Gak Usah Cemburu, Cinta itu Bukan Perasaan Tapi Kesadaran

Kenapa kamu cemburu ? Tanya lagi dirimu, kenapa kamu cemburu ?
Karena kamu merasa memilikinya. Atau kamu merasa “berkuasa” atasnya. Atau mungkin karena kamu merasa “sesuatu itu sangat penting”. Ahhh, cemburu itu cuma perasaan kamu aja kol. Gak usah dibesar-besarin-lah.

Advertisement

Kenapa kamu cemburu?
Jawabnya sepele banget. Karena kamu terlalu menyanjung atau memuja objek yang kamu cemburui. Iya, objek ya … terserah kalo kamu mau bilang orang atau apapun itu. Cemburu lagi, karena kamu merasa terikat dan lekat pada objek yang kamu cemburui. Sehingga kamu bilang cemburu adalah hak mutlak yang kamu punya. Sehingga orang lain gak punya hak untuk “membubarkan” keterikatan itu. Sungguh kejam, kalo cemburu didefinisikan seperti itu. Pantes aja, makin kemari makin banyak orang yang mudah cemburu. Karena semua yang dekat dan terikat padanya dianggap punyanya sendiri….. Serem banget dah.

Maaf ya, bukannya gak mau mengerti perasaan kamu.
Gak usah cemburu. Gak perlu juga cemburu. Kalo kita sadar bahwa memang gak ada yang patut kita cemburui. Karena semuanya objek dan yang ada di dunia ini bukan punya kita. Tapi punya Allah SWT. Semuanya cuma tiitipan saja … Dan semuanya akan berpisah. Pisah karena diambil orang, atau diambil Allah SWT.

Gak perlu cemburu. Itu saja.
Karena orang yang cemburu itu gak realistis. Bahkan kejam, karena hanya membenarkan pikiran kita sendiri. Dan mau bilang semua pikiran orang lain salah. Wajar kalo kamu yang cemburuan menjadikan orang lain sebagai ancaman terhadap hubungan. Ahhh sudahlah, cemburu bisa ada karena kamu melihat objek itu terlalu eksklusif sekali. Terlalu special seakkan gak boleh ada yang ganggu. Ingat, pikiran kiita gak selalu benar. Walau kita butuh cara yang elegan untuk “mempertahankan” objek itu. Silakan pikir, gimana cara yang elegan itu?

Advertisement

Asal tahu aja, orang yang cemburuan itu cenderung egoistik, mementingkan diri sendiri, ambisius,emosional , dan berpandangan sempit. Apakah cemburu itu salah? Lho, ini bukan soal salah atau benar. Ini soal cara pandang, soal emosi dalam konstruksi sosial. Cemburu gak bisa didasari pada perasaan semata. Tapi juga kesadaran. Sadar mengapa harus cemburu?

Untuk apa kamu cemburu?
Gak ada guna. Buat apa capek-capek cemburu. Karena semuanya bukan punya kita. Tapi kita yang merasa mempunyai. Cemburu, sungguh gak ada guna. Cemburu karena takut kehilangan? Jika iya, karena iman kamu terhadap takdir Allah telah kau lenyapkan. Lalu setan dijadikan santapan.

Advertisement

Untuk apa kamu cemburu?
Karena kamu terlalu cinta. Ahhh, itu omong kosong. Katanya cinta gak harus memiliki. Kamu yang bilang juga cinta itu buta. Ahh sudahlah, kamu itu terlalu banyak bermain dengan perasaan, di saat yang sama kamu lupakan kesadarann. Wajar kalo jadinya cemburu. Apalagi cemburu yang membabi buta ….. Uhhh.

Katakan dong, kamu mencintai karena dia mencintai-Nya. Bila hilang cinta kepada-Nya, maka hilang pula cinta kamu. Wowww, luar biasa. Itulah kesadaran, bukan perasaan.

Lagi-lagi, kamu cemburu karena kamu telah berburuk sangka. Kamu gak sabar melawan hasutan setan. Maka, segala keinginan pun menjadi menyesatkan. Kamu bilang mengenalnya, tapi kamu mudah mendendamnya. Kamu bilang mencintainya, tapi kamu mudah membiarkannya. Kamu bilang membutuhkannya, tapi kamu yang mengabaikannya ….. Lalu, mengapa cemburu?

Gak usah cemburu. Karena gak ada yang kita punya. Gak ada yang abadi. Semuanya, termasuk cinta hanya anugerah yang dipakai dalam periode yang diizinkan-Nya. Semuanya berbatas waktu, semuanya menunggu waktu-Nya.

Gak usah cemburu. Apalagi karena cinta. Karena perasaan, bukan kesadaran. Hanya di negeri ini, negeri yang gemah ripah loh jinawi, cemburu punya mitos merusak hubungan. Kok bisa? Gak tau, tanya apa yang lagi cemburu atau si pencemburu.

Sahabat, gak usah cemburu. Gak usah jadi pencemburu.
Karena: “Don’t cry when the sun is gone, because the tears won’t let you see the stars – Jangan menangis saat mentari pergi, karena air mata akan menghalangimu melihat bintang-bintang.”

Kamu bolleh setuju, boleh tidak. Tulisan ini cuma mengingatkan, untuk apa cemburu? Karena semua hanya titipan-Nya. #BelajarDariOrangGoblok

Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya

Advertisement

“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”

Berikan Komentar

Tim Dalam Artikel Ini

Penulis

Pekerja alam semesta yang gemar menulis, menulis, dan menulis. Penulis dan Editor dari 28 buku. Buku yang telah cetak ulang adalah JURNALISTIK TERAPAN, Kompetensi Menulis Kreatif, dan Antologi 44 Cukstaw Cerpen "Surti Bukan Perempuan Metropolis". Konsultan di DSS Consulting dan Dosen Unindra. Pendiri TBM Lentera Pustaka dan GErakan BERantas BUta aksaRA (GeberBura) di Kaki Gn. Salak. Saat ini dikenal sebagaipegiat literasi Indonesia. Pengelola Komunitas Peduli Yatim Caraka Muda YAJFA, Salam DAHSYAT nan ciamik !!

4 Comments