Gangguan Kecemasan, Perasaan Mendalam dengan Memikirkan Segala Sesuatu

Semua orang pasti akan dihantui gangguan ini

Jika kita berbicara tentang kesehatan mental, sebenarnya kita bukan mau mencari perhatian, ya. Kesehatan mental tidak ada hubungannya dengan generasi millennial atau generasi Z yang menye-menye. Faktanya, di luar sana banyak orang yang berjuang mati-matian dalam keheningan karena masalah kesehatan mental ini. 

Advertisement



Tahu tidak, sih, kita ini hidup dalam lingkungan masyarakat yang selalu menstigmatisasi kesehatan mental,  tetapi mereka akan ikut menyayangkan jika ada kasus seseorang yang mengakhiri hidupnya karena masalah kesehatan mental.



Akan tetapi, kali ini saya akan membahas masalah gangguan kecemasan. Pernah tidak sih kalian mengalami gangguan kecemasan, demam panggung, ngomong belibet, takut salah di mata orang lain, insecure, dan tidak mau menjadi pusat perhatian?



Tidak usah takut mengakuinya, karena saya sendiri pernah mengalaminya, atau bahkan masih mengalaminya hingga detik ini, di mana saya menulis artikel ini.

Advertisement



Ya, saya masih suka cemas, memikirkan sesuatu yang bahkan belum terjadi, menimbang-nimbang bagaimana saya akan menjalani kehidupan di masa depan, mencari persiapan untuk menghadapi masa depan yang saya kira akan semakin sulit dan penuh tantangan. Saya cemas, saya takut akan mengulangi nasib pahit yang mengukir trauma di masa lalu. Saya bukan saja mengkhawatirkan diri saya, tetapi saya lebih mencemaskan nasib anak-anak saya yang masih balita. Bagaimana saya akan membimbing mereka tanpa mengukirkan derita.



Meskipun saya memiliki suami, tetapi saya berpikir bahwa saya tidak akan selamanya menggantungkan hidup selamanya pada dia. Segala kemungkinan terburuk pasti bisa saja terjadi di masa depan. Begitulah yang pernah saya alami di masa lalu. Saya belajar bahwa saya tidak boleh menggantungkan diri terlalu lekat pada siapapun.

Advertisement

Selain itu, saya juga pernah mengalami demam panggung, di mana saya seperti tidak bisa berbicara, suara saya seolah-olah tertahan, saya berkeringat dingin, dan merasa sangat tidak nyaman. Belum lagi, saya ini tipe orang yang tidak suka berada di dalam keramaian, jika pun terpaksa, saya tidak mau menjadi pusat perhatian.

Akan tetapi, saya mulai berdamai dengan semua itu. Saya mulai menerima gangguan kecemasan itu dan menganggap bahwa itu adalah hal yang wajar. Semua orang unik dengan caranya masing-masing, asalkan kita tidak merugikan orang lain 



Kecemasan itu sebenarnya normal, lho. Setiap orang memang merasakan kecemasan yang berbeda-beda. Kita wajar kok mengalami kekhawatiran dalam hidup, dan mungkin kita juga akan melewatinya dengan cara yang berbeda pula, tetapi tidak ada yang salah dengan perasaan dan situasi itu.



Menjadi orang yang sensitif dan perasa itu bisa diartikan bahwa kamu sangat peduli dengan hal-hal detail, yang terlalu memikirkan segala sesuatu secara mendalam. Akan tetapi, ini juga bukan sesuatu yang buruk. Tandanya, kamu masih memiliki naluri, kamu masih bisa berpikir jernih, dengan cara seperti itu, mungkin kamu juga bisa menjaga sikap untuk tidak menyakiti orang lain, atau memikirkan bagaimana cara menemukan solusinya. 



So, jangan pernah merasa bahwa kamu orang aneh, kamu mungkin hanya berbeda dengan orang lain. Toh, Tuhan memang menciptakan semua orang dengan berbeda-beda, bukan. Tidak perlu merasa terkucilkan, kamu hanya perlu menjadi diri sendiri.

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Killing my time with arts, literature, phraseology, visualization, and manipulate. https://ameliasolekha.blogspot.com/