Generasi sandwich maksudnya adalah mereka yang harus menanggung beban finansial generasi atasnya (orang tua dan mertua), keluarga sendiri, dan generasi di bawahnya (anak cucu). Jadi ibarat seperti sandwich yang isinya ada di tengah dan terjepit roti, generasi ini juga terjepit untuk menanggung 2 generasi seperti ilustrasi di bawah. Lalu kenapa hal ini bisa terjadi?
Generasi sandwich tercipta karena generasi di atas kita tidak mempersiapkan keuangan masa tuanya dengan matang, dan juga generasi kita yang tidak melek secara keuangan. Apalagi kalau kita sudah berkeluarga, artinya secara tidak langsung kita harus menanggung 3 generasi sekaligus. Misalnya kejadian satu ini yang menimpa seorang millenials; (hanya reka adegan)
Anton (29 tahun), pegawai swasta biasa dan baru saja menikah 1 tahun, serta memiliki tanggungan istri dan anak. Kedua orang tua nya juga tinggal satu rumah dengannya yang otomatis menjadi tanggungannya juga. Sedangkan Anton juga harus melunasi cicilan kendaraannya yang jatuh tempo bulan depan.
Fenomena ini sudah sangat sering terjadi di Indonesia, dan sebenarnya tidak akan jadi masalah kalau kita mampu menanganinya. Tapi kenyataannya masih banyak yang terjebak berputar dalam siklus ini, bagaimana caranya udah menanggulanginya ya?
Pertama kita harus lapang dada menerima kenyataan, karena kita tidak bisa terus-terusan kabur dari masalah keuangan yang serius seperti ini. Dengan begitu kita fokus menyelesaikan masalah nya. Selanjutnya cara paling utamanya jelas harus menghasilkan uang yang cukup untuk seluruh tanggungan kita.
Selain itu kita juga harus melek keuangan, karena banyak orang yang mengelola uang dengan tidak tepat sehingga memperparah keadaan ini. Maksudnya melek keuangan adalah secara sadar menambah edukasi dan literasi mengenai keuangan.
Seperti bagaimana kita mengatur proporsi pengeluaran bulanan kita alias melakukan budgeting. Percuma kan gaji besar tapi tidak jelas kemana habisnya, jadi kita harus mencatat pemasukkan dan pengeluaran kita. Kita juga harus memastikan kalau pendapatan kita lebih besar daripada pengeluaran pribadi, keluarga, dan tanggungan lainnya.
Kita juga tidak bisa mengandalkan satu pendapatan untuk menanggung beban finansial sebanyak itu, kita juga tidak tahu kejadian darurat apa yang bisa terjadi di masa depan. Karena itu juga dibutuhkan pemasukkan lainnya seperti dari pekerjaan sampingan dan investasi.
Apakah masih memungkinkan untuk investasi dikala keadaan terjepit seperti itu? Kita tidak perlu khawatir karena investasi jaman sekarang bisa mulai dari 100.000 rupiah, nominal yang biasanya kita keluarkan untuk nongkrong dan jalan-jalan kan.
Berikut cara menanggulangi jeratan generasi sandwich, jangan lupa bahwa masalah tidak akan bisa selesai kalau kita tidak berupaya menyelesaikannya. Semoga dengan ini kita dapat mempersiapkan keuangan kita di masa depan dan tidak mengulangi siklus ini ke generasi selanjutnya.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”