo, terhadap kini mantan kekasih 5 tahunnya, Felicia Tissue. Hal ini diungkapkan oleh ibunda dari Felicia Tissue sendiri yang menyatakan bahwa beliau tidak terima Kaesang menghilang tiba-tiba begitu saja terhadap anaknya, Felicia Tissue. Namun kini, Kaesang mengungkapkan bahwa sebenarnya hubungannya dengan Felicia sudah kandas sejak Januari 2021 yang lalu. Sebenarnya, ghosting ini apa sih?

Advertisement

Ghosting sendiri bisa dikatakan, dari sudut pandang Meity Arianty STP. M. Psi., sebagai seorang psikolog, sebagai aksi atau tindakan yang dimana seseorang menghilang begitu saja tanpa kabar dan terjadi dalam suatu hubungan, mulai dari pertemanan, keluarga hingga hubungan rekan kerja, namun lebih umum ditemukan dalam hubungan kencan online dan beliau menambahkan bahwa ghosting juga bisa diinterpretasikan sebagai sebuah penolakan yang tidak memiliki jawaban yang jelas dan tentu hal ini terasa menyakitkan sekaligus membingungkan juga membuat korban merasa begitu tidak nyaman. Kalau dilihat dari sudut pandang American Psychology of Association (APA), ghosting dapat diartikan sebagai sebuah momen ketika seseorang yangg begitu dekat dengan kita, teman misalkan, menghilang begitu saja tanpa adanya penjelasan. Berbeda dari APA, Cambridge Dictionary mengartikan ghosting sebagai sebuah cara ketika seseorang memilih untuk menghentikan semua bentuk komunikasi secara tiba-tiba. Dari sini, bisa dikatakan bahwa ghosting adalah ketika seseorang yang kita kenal dekat tiba-tiba menghilang atau tidak berkomunikasi lagi dengan kita tanpa sebuah alasan atau penjelasan yang sebenarnya kita butuhkan.

Berdasarkan beberapa survei, jawaban paling mendominasi adalah kaum adam namun, ada di beberapa survei lain yang mengatakan bahwa kebanyakan pelaku ghosting adalah kaum hawa sehingga Meity mengatakan bahwa pelaku ghosting bisa siapa saja, baik mereka itu wanita maupun pria. Para pelaku ghosting memiliki alasan tersendiri untuk melakukan tindakan tersebut, tetapi kalau dilihat dari kacamata umum, mereka sebenarnya ingin menghindari konflik, memiliki ketakutan ketika dihadapkan sesuatu, tanggung jawab yang kurang hingga memiliki pemikiran bahwa bila mereka menghilang dari kehidupan seseorang maka orang tersebut tidak akan berdampak. Namun, kalau dari sudut pandang Dr. Natalie Jones, PsyD, sebagai seorang psikoterapis, ada 7 alasan mengapa para pelaku melakukan ghosting, yaitu :


- Karena sang pelaku menemukan orang lain yang bisa dikatakan lebih baik;

– Secara emosional, sang pelaku sebenarnya belum dewasa;

– Belum adanya kesiapan untuk berkomitmen;

– Sedang dalam suatu masalah yang bersifat personal atau pribadi;

– Adanya kecemasan ketika harus memulai hubungan baru;

– Merasa sedang berada di dalam hubungan yang bisa terbilang toxic; dan terakhir

– Pelaku merasa sudah mendapatkan keinginannya dari sang korban.


Advertisement

Korban yang di-ghosting pun akan terdampak, dimana dampak tersebut bukanlah hal sepele mengingat ada empat dampak yang biasanya dirasakan, seperti hadirnya kebingungan, mulai merasakan rendah diri setelah harga dirinya dihancurkan, diri sendiri yang mulai disalahkan, adanya rasa sakit seperti sakit fisik.

Komunikasi non-verbal adalah salah satu bentuk dari komunikasi yang tidak menggunakan kata-kata, melainkan menggunakan bahasa tubuh, gerakan, perubahan nada suara, berhenti atau lanjutnya pembicaraan, warna suara, aksen serta volume yang nantinya akan mempengaruhi aspek-aspek perkataan yang terucap. Beberapa peneitian mengungkapkan kalau komunikasi non-verbal ini dapat mempengaruhi antara 65% hingga 93% hanya untuk makna komunikasi itu sendiri.

