Generasi Muda Lupa Pancasila? Mungkinkah Ini Penyebabnya?

Lupa pancasila

Indonesia merupakan negara yang kaya. Kekayaannya meliputi budaya, suku, agama, dan hasil alam nya. Hal tersebut dapat menjadikan ancaman sekaligus daya tarik bangsa Indonesia. Dapat menjadi ancaman apabila lebih menonjolkan suatu golongan ataupun  tidak dapat menghargai sesama, dan akan menjadi daya tarik apabila kita dapat menghargai serta dapat mengeksplor budaya dengan baik. Budaya Indonesia yang beragam sangatlah indah karena percampuran dari seluruh  budaya yang ada di Nusantara.

Advertisement

Perkembangan budaya Indonesia sangatlah dipengaruhi oleh generasi muda. Generasi muda merupakan  penentu lestarinya budaya Indonesia dan penentu sampai mana budaya Indonesia dapat dikenal dan disanjung oleh seluruh negara di dunia. Tetapi sangat disayangkan, perkembangan budaya di zaman milenial ini semakin memprihatinkan dikarenakan banyaknya generasi muda yang lebih meminati budaya luar. Hal ini dapat berdampak pada alat pemersatu bangsa yang semakin lama semakin terlupakan, salah satu nya yaitu pancasila sebagai dasar Negara Indonesia. Dasar Negara kita tetaplah pancasila, tetapi apakah generasi muda dapat menghapal serta mengaplikasikannya ke dalam kehidupan sehari-hari? Kian marak terjadi, pemuda kita tidak dapat menyebutkan kelima dasar Negara atau tidak dapat menyebutkan dengan urut, padahal jika kita lihat kebelakang, perjuangan pahlawan untuk membuat dasar negara sangatlah sulit, mereka memikirkan dasar Negara dengan benar benar memikirkan keaadan bangsa, isinya pun merupakan karakter pribadi bangsa yang tidak dapat di tiru oleh bangsa lain.

Penyebab generasi muda yang  mulai melupakan dasar Negara bisa dari berbagai hal. Pertama, mereka lebih mencintai budaya lain. Salah satu contoh budaya yang sedang menjadi tren di kalangan pemuda pemudi kita yaitu budaya korea. Sebagian besar dari pemuda pemudi kita sangat menyukai budaya tersebut. Hal ini dapat dilihat dari maraknya astis korea yang datang ke Indonesia. Mereka lebih menghapal dan menyukai lagu lagu korea daripada lagu lagu kebangsaan Indonesia, begitu pula dengan bahasa, mereka lebih menyukai berbicara bahasa korea daripada bahasa Indonesia yang sebagai alat pemersatu bangsa. Hal ini tentu menyimpang dari sila ke tiga pancasila yaitu persatuan Indonesia.

Kedua, mereka menganggap pancasila yang telah ada tidak semenarik social media. Di zaman serba canggih ini generasi muda lebih menyukai status status yang ada pada aplikasi social media mereka. Mereka menyukai konten yang bisa dikatakan kurang penting. Dapat dilihat dari trending yang terdapat pada aplikasi Youtube, sesuatu yang trending atau banyak disukai  jarang sekali yang berbau kebangsaan.

Advertisement

Ketiga, malasnya menghapal atau mengigat karena kata kata yang kaku. Pemuda pemudi kita merasa bahasa yang dipakai terlalu kaku sehingga mungkin mereka berpikir bahwa kata kata tersebut tidak gaul.

Terakhir, mereka memikirkan reward yang didapat setelah menghapal pancasila. Untuk apa sih aku menghapal pancasila? Aku dapat apa sih setelah ngapalin ini? Kira kira begitu pemikiran mereka.

Advertisement

Untuk itu, kita sebagai generasi muda yang masih mengingat perjuangan pahlawan, masih mengingat Dasar Negara kita, kita harus membuat generasi kita menjadi pribadi yang tepat dengan pribadi bangsa. Selain itu, penanaman pancasila dalam diri haruslah dimulai sejak dini, bisa dimulai dari orang tua ataupun pembelajaran yang ada di sekolah. Bisa juga dari sosialisasi tentang sejarah pancasila, tetapi sosialisasi haruslah menarik agar pendengar atau audience tidak bosan saat mendengarnya. Serta mengingat bahwa Dasar Negara yang telah dibuat tidak hanya dikarang oleh pahlawan kita, tetapi berasal dari kepribadian bangsa sendiri. Kita juga harus mengerti sila sila yang ada di pancasila dan mengaplikasikannya di kehidupan sehari hari. Nah, tunggu apalagi? Mulai dari diri kita dan mulai dari sekarang.

Oleh: Mey Putri

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini