Sebagai generasi yang tumbuh di era internet dan kemajuan digital, remaja milenial adalah remaja yang selalu terkoneksi antara satu sama lain. Tingginya tingkat penggunaan media sosial di kalangan remaja menjadikan mereka kelompok yang paling terpapar dengan apa yang dilakukan oleh teman atau keluarga mereka. Hal ini memicu mereka untuk terus terhubung dengan apa yang dilakukan orang lain melalui dunia maya, yang dapat menimbulkan kecemasan dalam diri mereka dan berujung pada sebuah ketakutan, yaitu ketakutan akan kehilangan momen. Fenomena ketakutan akan kehilangan momen ini dikenal dengan istilah FOMOÂ atau Fear Of Missing Out.
Secara singkat FOMO atau Fear Of Missing Out adalah ketakutan atau kecemasan akan perasaan "tertinggal" karena tidak mengikuti suatu kegiatan tertentu. Perasaan cemas dan takut yang muncul pada diri seseorang karena kehilangan sesuatu yang baru, seperti berita, tren, atau hal lainnya. Ketakutan akan kehilangan ini mengacu pada perasaan atau persepsi bahwa orang lain sedang bersenang-senang, menjalani kehidupan yang lebih baik, atau mengalami hal-hal yang lebih baik dari kita. FOMO adalah fenomena yang baru dan masih sedikit orang yang mengetahuinya.
Salah satu penyebab FOMO adalah penggunaan media sosial. Perkembangan teknologi saat ini memudahkan kita untuk menerima jutaan informasi di luar sana, misalnya melalui Instagram. Aplikasi yang populer dan memiliki banyak pengguna di seluruh dunia ini memiliki fitur-fitur yang mendukung update video atau foto, seperti fitur story yang penuh dengan postingan rutin para penggunanya. Pengguna media sosial memiliki alat yang sempurna untuk menyoroti representasi hidup mereka yang dibuat-buat, dibesar-besarkan, atau dipalsukan di laman online mereka, yang memudahkan pengguna lain untuk iri pada mereka.Â
Dari sini, kita sebagai penonton dapat memicu perasaan cemas dan kemudian membandingkan hidup kita dengan orang lain yang terlihat lebih menyenangkan atau lebih bahagia. Karena manusia secara alami adalah makhluk sosial, yang sering membandingkan dirinya dengan orang lain, dan khususnya dengan orang-orang di sekitarnya.
FOMO bisa menjangkit siapa saja, terutama remaja atau milenial dari semua jenis kelamin dan semua usia. Seseorang yang mengalami FOMO memiliki tingkat kepuasan hidup yang lebih rendah karena terus membandingkan hidupnya dengan orang lain. Hal ini dapat berdampak pada rasa iri, karena dengan iri terhadap postingan dan kehidupan orang lain akan menimbulkan perasaan dan emosi negatif dari situs media sosial.Â
Tingkat FOMO yang tinggi tidak hanya dapat membuat orang lebih cenderung menggunakan media sosial, tetapi juga dapat membuat pengalaman itu sendiri lebih stres, terutama ketika orang yang menggunakan media sosial akibat FOMO mereka merasa tidak populer atau tidak cocok.Â
Sebuah penelitian pernah dilakukan untuk mengetahui tingkat prevalensi FOMO. Hasilnya prevalensi FOMO pada remaja adalah 50%, sedangkan pada kelompok dewasa adalah 25%. Penelitian ini juga mengemukakan bahwa, remaja secara signifikan lebih besar kemungkinan mengalami fenomena FOMO dibandingkan dengan kelompok dewasa.Â
FOMO ini dapat berdampak pada munculnya rasa takut akan momen-momen yang hilang yang dialami seseorang diantaranya tidak peduli terhadap diri sendiri dan sekitarnya akibat sibuk dengan smartphone, waktu tidur yang terganggu atau kurang, pola makan yang terganggu, sulitnya menikmati kebersamaan dalam kenyataan. hidup, dan cenderung merasa kurang tentang apa yang sudah mereka miliki. Selain itu, dampak negatif dari fenomena FoMO lainnya, antara lain sebagai pamer, membuat masyarakat tidak sabar dan ingin semuanya serba instan dan kurang bersyukur.
Namun, tidak semua yang ditimbulkan oleh FOMO itu negatif. Ada juga dampak positifnya diantaranya dengan munculnya fenomena ini, para milenial bisa menggunakan emosinya untuk memaksakan diri mencoba hal baru dan keluar dari zona nyamannya. Hal ini karena media sosial telah berhasil meruntuhkan semua hambatan komunikasi dan memperluas cara baru bagi orang untuk berkomunikasi. Di abad 21 ini, semua informasi dapat dengan mudah diakses dan dapat dibagikan kapan saja dengan dunia.
Satu hal penting lainnya yang harus diingat untuk menyikapi dan menghindari dampak negatif dari fenomena FOMO yaitu fokus pada pencapaian diri sendiri, menjadikan pencapaian sebagai motivasi untuk sukses, bukan sebagai tempat untuk membandingkannya dengan pencapaian orang lain yang akhirnya membuat stres. Serta bijaksana dan selektif dalam bermain media sosial.
Artikel Bermanfaat dan Menghibur Lainnya
“Artikel ini merupakan kiriman dari pembaca hipwee, isi artikel sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.”