Advertisement

Salah satu persamaan komunikasi non-verbal dengan komunikasi verbal adalah di aspek mungkin disengaja atau tidak. Dalam komunikasi non-verbal, kita terkadang melakukan hal yang bisa dikontrol, seperti berhati-hati dalam memilih pakaian ketika ingin pergi untuk melakukan wawancara kerja , dan hal yang tidak disengaja, seperti mengernyit ketika mengalami kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang diberikan dan malah membuat kita salah menjawabnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang terkontrol dapat dikontrol secara sadar ketika sedang melakukan komunikasi non-verbal, walaupun ada kemungkinan pasti kita tanpa sadar kita melakukan kesalahan yang berada di luar kontrol kita. Komunikasi non-verbal memiliki tipe yang beragam, salah satunya keheningan, dimana keheningan ini dapat menyampaikan sebuah pesan yang kuat, walau harus dalam keadaan diam, karena bisa menyampaikan makna yang berbeda. Keheningan ini, walaupun bisa membuat seseorang nyaman, bisa juga menjadi hal yang buruk bilamana keheningan ini digunakan sebagi bentuk penyangkalan kita terhadap keberadaan dan eksistensi orang lain yang dapat membuat seseorang tidak merasa nyaman dengan keheningan yang kita ciptakan. Bisa dikatakan,keheningan bisa menjadi hal yang baik bila membuat seseorang nyaman namun, bila digunakan untuk menghindari keberadaan orang lain, maka keheningan ini masuk ke hal yang buruk.

Kini, mari kita kaitkan ghosting ke kategori mungkin disengaja atau tidak disengaja karena kalau dilihat dari 7 alasan yang diberikan Jones ,beberapa sengaja melakukan ghosting, seperti pelaku telah menemukan orang lain yang cocok dengannya, belum dewasanya pelaku secara emosional, pelaku yang belum siap untuk melakukan hubungan yang memerlukan komitmen, ketika pelaku merasa bahwa ia sedang terjebak dalam hubungan yang toxic, hingga saat pelaku sudah mendapatkan apa yang ia inginkan dari korban, tetapi, ada juga kasus ghosting yang tidak sengaja, mungkin lebih kearah tanpa sadar, melakukan ghosting, seperti bila kecemasan pelaku dalam memulai hubungan baru dan ketika sang pelaku sedang mengalami permasalahan personal, dimana mereka ingin menyendiri atau ingin merefleksikan diri namun,tanpa sadar, malah menyakiti sang korban dengan melakukan ghosting. Ghosting sendiri bisa baik dan harus dilakukan bila alasan sang pelaku adalah karena hubungan yang dirasa mulai toxic, tetapi kebanyakan kasus adalah ghosting dilakukan karena pelaku merasa sudah cukup memanfaatkan aias sengaja mencampakkan korbannya.

Lalu, keheningan dalam ghosting digunakan sebagai cara untuk menghilang dari kehidupan seseorang tanpa penjelasan yang memasukkan keheningan sebagai sebuah tindakan kejahatan karena membuat seseorang menjadi tidak nyaman dan membuat korban kebingungan serta mulai mempertanyakan diri mereka. Keheningan yang ada di ghosting ini lebih ke ranah kita menyangkal keberadaan atau eksistensi korban dalam ghosting karena beberapa alasan, dimana besar kemungkinan berasal dari 7 alasan yang diberikan oleh Jones. Dari sini saja, dapat kita simpulkan bahwa keheningan dalam ghosting ini sangat berbahaya bagi psikologis.

Kesimpulan yang bisa kita dapatkan adalah ghosting merupakan sebuah tindakan kejahatan dimana seseorang menghilang dari kehidupan seseorang tanpa sebuah penjelasan yang dilakukan dengan sengaja, walau di beberapa kasus ada yang tidak sengaja. Ghosting masuk ke dua kategori dalam komunikasi non-verbal, yakni keheningan dan mungkin disengaja atau tidak. Ghosting yang diperbolehkan adalah ketika pelaku terjeba dalam hubungan toxic.

Referensi

https://m.merdeka.com/jateng/toxic-relationship-adalah-hubungan-yang-merusak-dan-tidak-sehat-ketahui-jenisnya-kln.html#:~:text=Sebelum%20mengetahui%20beberapa%20jenis%20toxic,tidak%20jarang%20merusak%20secara%20fisik.

https://m.fimela.com/lifestyle-relationship/read/4480700/mengapa-seseorang-tiba-tiba-ghosting-dalam-hubungan-asmara-ini-alasannya-menurut-ahli

https://www.lemonilo.com/blog/arti-ghosting-dan-dampaknya-bagi-kesehatan-mental-https://wolipop.detik.com/love/d-5493515/apa-itu-ghosting-ini-definisi-dan-efek-ghosting-menurut-psikolog

https://www.google.com/amp/s/amp.suara.com/entertainment/2021/03/12/151647/ibu-sebut-mental-felicia-terganggu-ditinggal-kaesang-pangarep

https://www.google.com/amp/s/amp.kompas.com/hype/read/2021/03/09/092453966/klarifikasi-kaesang-pangarep-soal-ghosting-dan-putus-dari-felicia-tissue

Wood, Julia T. (2013) :Komunikasi Interpersonal, Interaksi Keseharian. Bab 5 Komunikasi Non-Verbal 

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini